Ratu lompat jauh Indonesia, Maria Natalia Londa, kian menghayati teknik start barunya. Sekarang dia bersiap mempraktikkannya dalam Kejuaraan Golden Fly Series 2021 agar semakin terbiasa dalam perlombaan sesungguhnya.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Ratu lompat jauh Indonesia, Maria Natalia Londa, saat latihan mematangkan teknik start baru di Stadion Madya Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (26/11/2021). Dalam dua pekan terakhir, Maria semakin memahami teknik start baru yang tengah dilatih.
JAKARTA, KOMPAS — Dalam dua pekan terakhir, ratu lompat jauh Indonesia, Maria Natalia Londa, kian memahami teknik start baru dari cara standing start di check mark atau titik start menjadi flying start yang mengambil ancang-ancang 3-5 meter sebelum check mark. Maria masih memiliki satu sesi lagi untuk semakin memperdalam teknik baru yang diusulkan konsultan pelatih asal Amerika Serikat, Harry Marra, ini sebelum mengujinya dalam Kejuaraan Golden Fly Series 2021 di Phuket, Thailand, 3-5 Desember.
”Tidak mudah mengubah teknik standing start yang sudah menjadi pakem saya selama kurang lebih 20 tahun terakhir. Tetapi, karena ingin terus mencoba menjadi lebih baik walau usia yang tidak muda, saya bertekad menguasai teknik baru cara flying start ini. Saya telah melatihnya di lintasan tiga kali dalam dua pekan ini. Progresnya terus membaik dan saya rasa semakin terbiasa dengan teknik baru ini,” ujar Maria saat ditemui sehabis berlatih di Stadion Madya Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (26/11/2021).
Dalam latihan kali ini, Maria bersama pelatih yang juga suaminya, I Made Sukariata, fokus menjalani program teknik di lintasan sejak pukul 06.00 hingga pukul 08.00. Latihan diawali dengan pemanasan sebelum turun ke program inti. Setelah pemanasan sekitar 15 menit, Maria yang sudah berusia 31 tahun ini langsung menjajal teknik baru.
Latihan teknik itu dibagi dua sesi, yakni tiga kali melakukan start tanpa melompat dan mendarat ke bak pasir serta tiga kali melakukan start lengkap dengan melompat dan mendarat ke bak pasir. Dari tiga percobaan lengkap itu, Maria sukses melakukan semua lompatan dengan sah, atau kaki tidak melewati garis papan tumpu, dan mendarat di bak pasir dengan meyakinkan. Jarak lompatannya memang tidak diukur dengan alat pengukur, tetapi diperkirakan rata-rata sekitar 6 meter.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Ratu lompat jauh Indonesia, Maria Natalia Londa, saat latihan mematangkan teknik start baru di Stadion Madya Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (26/11/2021).
Bagi Maria, hasil latihan itu sangat memuaskan. Sebab, dalam latihan start lengkap dengan melompat dan mendarat ke bak pasir beberapa hari sebelumnya, Maria yang kelahiran Denpasar, Bali, ini hanya sekali sukses melakukan lompatan sah, yakni di lompatan ketiga dari tiga percobaan.
Adapun Maria pertama kali mencoba latihan teknik baru di lintasan pada Senin (15/11/2021), tetapi belum mencoba untuk melompat dan mendarat. ”Sejauh ini, perubahan pola pikir saya untuk menjalani teknik baru ini berjalan dengan baik,” kata atlet peraih emas lompat jauh putri Asian Games Incheon 2014 tersebut.
Tantangan dan keuntungan
Maria mengatakan, tantangan utamanya untuk menguasai teknik baru ini adalah pola pikir. Selama ini, dia melakukan standing start dengan check mark berjarak 35,8 meter dari papan tumpu tanpa berpikir lagi. Startnya sudah otomatis untuk memulai langkah dari kaki kiri dan melangkah sebanyak 19 kali kanan-kiri agar tepat menapak kaki kanan, atau kaki terkuatnya di papan tumpu, sebelum melompat.
Sejauh ini, perubahan pola pikir saya untuk menjalani teknik baru ini berjalan dengan baik.
