Lupakan Kekalahan, Greysia/Apriyani Bersiap untuk Laga Lain
Greysia Polii/Apriyan Rahayu kalah pada pertandingan kedua Grup A Final BWF World Tour saat melawan pasangan Korea Selatan, Kim So-yeong/Kong Hee-yong. Kini Greysia/Apriyani fokus pada pertandingan berikutnya.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah mengawali penampilan dalam turnamen Final BWF World Tour dengan kemenangan meyakinkan, Greysia Polii/Apriyan Rahayu kalah pada pertandingan kedua dalam persaingan ganda putri Grup A. Memiliki kesempatan lain dalam pertandingan terakhir pada penyisihan grup, peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 itu segera melupakan kekalahan.
Kekalahan tersebut dialami saat mereka berhadapan dengan pasangan Korea Selatan, Kim So-yeong/Kong Hee-yong, di Bali International Convention Center, Kamis (2/12/2021). Greysia/Apriyani kalah 15-21, 18-21.
Kami kesulitan menyerang karena pertahanan mereka sangat rapat. Kami memang kalah, tetapi akan segera melupakan kekalahan ini karena masih ada pertandingan lain, besok.
”Kami kesulitan menyerang karena pertahanan mereka sangat rapat. Kami memang kalah, tetapi akan segera melupakan kekalahan ini karena masih ada pertandingan lain, besok,” komentar Greysia.
Final BWF adalah kejuaraan yang diikuti delapan wakil terbaik dari setiap nomor berdasarkan penampilan dalam turnamen BWF World Tour (Super 300, 500, 750, dan 1000) sepanjang tahun ini. Menjadi bagian dari delapan wakil itu adalah peraih emas Tokyo 2020, seperti Greysia/Apriyani.
Setiap pemain memulai persaingan dalam babak penyisihan pada dua grup di masing-masing nomor. Dengan menggunakan format round robin, setiap wakil bermain tiga kali di grup untuk menempati peringkat dua teratas, guna lolos ke semifinal.
Pertandingan Greysia/Apriyani melawan Kim/Kong menjadi pertemuan dua pasangan yang memenangi laga pertama mereka pada Rabu. Greysia/Apriyani mengalahkan Jongkolphan Kittitharakul/Rawinda Prajongjai (Thailand), 21-15, 21-12, sementara Kim/Kong menang atas Pearly Tan/Thinaah Muralitharan (Malaysia), 21-14, 21-14.
Sejak berpasangan pada 2017, Kim/Kong langsung menyulitkan ganda putri elite dunia. Mereka pun menambah daftar lawan tangguh di tengah gempuran pasangan Jepang yang selalu menyulitkan Greysia/Apriyani.
Dalam dua pertemuan yang hanya berselang sepekan pada Juli 2019, Greysia/Apriyani kalah dari Kim/Kong pada babak kedua Indonesia Terbuka dan perempat final Jepang Terbuka. Ganda putri terbaik Indonesia itu baru bisa membalasnya pada semifinal Indonesia Masters 2020, turnamen yang akhirnya mereka juarai.
Namun, Greysia/Apriyani benar-benar dibuat kesulitan pada pertemuan di Bali. Irama permainan yang cenderung lambat, karena banyak reli panjang, menguras tenaga dan fokus. Dalam situasi ini, mereka kesulitan menembus pertahanan lawan.
”Pasangan Korea lebih bagus dari kami. Mereka jarang membuat kesalahan,” kata Apriyani.
Meski unggul dalam statistik pertemuan sebelumnya, Kim tak menduga bisa mengalahkan Greysia/Apriyani. ”Pertandingan kami selalu berlangsung ketat, jadi, kami senang bisa menang dua gim,” ujar Kim.
Setelah kalah dari Kim/Kong, pasangan Indonesia peringkat keenam dunia itu langsung bersiap untuk menjalani pertandingan ketiga melawan Tan/Muralitharan. Meski unggul 4-0 dari pertemuan sebelumnya, Greysia/Apriyani selalu disulitkan pasangan peringkat ke-17 dunia tersebut dalam dua pertemuan terakhir. Mereka harus memenangi pertandingan dalam tiga gim pada perempat final kejuaraan beregu, Piala Sudirman, dan babak pertama Denmark Terbuka dalam sebulan terakhir.
Selain Greysia/Apriyani, wakil Indonesia lain yang akan tampil Kamis ini adalah ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan. Kedua pasangan tersebut kalah pada pertandingan Rabu.
Final BWF kembali kehilangan wakil yang mengundurkan diri karena cedera, yaitu tunggal putri asal Singapura, Yeo Jia Min, dan ganda putra India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty.
Yeo mundur saat tertinggal 7-21, 9-15 dari Busanan Ongbamrungphan (Thailand) pada persaingan Grup B karena cedera lutut kiri. Sementara Rankireddy/Shetty mengundurkan diri sebelum bertanding melawan pasangan Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, pada Grup A, Kamis sore.
Dengan demikian, ada empat wakil yang mengundurkan diri dari turnamen karena cedera. Sehari sebelumnya, dua tunggal putra yang bersaing pada Grup A, yaitu Kento Momota (Jepang) dan Rasmus Gemke (Denmark), mundur. Viktor Axelsen dan Lakhsya Sen, dua pemain tersisa pada grup tersebut, berhak langsung lolos ke semifinal. Pertemuan keduanya, pada hari ini, akan menentukan posisi juara dan peringkat kedua grup.
Meski babak penyisihan grup diselenggarakan dalam format round robin (setiap wakil bertanding tiga kali di grup masing-masing), pemain yang cedera di tengah turnamen/pertandingan dinilai mengundurkan diri dari turnamen. Hasil pertandingan yang telah dijalani pun dihapus.
Padatnya jadwal turnamen sejak akhir September di Eropa membuat pemain kelelahan hingga banyak di antara mereka cedera. Termasuk di dalam jadwal padat tersebut adalah ajang-ajang besar, yaitu Piala Sudirman, Piala Thomas dan Uber, Denmark Terbuka Super 1000, Indonesia Terbuka Super 1000, dan Final BWF.
Axelsen, tunggal putra nomor satu dunia, menyatakan kekecewaan atas situasi ini dalam akun Twitter, Rabu malam, meski unggahan tersebut akhirnya dihapus. Dia menyesal dengan adanya pemain cedera, lalu mengundurkan diri dari Final BWF yang seharusnya menjadi persaingan atlet terbaik.
”Jadwal padat, secara perlahan memunculkan dampak pada pemain. Saya turut menyesal atas adanya pemain-pemain yang cedera,” katanya.