Pertemuan dengan WADA Ditargetkan Sebelum Akhir Tahun
LADI menargetkan bertemu Badan Antidoping Dunia atau WADA di Montreal, Kanada, sebelum tutup tahun 2021. Pertemuan itu dinilai penting untuk mempercepat upaya pencabutan sanksi terkait doping terhadap Indonesia.
Oleh
I Gusti Agung Bagus Angga Putra
·3 menit baca
FILE/REUTERS/CHRISTINNE MUSCHI
Tampak depan kantor pusat Badan Antidoping Dunia (WADA) di Montreal, Kanada, November 2015.
JAKARTA, KOMPAS — Lembaga Antidoping Indonesia (LADI) menargetkan bisa bertemu dengan Badan Antidoping Dunia (WADA) sebelum akhir tahun 2021. Sebelum bertemu WADA, LADI harus menyelesaikan kewajiban memenuhi rencana doping tahunan. Hingga saat ini, LADI masih berusaha menuntaskan pengambilan 122 sampel tes doping di luar kompetisi.
Pengambilan sampel merupakan bagian dari pemenuhan target rencana tes doping tahunan yang disusun LADI untuk tahun 2021. Ketidakpatuhan dalam memenuhi target rencana tes doping tahunan itu menjadi salah satu penyebab jatuhnya sanksi WADA kepada LADI. Sanksi tersebut berakibat pada larangan mengibarkan bendera Merah Putih di ajang internasional.
Wakil Ketua Umum LADI dr Rheza Maulana menjelaskan, LADI telah menuntaskan pengambilan 203 sampel tes doping dari ajang Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2021 Papua. Ke-203 sampel itu diambil dari 12 cabang olahraga yang dipertandingkan di Peparnas. Sampel-sampel tersebut saat ini tengah dikirim ke Laboratorium Antidoping di Qatar.
Pengambilan 203 sampel dari atlet Peparnas itu mendapat pengawasan atau supervisi langsung dari Lembaga Antidoping Jepang (JADA). WADA menunjuk JADA untuk mendampingi Indonesia selama proses pemenuhan syarat-syarat pencabutan sanksi atas status ketidakpatuhan yang disematkan kepada LADI sejak September 2021.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Wakil Ketua Umum Lembaga Antidoping Indonesia (LADI) Rheza Maulana Syahputra berbicara dalam konferensi pers yang membahas perkembangan masalah LADI dengan WADA yang berlangsung secara daring, Selasa (26/10/2021).
Itu (sampel) sudah kami masukkan ke sistem WADA. Setiap identitas atlet kami masukkan. Dari JADA mengawasi apakah ada yang kurang atau tidak sesuai dalam pengambilan sampel,” kata Rheza melalui rekaman suara yang diterima Kompas, Rabu (17/11/2021).
Sebelum mengirim 203 sampel ke Qatar, LADI juga telah menyelesaikan pengambilan dan mengirim sebanyak 723 sampel dari ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2021. Pengiriman sampel terbagi ke dalam dua tahap, yaitu 202 sampel pada 19 Oktober 2021 dan 521 sampel pada 25 Oktober 2021.
Kalau sudah selesai, ketua Tim Percepatan (penyelesaian sanksi WADA) akan merapat ke Montreal untuk diskusi sehingga didapat kepastian tentang pencabutan sanksi. (Rheza Maulana)
Pekerjaan LADI selanjutnya adalah memenuhi target pengambilan sebanyak 122 sampel di luar kompetisi (out of competition testing/OOCT). Pengambilan sampel ini biasanya dilakukan secara acak dan mendadak.
Mengejar target sampel
Setelah pengambilan 122 sampel OOTC tuntas, barulah LADI akan bertolak ke Montreal, Kanada, untuk bertemu petinggi WADA. Rheza menyampaikan, LADI berusaha mengejar penyelesaian pengambilan 122 sampel secepatnya atau paling lambat pada Desember 2021. Itu karena LADI ingin segera bertemu dengan petinggi WADA untuk membahas pencabutan sanksi terhadap Indonesia.
Kalau sudah selesai, ketua Tim Percepatan (penyelesaian sanksi WADA) akan merapat ke Montreal untuk diskusi sehingga didapat kepastian tentang pencabutan sanksi. Kami coba percepat sehingga sebelum akhir tahun ini sudah bisa merapat ke WADA,” katanya.
AFP / FRANCK FIFE
Ilustrasi pemeriksaan sampel untuk kegiatan antidoping di Perancis, Desember 2015.
Langkah LADI untuk segera bertemu dengan WADA sejalan dengan saran dari Ketua Asosiasi Profesor Keolahragaan Indonesia (Apkori) Djoko Pekik Irianto. Ia sebelumnya mendesak LADI untuk segera melakukan komunikasi secara verbal dengan WADA.
Komunikasi sesegera mungkin dengan WADA itu dimaksudkan agar segala hal yang menyebabkan sanksi bagi Indonesia bisa diketahui secara terang benderang. Komunikasi langsung itu diharapkan juga bisa menghasilkan petunjuk dan langkah-langkah yang harus ditempuh Indonesia agar sanksi bisa segera dicabut.
Secara terpisah, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali berharap LADI bisa segera menuntaskan kewajiban pengambilan 122 sampel OOTC pada akhir November 2021. Amali menjelaskan, sampel tersebut diambil dari para atlet yang sedang tidak berkompetisi.
”Pengambilan sampel ini (dilakukan) ke atlet yang tidak sedang bertanding sehingga LADI secara teknis bisa menyelesaikan tugasnya dengan tenggat yang telah ditetapkan,” kata Zainudin melalui siaran persnya.