Ketika mencoba start baru, Maria mengaku, dirinya kadang ragu dalam mengambil ancang-ancang 3-5 meter sebelum check mark. Akhirnya, dia melakukan start dengan berpikir atau tidak lepas secara otomatis. ”Jadi, saya masih sering kepikiran bagaimana caranya agar kaki saya bisa tepat berada di check mark. Kalau tidak tepat, langkah kakinya tidak pas, dan di papan tumpu pasti diskualifikasi atau lompatan tidak sah (kaki melewati garis papan tumpu),” kata Maria.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Ratu lompat jauh Indonesia, Maria Natalia Londa, melakukan pemanasan sebelum latihan mematangkan teknik start baru di Stadion Madya Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (26/11/2021).
Meski demikian, Maria menuturkan, tantangan itu tidak menjadi penghalang untuk mendalami teknik baru tersebut. Apalagi, ada keuntungan besar dari teknik baru. Cara flying start memungkinkannya untuk mendapatkan percepatan langkah sebelum check mark.
Teknik itu bisa menambah tenaga untuk melompat dan berpeluang mencapai jarak mendarat lebih jauh. ”Sekarang, saya berusaha agar irama start baru ini semakin membaik agar hasil lompatannya bisa optimal,” ungkap Maria.
Cepat beradaptasi
Made mengutarakan, secara keseluruhan, Maria cukup cepat beradaptasi dengan teknik baru tersebut. Dalam waktu kurang dari sebulan, dia telah mempraktikan teknik itu dengan baik dan bisa melompat tanpa diskualifikasi pada latihan terakhir ini.
”Karena punya pengalaman panjang, Maria sudah paham betul dengan seluk-beluk lompat jauh. Maka itu, dia cepat memahami bagaimana caranya untuk menguasai teknik baru ini,” tuturnya.
Akan tetapi, tambah Made, Maria belum sempurna. Masih banyak yang perlu dipoles dari teknik baru yang dipraktikannya. Sejauh ini, Maria masih kurang lepas melakukan teknik baru itu yang bisa menjadi bumerang saat mau melompat. Hal itu membuatnya justru tidak melompat dengan optimal. ”Ini masih wajar, Maria baru sekitar sebulan mendalami teknik baru. Biasanya, atlet butuh waktu berbulan-bulan untuk menguasai teknik baru,” katanya.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Pelatih yang juga suami atlet lompat jauh Indonesia Maria Natalia Londa, I Made Sukariata, merapikan bak pasir seusai Maria melakukan lompatan saat latihan mematangkan teknik start baru di Stadion Madya Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (26/11/2021).
Untuk itu, Made mengatakan, Maria masih memiliki satu kesempatan lagi untuk mempraktikan teknik baru dalam latihan pada Senin (29/11/2021) atau dua hari sebelum bertolak ke Thailand pada Rabu (1/12/2021). Kesempatan itu diharapkan membuat Maria bisa semakin terbiasa dengan teknik baru.
”Tetapi, yang jelas, kami tidak ada target muluk-muluk dalam kejuaraan nanti. Kami cuma berharap Maria bisa merasakan kembali atmosfer kompetisi dan mempraktikkan teknik baru dalam perlombaan sesungguhnya. Kalau semuanya lancar, paling tidak Maria bisa melompat lebih baik dari PON Papua (meraih emas dengan lompatan 6,26 meter),” ujarnya.
Pengalaman mencoba teknik baru di Golden Fly Series 2021 diharapkan menjadi modal berharga Maria untuk mengarungi sedikitnya empat kejuaraan di tahun depan. Dia ditargetkan bisa mempertahankan emas di SEA Games Vietnam 2021 pada Mei 2022; lolos ke Kejuaraan Dunia Atletik 2022 di Oregon, Amerika Serikat, pada 15-24 Juli; dan membuat kejutan di Asian Games Hangzhou 2022 pada 10-25 September. Dirinya juga diharapkan bisa memecahkan rekornas atas namanya sendiri dengan 6,70 meter yang diciptakan pada SEA Games Singapura 2015.