Ganda putri Indonesia, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu, dipaksa menelan kekalahan pahit dari ganda Jepang, Nami Matsuyama/Chiharu Shida, pada semifinal turnamen Final BWF World Tour.
Oleh
Yulia Sapthiani
·3 menit baca
AFP/HUMAS PBSI
Bersama Greysia Polii, Apriyani Rahayu (kanan) terjatuh saat mengembalikan kok ke ganda putri Jepang, Nami Matsuyama/Chiharu Shida, pada semifinal turnamen Final BWF World Tour, di Bali International Convention Center, Sabtu (4/12/2021). Greysia/Apriyani kalah dengan skor 14-21, 21-13, 21-23.
JAKARTA, KOMPAS — Langkah Greysia Polii/Apriyani Rahayu pada turnamen Final BWF World Tour terhenti pada semifinal. Meski turnamen ini bukan menjadi target utama mereka setelah meraih emas Olimpiade Tokyo 2020, kekalahan dengan skor tipis adalah kenyataan yang harus diterima dengan berat hati.
Di Bali International Convention Center, Sabtu (4/12/2021), Greysia/Apriyani kalah dari Nami Matsuyama/Chiharu Shida (Jepang), 14-21, 21-13, 21-23, pada pertandingan selama 1 jam 16 menit. Pada final, Matsuyama/Shida akan melawan Kim So-yeong/Kong Hee-yong (Korea Selatan) yang menang tanpa tanding melawan dua bersaudara asal Bulgaria, Gabriela Stoeva/Stefani Stoeva. Mereka mengundurkan diri karena cedera punggung yang dialami Gabriela.
Stoeva bersaudara menjadi wakil kelima yang mengundurkan diri dari Final BWF karena cedera. Pada penyisihan grup, ada dua tunggal putra yang bersaing di Grup A, yaitu Kento Momota dan Rasmus Gemke, yang mundur karena cedera. Ganda putra India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty, dan Yeo Jia Min (tunggal putri Singapura) juga tak dapat melanjutkan penampilan dalam turnamen dengan hadiah total 1,5 juta dollar AS atau sekitar Rp 21,7 miliar ini.
Pertemuan Greysia/Apriyani dengan Matsuyama/Shida menjadi yang kedua dalam sepekan terakhir setelah final Indonesia Terbuka. Saat itu, Greysia/Apriyani kalah, 19-21, 19-21.
AFP/HUMAS PBSI
Bersama Nami Matsuyama (kanan), Chiharu Shida terjatuh saat mengembalikan kok ke ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, pada semifinal turnamen Final BWF World Tour, di Bali International Convention Center, Sabtu (4/12/2021). Greysia/Apriyani kalah dengan skor 14-21, 21-13, 21-23.
Sebelum dua kali bertemu di Bali, mereka dua kali bersaing yang dimenangi Greysia/Apriyani, yaitu pada babak kedua Selandia Baru Terbuka 2017 dan perempat final Indonesia Terbuka Masters 2020.
Seperti dalam final Indonesia Terbuka, pasangan Jepang peringkat ketujuh dunia itu memperlihatkan ketangguhan dalam bertahan meski dalam posisi sulit. Kok dari pukulan Apriyani dari atas net, yang dikenal dengan sebutan bola tanggung, masih bisa dikembalikan Matsuyama/Shida. Kedua pemain Jepang itu juga sangat cepat bergerak untuk menutup lapangan agar tidak meninggalkan celah.
Greysia/Apriyani baru bisa bermain dengan nyaman pada gim kedua. Mereka akhirnya bisa unggul ketika lebih agresif dalam menyerang dan menguasai area depan lapangan.
Gim ketiga berlangsung dengan perburuan poin lebih ketat. Selisih skor terjauh adalah tiga poin yang hanya terjadi dua kali, yaitu saat Greysia/Apriyani unggul 5-2, lalu ketika Matsuyama/Shida berbalik unggul 11-8. Setelah itu, skor selalu sama sejak 14-14 hingga 21-21.
AFP/HUMAS PBSI
Ganda putri Indonesia, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu, bersorak setelah berhasil meraih poin atas ganda putri Jepang, Nami Matsuyama/Chiharu Shida, pada semifinal turnamen Final BWF World Tour, di Bali International Convention Center, Sabtu (4/12/2021). Greysia/Apriyani kalah dengan skor 14-21, 21-13, 21-23.
Setelah berkali-kali bisa menyamakan skor dengan smes dan permainan agresifnya, Apriyani membuat kesalahan pada momen kritis. Servisnya, pada skor 21-21, tidak sempurna hingga kok tak melewati net. Pasangan Jepang pun memenangi dua poin berikutnya.
”Kami mengubah strategi pada gim kedua dan ketiga menjadi lebih berani untuk mengarahkan kok ke arah yang tepat. Kami tahu bahwa pasangan Jepang tidak mudah dikalahkan, tidak mudah menyerah, dan mereka jarang membuat kesalahan. Kami pun berjuang sebaik mungkin hingga akhir,” kata Greysia.
Saya sebenarnya tidak terima hasil ini, tetapi dalam pertandingan ada yang menang dan ada yang kalah.
Setelah mengeluarkan semua kemampuan dalam perjuangan berat di laga ketat, Greysia dan Apriyani menyatakan bahwa kekalahan tersebut sulit diterima. ”Namun, kami harus tetap menerimanya. Kami harus bisa tenang kembali, lalu melakukan evaluasi untuk Kejuaraan Dunia,” ujar Gresyia yang akan tampil dalam Kejuaraan Dunia di Huelva, Spanyol, 12-19 Desember.
Apriyani dan pelatih mereka, Eng Hian, mengatakan hal serupa. ”Saya sebenarnya tidak terima hasil ini, tetapi dalam pertandingan ada yang menang dan ada yang kalah,” kata Apriyani.
AFP/HUMAS PBSI
Ganda putri Jepang, Nami Matsuyama (kiri)/Chiharu Shida, mengembalikan kok ke ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, pada semifinal turnamen Final BWF World Tour, di Bali International Convention Center, Sabtu (4/12/2021). Greysia/Apriyani kalah dengan skor 14-21, 21-13, 21-23.
Sebelum Greysia/Apriyani tampil dalam Final BWF, Eng Hian mengatakan, target utama mereka adalah Kejuaraan Dunia. ”Namun, bukan berarti kami tidak mau juara, kan? Semua pasti kecewa dengan hasil ini,” katanya.
Sementara Shida mengatakan, dia dan partnernya selalu belajar dari setiap pertemuan dengan Greysia/Apriyani. ”Kami bermain dengan kemampuan terbaik, dan mencoba terus menekan mereka,” kata Shida.
Dari ganda campuran, Yuta Watanabe/Arisa Higashino menjadi pasangan pertama yang lolos ke final. Pasangan Jepang itu mengalahkan Tang Chun Man/Tse Ying Suet (Hong Kong), 19-21, 21-9, 21-19. Lawan mereka di final adalah pemenang laga Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand) melawan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia).