Lionel Messi menyabet Ballon d’Or ketujuh dalam kariernya. Namun, sejumlah pihak menilai, Robert Lewandowski juga layak meraihnya. Kritikan keras pun dilontarkan kepada penyelenggara, antara lain dari Cristiano Ronaldo.
Oleh
Yulvianus Harjono
·5 menit baca
PARIS, SELASA — Lionel Messi, megabintang Paris Saint-Germain dan tim nasional Argentina, menyabet penghargaan pesepak bola putra terbaik sejagat 2021 pada malam penganugerahan Ballon d’Or di Paris, Perancis, Selasa (30/11/2021) dini hari WIB. Meskipun demikian, banyak pihak yang menilai pemain lainnya, seperti Robert Lewandowski, lebih layak mendapatkan gelar prestisius itu.
Messi, yang hijrah ke PSG dari Barcelona pada musim panas lalu, menyabet penghargaan pemain putra terbaik Ballon d’Or untuk ketujuh kalinya sepanjang kariernya. Dengan demikian, ia memperpanjang rekor penghargaan dari majalah France Football itu, melampaui lima gelar yang dikoleksi Cristiano Ronaldo, bintang baru Manchester United. Messi meraih penghargaan itu pada 2009, 2010, 2011, 2012, 2015, 2019, dan 2021.
Messi meraup total 613 poin dari pemilihan yang dilakukan oleh 180 perwakilan jurnalis dari sejumlah negara. Poinnya itu hanya unggul tipis dari Lewandowski yang meraih 580 poin. Posisi ketiga dan keempat masing-masing ditempati gelandang Chelsea, Jorginho (460 poin), dan striker Real Madrid, Karim Benzema (239).
Keberhasilan Messi meraih penghargaan prestisius itu tidak terlepas dari kiprahnya, baik di level klub maupun timnas. Meskipun gagal membawa Barcelona meraih gelar juara Liga Spanyol dan Liga Champions pada musim lalu, pemain berjuluk ”La Pulga” itu tampil produktif dengan mengoleksi 38 gol dari 48 laga di berbagai ajang untuk Barca pada musim 2020-2021. Barca pun menyabet gelar Piala Raja (Copa del Rey).
Faktor lain yang dianggap para jurnalis menjadi penentu keberhasilan Messi meraih Ballon d’Or adalah ia membawa Argentina mengakhiri 28 tahun paceklik gelar juara melalui raihan Copa America 2021 di Brasil pada musim panas lalu. Pada turnamen itu, Messi juga menyabet dua gelar individu sekaligus, yaitu pemain terbaik dan pencetak gol terbanyak dengan empat gol.
”Saya sangat senang berada di sini, tetap bertarung untuk meraih trofi baru. Saya tidak tahu berapa lama lagi waktu tersisa saya (untuk tetap kompetitif), tetapi saya berharap masih ada lagi (trofi-trofi lainnya). Saya berterima kasih kepada semua rekan di Barcelona dan Argentina,” ujar Messi, yang kini berusia 34 tahun, dalam pidatonya saat menerima penghargaan itu.
Rendah hati
Meskipun dinyatakan sebagai yang terbaik malam itu, Messi dengan rendah hati mengakui, ada pemain lainnya yang juga layak mendapatkan Ballon d’Or, penghargaan insan sepak bola yang sejak 2016 lalu mengakhiri kerja sama dengan FIFA. Dengan demikian, mulai 2016, ada dua penghargaan pemain terbaik dunia, yaitu versi Ballon d’Or dan FIFA.
Pascal Ferre telah berbohong. Dia mencatut namanya untuk mempromosikan dirinya dan publikasi (majalah) miliknya. Kebohongan itu tidak bisa diterima untuk orang yang bertanggung jawab dalam penganugerahan penghargaan seperti ini.
Salah satu pemain yang banyak disebut juga layak menyabet gelar itu adalah Lewandowski, peraih penghargaan striker terbaik Ballon d’Or 2021. Striker jangkung 33 tahun itu tampil fenomenal pada musim lalu. Ia mencetak 48 gol untuk Bayern, 41 gol di antaranya ditorehkan di Liga Jerman.
