Lewis Hamilton memiliki motivasi lebih untuk meraih gelar juara F1 musim ini karena harus dikejar melalui persaingan sengit melawan Max Verstappen. Ini persaingan terberat Hamilton setelah meraih tujuh gelar juara.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
JEDDAH, JUMAT – Lewis Hamilton mengawali balapan akhir pekan ini di Jeddah, Arab Saudi, dengan motivasi berlebih untuk mengudeta Max Verstappan dari puncak klasemen pebalap Formula 1. Pebalap Mercedes itu kini tinggal terpaut delapan poin dari Verstappen di puncak klasemen, dan memiliki momentum positif memasuki dua balapan terakhir musim ini. Jika Hamilton juara, rekor delapan gelar juara F1 akan jauh lebih bermakna.
Hamilton pun mengaku sangat relaks menjelang balapan di Jeddah yang sangat krusial dalam penentuan gelar juara musim ini. Dia merasa jauh berbeda dibandingkan perburuan sejumlah gelar juara sebelumnya, saat pebalap asal Inggris itu sering merasa sulit tidur.
"Sekarang saya jauh lebih yakin dengan diri sendiri dan telah menerapkan dengan lebih baik daripada sebelumnya. Saya tidak mengubah masa lalu, yang bisa saya lakukan adalah bersiap 100 persen menghadapi apa yang ada di depan saya, dan saya yakin telah melakukan itu," ungkap pebalap berusia 35 tahun itu.
Kondisi psikis itu menjadi bekal krusial Hamilton untuk kembali meraih kemenangan ketiga beruntun setelah Brasil dan Qatar. Hasil itu Itu melengkapi momentum Hamilton yang kini sedang menyala untuk memaksimalkan potensi mesin 'gurih' yang dia pakai di Interlagos, Sao Paulo. Kemenangan di Jeddah akan semakin mendekatkan Hamilton pada rekor delapan gelar juara.
Hamilton pun mengakui, gelar juara musim ini akan menjadi pencapaian paling signifikan dan bermaksa di sepanjang karier balapnya. "Akan seperti itu, ya," ujar dia.
"Itu akan menjadi sesuatu yang tidak seorangpun pernah melakukan sebelumnya. Ini pertarungan terberat yang pernah dilihat olahraga ini dalam waktu yang sangat lama. Dan yang paling menantang. Jadi, saya pikir secara keseluruhan akan jadi seperti itu. Plus, kita berada dalam pandemi, dengan segala macam hal yang kita hadapi," ungkap Hamilton di laman Formula 1, Jumat (3/12/2021).
Hamilton menjadi favorit pemenang seri Arab Saudi, karena karakter sirkuit jalan raya Jeddah dinilai cocok dengan mobil Mercedes W12. Trek sepanjang 6,174 kilometer itu memiliki tiga zona DRS yang bisa mengoptimalkan keunggulan W12 di trek lurus dibandingkan dengan mobil Red Bull RB16B bermesin Honda yang dipacu Verstappen.
Performa mesin baru di mobil Hamilton menghadirkan kejutan di Interlagos, saat dia mampu memenangi balapan setelah start dari posisi ke-10 karena penalti. Hamilton mengakui, di Brasil, mobilnya dalam setelan yang dia inginkan, namun dia merasa dirinya tidak dalam level yang berbeda dari sebelumnya, seperti diyakini oleh Mercedes. Dia justru menilai ini merupakan buah kerja tim untuk mencapai mengeluarkan potensi terbaik mereka.
Tantangan Hamilton di Jeddah juga tidak akan berkurang, karena Verstappen menegaskan dirinya tidak akan mengubah pendekatan saat balapan. Persaingan dengan Hamilton yang sangat ketat dan sering kali panas seperti di Silverstone, Monza, dan Interlagos, dia nilai dinamika wajar yang tidak mengubah apapun.
