Wakil Indonesia akan berjuang menang untuk lolos dari fase penyisihan grup Final BWF World Tour, yaitu Greysia/Apriyani, Praveen/Melati, dan Kevin/Marcus. Laga terakhir menjadi penentu nasib mereka selanjutnya.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tiga dari empat wakil Indonesia pada turnamen Final BWF World Tour memiliki peluang untuk tampil pada semifinal. Laga terakhir pada babak penyisihan di grup masing-masing akan menentukan kelanjutan perjalanan mereka.
Ketiga wakil yang akan berjuang menang untuk lolos dari fase grup adalah Greysia Polii/Apriyani Rahayu, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, dan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon.
Nasib mereka akan ditentukan pada pertandingan di Bali International Convention Center, Jumat (3/12/2021). Greysia/Apriyani akan berhadapan dengan Pearly Tan/Thinaah Muralitharan (Malaysia) pada persaingan ganda putri Grup A dan Praveen/Melati akan melawan Tang Chun Man/Tse Ying Suet (Hong Kong) di ganda campuran Grup B. Sementara, Kevin/Marcus akan menghadapi tantangan Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen (Denmark) pada Grup A ganda putra.
Kelanjutan perjalanan Greysia/Apriyani dan Praveen/Melati harus ditentukan melalui laga ketiga setelah mereka satu kali menang dan satu kali kalah. Adapun persaingan Grup A ganda putra tinggal menyisakan Kevin/Marcus, Astrup/Rasmussen, dan Lee Yang/Wang Chi Lin (Taiwan) setelah Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty (India) mengundurkan diri sebelum melawan Kevin/Marcus.
Diikuti delapan wakil yang dibagi dalam dua grup pada setiap nomor, babak penyisihan Final BWF digelar dengan format round robin. Dengan demikian, setiap wakil harus menjalani tiga pertandingan untuk menempati posisi dua teratas sebagai syarat lolos ke semifinal.
Praveen/Melati membuka peluang ke semifinal setelah mengalahkan Marcus Ellis/Lauren Smith (Inggris), 21-16, 21-13, pada Kamis. Kemenangan tersebut didapat setelah sehari sebelumnya dikalahkan juara bertahan, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand), yang telah memastikan lolos ke semifinal.
Kemenangan tadi sangat penting setelah sebelumnya kalah tiga gim, apalagi kami memenanginya dalam dua gim.
”Kemenangan tadi sangat penting setelah sebelumnya kalah tiga gim, apalagi kami memenanginya dalam dua gim,” kata Melati.
Selain menerapkan taktik menyerang sejak awal, Praveen/Melati berupaya untuk mengurangi kesalahan dan mempertahankan motivasi ketika berhadapan dengan Ellis/Smith. Faktor itu pula yang akan dibawa untuk melawan Tang/Tse yang tiga kali mengalahkan Praveen/Melati dari empat pertemuan. Salah satu kekalahan terjadi pada pertemuan terakhir, yaitu pada perempat final Perancis Terbuka, Oktober.
”Kami harus menjaga kondisi untuk pertandingan berikutnya. Motivasi juga harus ditambah,” kata Praveen.
Ganda campuran peringkat kelima dunia itu dalam tahap membangkitkan kembali motivasi setelah tampil buruk dalam Indonesia Masters dan Indonesia Terbuka di tempat yang sama, dua pekan beruntun sebelumnya. Mereka tersingkir pada babak pertama Indonesia Masters dan kalah di babak kedua Indonesia Terbuka.
Berbeda dengan Praveen/Melati, Greysia/Apriyani harus menentukan nasib melalui laga terakhir setelah kalah dari Kim So-yeong/Kong Hee-yong (Korea Selatan), 15-21, 18-21. Padahal, ganda putri terbaik Indonesia itu memulai penampilan dalam turnamen ini dengan baik ketika mengalahkan Rawinda Prajongjai/Jongkolphan Kittitharakul (Thailand), sehari sebelumnya.
”Kami harus melupakan kekalahan hari ini karena masih ada pertandingan berikutnya,” kata Greysia yang kesulitan menembus tangguhnya pertahanan Kim/Kong.
Selain para senior, Indonesia juga diwakili ganda putra muda, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan. Namun, perjalanan mereka dalam debut di Final BWF dipastikan berakhir pada fase grup. Meski menyisakan satu pertandingan lagi, melawan Christo Popov/Toma Junior Popov, dua kekalahan yang dialami salah satu ganda putra pelapis di pelatnas utama itu membuat mereka tak bisa menempati peringkat dua teratas Grup B.
Pramudya/Yeremia sebenarnya memiliki peluang menang ketika berhadapan dengan pasangan Malaysia, Ong Yew Sin/Teo Ee Yi, tetapi kesalahan yang dibuat pada momen kritis membuat peluang tersebut hilang. Pramudya/Yeremia kalah 21-12, 11-21, 18-21 setelah sehari sebelumnya kalah dari Takuro Hoki/Yugo Kobayashi (Jepang).
”Kesempatan tampil di sini menambah jam terbang kami dalam turnamen besar. Kami bisa membandingkan kualitas kami dengan pemain top dunia,” kata Yeremia.
Apresiasi Presiden
Presiden Joko Widodo menjadi tamu turnamen pada Kamis. Presiden menyampaikan apresiasi di depan tim putra Indonesia sebagai juara ajang beregu putra Piala Thomas 2020 yang penyelenggaraannya mundur setahun karena pandemi Covid-19. Indonesia menjuarai ajang yang digelar di Denmark, 9-17 Oktober tersebut. Presiden juga menyempatkan diri bermain di lapangan latihan, di antaranya bersama Hendra Setiawan dan Jonatan Christie.
Hampir semua anggota tim Thomas Indonesia, kecuali Kevin/Marcus, sebenarnya telah pulang ke Jakarta sejak pekan lalu untuk berlatih menjelang Kejuaraan Dunia di Spanyol, 12-19 Desember. Hendra dan kawan-kawan kembali ke Bali, kemarin, karena kedatangan Presiden ke tempat kejuaraan. Namun, belum ada bentuk apresiasi konkret dari pemerintah untuk gelar juara yang terakhir kali didapat Indonesia pada 2002 itu.