PB PABSI menggelar Kejuaraan Nasional Angkat Besi Remaja dan Yunior 2021 di Hotel Lorin, Sentul, Bogor, Jawa Barat, 21-24 November ini. Ajang itu diharapkan melahirkan bibit baru yang bisa diproyeksi masuk ke pelatnas.
Oleh
Adrian Fajriansyah
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia atau PB PABSI akan menggelar Kejuaraan Nasional Angkat Besi Remaja dan Yunior 2021 di Hotel Lorin, Sentul, Bogor, Jawa Barat, 21-24 November ini. Dari kejuaraan itu, diharapkan muncul bibit baru potensial yang bisa diproyeksikan menjadi pelapis sejumlah lifter andalan nasional saat ini.
Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PB PABSI Hadi Wihardja ketika dihubungi dari Jakarta, Sabtu (20/11/2021), mengatakan, dari pertemuan terakhir Sabtu ini, ada 115 lifter remaja yunior dari 18 Pengurus Provinsi PABSI yang mengikuti kejuaraan kali ini. Mereka terdiri atas 71 lifter putra dan 44 lifter putri.
Ajang ini memperlombakan 14 kelas di kategori remaja yang terdiri dari tujuh putra dan tujuh putri, serta 14 kelas kategori yunior yang terdiri dari tujuh putra dan tujuh putri. Kelas yang diperlombakan itu, yakni remaja putra dari kelas 49 kilogram (kg) hingga +81 kg dan remaja putri dari 40 kg hingga +64 kg, serta yunior putra dari kelas 55 kg sampai +89 kg dan yunior putri dari kelas 45 kg sampai +71 kg.
”Semua lifter yang berpartisipasi adalah lifter daerah, tidak ada lifter pelatnas (pemusatan latihan nasional). Sebab, lifter pelatnas tengah fokus melakukan persiapan untuk ikut Kejuaraan Dunia di awal Desember ini,” terang Hadi.
Hadi menjelaskan, pihaknya menurunkan tim pemandu bakat untuk memantau gelaran tersebut. Mereka mengincar bibit baru yang layak untuk menjadi pelapis para seniornya di Pelatnas Angkat Besi Kwini, Jakarta Pusat, seperti lifter 73 kg muda peraih perunggu Olimpiade Tokyo Rahmat Erwin Abdullah dan lifter 49 kg putri muda peraih perunggu Olimpiade Tokyo Windy Cantika Aisah.
Apalagi PB PABSI memang sedang serius menyiapkan lifter muda untuk pembinaan jangka panjang, terutama mengejar emas di Olimpade Paris 2024. ”Mudah-mudahan, dari kejuaraan ini, banyak terjadi pemecahan rekornas (rekor nasional) baik dari angkatan snatch maupun clean and jerk, ataupun total angkatan. Lifter pemecah rekornas dipertimbangkan direkrut ke pelatnas,” ujarnya.
Lifter pemecah rekornas dipertimbangkan direkrut ke pelatnas.
Batu loncatan
Kejuaraan itu menjadi salah satu kawah candradimuka menjaring lifter berbakat yang kelak menjadi andalan Indonesia di pentas internasional. Ajang itu sebagai langkah awal atau batu loncatan menuju pelatnas, seperti yang pernah dilalui lifter kelas 61 kg kawakan peraih perak Olimpiade Tokyo 2020 Eko Yuli Irawan yang sudah berusia 32 tahun hingga generasi Rahmat yang masih berusia 21 tahun, juga Cantika yang berusia 19 tahun.
Ketua Panitia Penyelenggara Kejuaraan Nasional Remaja dan Yunior 2021 Sonny Kasiran menuturkan, gelaran itu merupakan bagian dari program pembinaan yang sempat tertunda karena pandemi Covid-19. Tujuan utama kejuaraan itu, yakni memberikan ruang aktualisasi bagi para lifter muda agar terus semangat.
Belum lagi, akibat pandemi hampir dua tahun terakhir, sebagian besar ajang nasional tidak bisa dilaksanakan. ”Para lifter yang berpartisipasi ini terus melakukan latihan spartan meski terhalang pandemi. Akan tetapi, latihan saja tidak cukup, mereka pun butuh kompetisi,” katanya.
Sementara itu, untuk memastikan kejuaraan berjalan aman dan lancar di tengah pandemi, panitia menerapkan protokol kesehatan ketat sebelum dan sepanjang kompetisi. Setidaknya, mereka membatasi jumlah peserta maksimal delapan lifter per provinsi. Di arena perlombaan, dilarang ada kerumunan dan tanpa penonton.
Manajer Tim Angkat Besi Kalimantan Selatan Mujianto menyampaikan, timnya cuma membawa enam lifter yang semuanya atlet Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar Kalsel. Salah satunya, yakni lifter putri peraih perunggu kelas 49 kg di Pekan Olahraga Nasional Papua 2021. ”Kami berharap bisa mengukir pertasi terbaik dalam gelaran ini,” tuturnya.