"Seperti yang telah saya lakukan sepanjang musim ini. Tidak ada yang berubah. Ini trek baru. Kami harus mempelajari trek dan saya hanya fokus pada akhir pekan berusaha menjadi sekompetitif mungkin yang saya bisa," ujar pebalap asal Belanda itu.
Sekarang saya jauh lebih yakin dengan diri sendiri dan telah menerapkan dengan lebih baik daripada sebelumnya.
"Kami sangat termotivasi. Trek seperti ini menciptakan peluang-peluang baru dan berbeda. Semoga ini akan menjadi akhir pekan yang menyenangkan dan saya harap kami akan kompetitif, tetapi sedikit terlalu dini untuk mengatakan itu saat ini. Pada simulator ini merupakan trek yang sangat cepat, jadi (saya) menantikan melihat itu langsung," ungkap Verstappen.
Dia pun mengaku tidak merasakan tekanan yang sangat besar dalam persaingan juara ini. Justru, dia merasa sangat termotivasi karena musim ini dia bisa bersaing dengan para pebalap Mercedes untuk meraih podium tertinggi. Itu pencapaian penting, karena sebelumnya dia hanya bisa bersaing meraih podium ketiga.
"Ini merupakan tahun yang sangat bagus bagi kami. Kami memiliki beberapa momen bagus dan ini lebih menyenangkan. Tahun lalu cukup membosankan bagi saya. Saya lebih banyak di posisi ketiga sepanjang waktu. Ini bukan bagaimana anda senang balapan, tetapi kadang hal itu terjadi ketika satu tim sangat dominan," tegas Verstappen.
"Saya akan berusaha membuat tetap menikmati diri saya dalam dua balapan terakhir. Tidak masalah di mana kami berakhir. Kami telah memiliki musim yang sangat bagus sebagai sebuah tim," ungkap pebalap berusia 24 tahun itu.
Dia pun menjalani aktivitas yang biasa saja menjelang balapan di Jeddah, dan menjalani melakukan beberapa hal untuk menjauhkan 'kebisingan' di luar terkait perebutan gelar juara F1. "Dengan selalu menjadi sangat netral, tidak membaca hal-hal positif dan negatif, secara umum tidak membaca terlalu banyak hal," ujar Verstappen, yang sedang menjempur gelar juara F1 pertamanya itu.
"Menyibukkan diri dengan hal-hal lain dalam hidup. Saya memasuki akhir pekan dan saya fokus pada F1 serta saya juga melakukan aktivitas saya di luar trek, bersiap di simulator. Tetapi kemudian sata juga sibuk dengan hal-hal lain, saya pikir itu sangat membantu," jelas Verstappen.
Terkait dengan potensi performa RB16B di Jeddah, Verstappen berharap timnya bisa menemukan setelan mobil yang maksimal. Dia menilai, itu lebih efektif dibandingkan menggunakan mesin baru, karena Red Bull tidak akan mendapat lonjakan performa seperti Mercedes. Mobil RB16B musim ini lebih konsisten performanya, berbeda dengan W12 yang performanya sangat bagus tetapi tidak bertahan lama.
"Kami tidak memiliki puncak itu (dalam tenaga) dengan mesin baru seperti yang dimiliki Mercedes. Mesin kami sebenarnya sangat konsisten di sepanjang usia pakainya. Jadi mengganti mesin seperti itu tidak benar-benar memberi kami peningkatan yang besar," ujar Verstappen.
Namun, penasehat Red Bull Racing Helmut Marko menilai, kalau pun akan melakukan penggantian mesin, itu mungkin akan dilakukan pada seri terakhir di Yas Marina, Abu Dhabi, 10-12 Desember. Adapun di Jeddah, Red Bull akan memaksimalkan potensi mobil mereka yang sudah kalah dari W12 sejak Brasil. Jika diurai lebih lanjut, Verstappen bahkan sudah kalah cepat sejak sesi kualifikasi di Meksiko, saat pole position selalu diraih pebalap Mercedes.