Kesuksesan Borobudur Marathon memunculkan ide untuk membuat ajang ini menjadi lebih besar. Diharapkan, Borobudur Marathon semakin bergengsi dan dirindukan pelari
Oleh
I GUSTU AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA, NICO CITRA ANUGRAHANTO
·4 menit baca
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Para pelari elite putra meninggalkan garis start saat dimulainya Borobudur Marathon 2021 powered by Bank Jateng di Taman Lumbini, Kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, Sabtu (27/11/2021). Sebanyak 26 pelari elite putra nasional turun di ajang maraton ini.
MAGELANG, KOMPAS – Borobudur Marathon Elite Race Powered by Bank Jateng berjalan lancar meski untuk kali kedua berlangsung di masa pandemi Covid-19. Pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat serta manajemen profesional membuat Borobudur Marathon menjadi magnet para pelari elite nasional. Lompatan besar ke depan sedang dipersiapkan untuk membuat Borobudur Marathon menjadi agenda internasional.
Sebanyak 42 pelari elite nasional meramaikan Borobudur Marathon tahun ini. Penyelenggara menerapkan protokol kesehatan ketat untuk mencegah penularan Covid-19. Sejak keberangkatan dari daerah masing-masing hingga tiba di Magelang, Jawa Tengah, para pelari menjalani penapisan ketat untuk memastikan mereka negatif Covid-19. Begitu memasuki hotel, pelari masuk dalam sistem gelembung dan dilarang kontak dengan orang luar.
Penerapan prokes itu tidak hanya berlaku bagi pelari, juga bagi setiap orang yang terlibat di dalam ajang ini. Menteri Pemuda dan Olahraga Zainuddin Amali yang hadir menyaksikan Borobudur Marathon tidak terkecuali harus mengikuti protokol kesehatan tersebut.
”Prokesnya luar biasa ketat. Saya begitu datang langsung ditanya hasil tes PCR. Ini satu contoh yang baik. Menyelenggarakan ajang olahraga di tengah pandemi, tetapi prokesnya tetap terjaga. Itu sekaligus membantu pemerintah,” kata Zainudin usai menyaksikan lomba di Komplek Taman Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (27/11/2021).
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Pelari elite putri melintas di samping genangan air saat turun di ajang Borobudur Marathon 2021 powered by Bank Jateng di Taman Lumbini, Kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, Sabtu 27/11/2021).
Zainudin mengatakan, Borobudur Marathon menjadi penyemangat bagi pelari karena menjadi salah satu ajang maraton yang tetap berlangsung di masa pandemi. Ia berharap lomba ini dapat berlangsung terus setiap tahun dan menarik semakin banyak pelari.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menyampaikan, pelaksanaan Borobudur Marathon tahun ini terasa lebih meriah karena penanganan Covid-19 relatif lebih terkendali dibandingkan dengan tahun lalu. Menurut Ganjar, tidak mudah menggelar kegiatan yang melibatkan banyak orang di tengah pandemi.
Ia mengapresiasi para pelari yang bersedia bekerja sama untuk mematuhi prokes sepanjang Borobudur Marathon berlangsung. Selain itu, semangat para pelari juga tampil luar biasa. Meski berlomba di lintasan berulang sebanyak 12 putaran, mereka tetap bersemangat berlari hingga akhir.
Lebih besar
Melihat sejumlah pencapaian dan perbaikan Borobudur Marathon, Ganjar mempunyai ide untuk membawa ajang ini lebih besar. Bersama konsorsium Borobudur Marathon yang terdiri atas Pemprov Jateng, Yayasan Borobudur Marathon dan Harian Kompas, Ganjar berencana untuk membuat semacam sister marathon.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Pelari kelas elite putri berpacu pada lomba lari Borobudur Marathon 2021 Powered by Bank Jateng di kompleks Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (27/11/2021). Lomba tersebut diikuti oleh 42 pelari yang terdiri dari 26 pelari elite putra dan 16 pelari elite putri.