Jumlah gol itu menjadi rekor baru di Liga Jerman, melampaui catatan Gerd Mueller pada beberapa dekade lalu. Bayern pun tampil dominan, yaitu menyabet empat gelar semusim, yaitu Liga Jerman, Piala Super Eropa, Piala Super Jerman, dan Piala Dunia Antarklub.
Ia bahkan sempat digadang-gadang menjadi kandidat terkuat peraih Ballon d’Or pada tahun lalu karena membawa Bayern meraih gelar Liga Champions Eropa tahun 2020. Namun, Ballon d’Or tahun 2020 ditiadakan akibat pandemi Covid-19. Meskipun begitu, Lewandowski menyabet gelar pemain putra terbaik dunia versi FIFA pada 2020. Ia juga meraih gelar serupa versi UEFA (Federasi Sepak Bola Uni Eropa) pada tahun itu.
Tidak heran, sejumlah penggemar sepak bola sejagat bereaksi negatif atas penghargaan pemain terbaik putra Ballon d’Or yang diraih Messi. Lewat media sosial, mereka menyebut kemenangan Lewandowski untuk meraih Ballon d’Or pertamanya telah ”dirampok”. Padahal, sebetulnya, award itu dihitung dari penampilan pemain sepanjang semusim terakhir, bukan dua tahun.
Messi pun ikut bersimpati. ”Saya mau menyampaikan ke Robert (Lewandowski) bahwa sebuah kehormatan bagi saya menjadi rival Anda. Semua orang akan berkata Anda laik meraihnya (trofi Ballon d’Or) pada tahun lalu,” ujar Messi mencoba menghibur Lewandowski.
Bukan hanya Lewandowski, ada banyak pemain sepak bola yang faktanya tampil luar biasa, tetapi tidak meraih Ballon d’Or. Virgil van Dijk, bek tengah Liverpool, misalnya, sempat digadang-gadang menjadi kandidat terkuat peraih Ballon d’Or pada 2019 setelah memimpin ”The Reds” meraih trofi Liga Champions dan nyaris menjuarai Liga Inggris.
Namun, gelar itu lantas disabet Messi. Selama ini, pada penghargaan Ballon d’Or, seorang pemain bertahan memang sangat sulit meraihnya. Terakhir kali pemain berposisi bek yang meraihnya adalah Fabio Cannavaro (Italia) pada 2006 silam. Saat itu, ia membawa Italia meraih trofi Piala Dunia.
Lalu, ada Luis Suarez, striker gaek yang kini membela Atletico Madrid. Ia juga dijagokan menyabet Ballon d’Or pada 2016 karena tampil fenomenal dengan mencetak 37 gol untuk Barca di Liga Spanyol. Torehan golnya itu lebih banyak lima gol daripada Messi.
Suarez, yang memberikan trofi Ballon d’Or ke Messi pada seremoni di Paris, tadi malam, membawa Barca meraih trofi Liga Spanyol dan Piala Raja pada 2016 lalu. Namun, realitasnya, gelar pemain terbaik sejagat saat itu diberikan ke Ronaldo yang mempersembahkan gelar Liga Champions untuk Real Madrid dan Piala Eropa untuk timnas Portugal.
Dinilai berbohong
Adapun tahun ini, Ronaldo hanya menempati peringkat keenam dalam hasil voting Ballon d’Or. Ronaldo pun lagi-lagi absen dalam malam penganugerahan penghargaan itu, kemarin. Seperti biasa, absennya Ronaldo lagi-lagi dikaitkan rivalitas sengitnya dengan Messi. Ronaldo pun buka suara dan terang-terangan mengkritik penyelenggara, France Football.
Ia menyebut France Football telah membuat kebohongan besar. Hal itu terkait pernyataan Pimpinan Redaksi France Football Pascal Ferre di koran terkemuka Amerika Serikat, The New York Times, pada pekan lalu. Ia menyebut Ronaldo hanya mempunyai satu ambisi tersisa, yaitu mengoleksi trofi Ballon d’Or lebih banyak ketimbang Messi. ”Saya tahu itu karena ia berkata sendiri kepada saya,” ujar Ferre.
”Pascal Ferre telah berbohong. Dia mencatut namanya untuk mempromosikan dirinya dan publikasi (majalah) miliknya. Kebohongan itu tidak bisa diterima untuk orang yang bertanggung jawab dalam penganugerahan penghargaan seperti ini,” balas Ronaldo di akun Instagram-nya. (AP/AFP)