Greysia Polii/Apriyani Rahayu memulai penampilan dalam turnamen Final BWF World Tour dengan mulus. Kemenangan atas Jongkolphan Kittitharakul/Rawinda Prajongjai menempatkan Greysia/Apriyani pada puncak klasemen.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ganda putri nomor satu Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, memulai penampilan dalam turnamen Final BWF World Tour dengan sangat baik. Kemenangan dua gim menjadi bekal berharga untuk lolos dari penyisihan grup.
Greysia/Apriyani mengawali penampilan mereka pada babak penyisihan ganda putri Grup A dengan kemenangan atas pasangan Thailand, Jongkolphan Kittitharakul/Rawinda Prajongjai. Pada pertandingan di Bali International Convention Center, Rabu (1/12/2021), mereka menang 21-15, 21-12.
Kemenangan tersebut menempatkan Greysia/Apriyani pada puncak klasemen sementara Grup A karena memiliki selisih poin menang-kalah (42-27) yang lebih baik dibandingkan dengan ganda Korea Selatan, Kim So-yeong/Kong Hee-yong, yang juga menang dua gim. Mereka menang atas Pearly Tan/Thinaah Muralitharan (Malaysia), 21-14, 21-14, sehingga memiliki selisih poin 42-28.
Kami bersyukur bisa menang karena lawan adalah pemain yang baik. Untuk turnamen Final BWF, bisa menang dalam dua gim tentu lebih baik dibandingkan tiga gim. Kami sebenarnya sudah bersiap untuk reli-reli panjang, tetapi pertandingan rupanya berjalan bisa lebih cepat.
”Kami bersyukur bisa menang karena lawan adalah pemain yang baik. Untuk turnamen Final BWF, bisa menang dalam dua gim tentu lebih baik dibandingkan tiga gim. Kami sebenarnya sudah bersiap untuk reli-reli panjang, tetapi pertandingan rupanya berjalan bisa lebih cepat,” kata Greysia.
Final BWF menjadi turnamen terakhir dalam Festival Bulu Tangkis Indonesia di Nusa Dua, Bali, sejak 16 November. Dua kejuaraan lainnya adalah Indonesia Masters BWF World Tour Super 750 (16-21 November) dan Indonesia Terbuka Super 1000 (23-28 November).
Berbeda dengan dua turnamen sebelumnya, Final BWF hanya diikuti delapan wakil pada setiap nomor, yaitu delapan peringkat teratas daftar peringkat ”Menuju Bali”. Termasuk di antara delapan peserta itu adalah peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020, yaitu Greysia/Apriyani, Lee Yang/Wang Chi Lin (ganda putra Taiwan), dan Viktor Axelsen (tunggal putra Denmark). Peraih emas asal China, yaitu Chen Yufei (tunggal putri) dan Wang Yilyu/Huang Dongping (ganda campuran), tak tampil dalam semua turnamen di Bali.
Babak penyisihan masing-masing nomor diselenggarakan dalam format round robin dalam dua grup dengan dua peringkat teratas berhak tampil pada semifinal. Maka, ketika nasib setiap pemain bisa ditentukan berdasarkan jumlah kemenangan, selisih gim, hingga selisih poin, kemenangan dengan skor telak akan membuka peluang lebih besar untuk lolos dari penyisihan grup.
Persaingan Greysia/Apriyani dan Kittitharakul/Prajongjai menjadi pertemuan kedelapan dan yang keempat pada tahun ini. Greysia/Apriyani memenangi tiga pertemuan terakhir, salah satunya pada semifinal Indonesia Terbuka, pekan lalu.
Setelah mengalahkan Kittitharakul/Prajongjai dalam perempat final kejuaraan Piala Uber, di Denmark, Oktober, dalam laga satu jam 32 menit, Greysia/Apriyani bermain kian solid pada dua pertandingan setelah itu, termasuk dalam Final BWF. Apriyani, yang 11 tahun lebih muda dari Greysia, sangat jeli menempatkan kok ke area lapangan kosong ketika lawan lengah.
Meski mendapat hasil baik pada pertandingan pertama, Apriyani mengatakan, dirinya dan Greysia harus menjaga semangat dan motivasi untuk selalu menang, termasuk untuk melawan Kim/Kong, Kamis. Meski menang pada pertemuan terakhir, yaitu pada semifinal Indonesia Masters 2020, Greysia/Apriyani tertinggal 1-2.
Mereka harus sangat waspada karena Kim/Kong memiliki tipe permainan yang berbeda dibandingkan dengan ganda putri pada umumnya, yaitu bermain cepat dengan pukulan penuh tenaga. Pelatih ganda putri pelatnas Eng Hian bahkan pernah menyebut permainan Kim/Kong seperti pemain ganda putra.
Selain Greysia/Apriyani, Indonesia diwakili Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan dua ganda putra, yaitu Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan.
Menang dua gim
Dua tunggal putri yang bersinar dalam Festival Bulu Tangkis Indonesia di Bali, yaitu Akane Yamaguchi dan An Se-young, juga memetik kemenangan pertama pada Grup B masing-masing dalam dua gim. Yamaguchi menang 21-11, 21-14 atas Yeo Jia Min (Singapura), sementara An mengalahkan Busanan Ongbamrungphan (Thailand), 21-16, 21-5.
Yamaguchi dan An telah menciptakan rivalitas sengit, terutama pada tahun ini. Empat dari delapan pertemuan (mereka berbagi empat kemenangan) terjadi dalam rentang sebulan sejak Oktober, yaitu pada kejuaraan Piala Uber, final Denmark Terbuka, semifinal Perancis Terbuka, dan final Indonesia Masters. Mereka berbagi dua kemenangan dari empat pertandingan tersebut.
An, yang berusia 19 tahun dan lima tahun lebih muda dari Yamaguchi, bahkan tampil gemilang dengan menjuarai Indonesia Masters dan Indonesia Terbuka. Dua gelar tersebut membuatnya percaya diri menjalani Final BWF untuk kedua kalinya setelah lolos hingga semifinal pada 2020.
Pada tunggal putra, Lee Zii Jia (Malaysia) mendapat kemenangan pertama selama berada di Bali. Pada persaingan di Grup B, dia mengalahkan pemain muda Thailand, Kunlavut Vitidsarn, 21-15, 21-16.
Lee tampil pada Indonesia Masters dan Indonesia Terbuka, tetapi selalu kalah pada babak pertama. Cedera punggung dan kelelahan setelah menjalani agenda ketat dalam dua bulan terakhir, turut berperan dalam kekalahannya itu.
”Saya bisa beristirahat dalam tiga pekan terakhir hingga kondisi saya membaik untuk mengikuti turnamen ini. Saya senang bisa mendapat kemenangan pertama di Bali,” katanya.