Ganjar membidik Tokyo Marathon sebagai sister marathon dari Borobudur Marathon. Konsep ini memungkinkan penyelenggara Borobudur Marathon untuk belajar secara langsung pengelolaan peserta, kurasi akomodasi, pendataan, dan potensi ekonomi.
Ide itu tercetus karena Ganjar menilai, untuk menjadikan Borobudur Marathon makin bergengsi, perlu penyelenggara yang lebih profesional. Harapan serupa diutarakan Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas, Budiman Tanuredjo, yang menginginkan Borobudur Marathon menjadi ajang lari luar ruangan yang semakin dirindukan dan diminati pecinta olahraga lari.
Kami sudah mulai lobi dan menjajaki kemungkinan dengan yang lain. Apakah dengan Boston Marathon atau Berlin Marathon. Kalau itu bisa dilakukan, maka elite race ini bisa lebih banyak
”Kami sudah mulai lobi dan menjajaki kemungkinan dengan yang lain. Apakah dengan Boston Marathon atau Berlin Marathon. Kalau itu bisa dilakukan, maka elite race ini bisa lebih banyak,” kata Ganjar.
Dominasi pelari nasional
Borobudur Marathon menarik perhatian pelari nasional yang sebelumnya berlaga di PON Papua. Duet peraih emas maraton di Papua, Agus Prayogo dan Odekta Elvina Naibaho, mengulang sukses mereka, kali ini di Borobudur Marathon. Mereka mengungguli pemenang tahun lalu, Betmen Manurung dan Pretty Sihite.
KOMPAS/Ferganata Indra Riatmoko
Pelari kelas elite putra Agus Prayogo mencapai finis pada lomba lari marathon kelas elite Borobudur Marathon 2021 Powered by Bank Jateng di kompleks Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (27/11/2021). Agus finis pertama dengan catatan waktu 2 jam 32 menit 21 detik.
Agus tampak prima dan percaya diri sejak awal lomba berlangsung. Pelari bertubuh jangkung itu mengambil kecepatan tinggi sejak awal berlari. Memasuki putaran kelima, Agus membangun jarak dengan pelari lainnya.
Agus finis dengan waktu tercepat, 2 jam 32 menit 21 detik. Catatan waktu ini lebih baik daripada saat dia merebut emas maraton PON Papua, yakni 2 jam 33 menit 9 detik. Agus unggul tiga menit dari Muhammad Ady Saputra di peringkat kedua, disusul Iqbal Saputra di posisi ketiga.
Di bagian putri, Odekta bahkan unggul hingga 16 menit dari Pretty yang menempati posisi kedua. Pelari asal Sumatera Utara yang mewakili DKI Jakarta di PON Papua itu berinisiatif melaju cepat sejak awal. Dia menjaga kecepatannya berlari dengan melempar senyum ke penonton dan panitia yang memberikan semangat.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Pelari kelas elite putri Odekta Elvina Naibaho memacu kecepatan saat mengikuti lomba lari marathon kelas elite Borobudur Marathon 2021 Powered by Bank Jateng di kompleks Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (27/11/2021). Odekta finis pada urutan pertama dengan catatan waktu 3 jam 2 menit 48 detik.
Konsistensi Odekta menjaga langkah cepatnya berbuah catatan waktu 3 jam 2 menit 48 detik. Adapun Pretty mencatat waktu 3 jam 18 menit 59 detik, disusul Irma Handayani di posisi ketiga dengan 3 jam 19 menit 13 detik.
Menurut Agus dan Odekta, dominasi pelari nasional di Borobudur Marathon disebabkan persiapan mereka lebih matang. Sebelum PON Papua, Agus dan Odekta yang sama-sama tergabung di pemusatan latihan nasional telah dipersiapkan untuk mengikuti SEA Games 2021 di Vietnam.
”Hal itu menjadi salah satu kunci kesuksesan mengapa kami juara di PON lalu mendominasi juga di Borobudur Marathon. Kami konsisten dalam berlatih, apalagi dibina di pelatnas. Itu kelebihan kami berdua,” ujar Agus.