Langkah Gemilang Kontaveit Berlanjut ke Puncak Final WTA
Prestasi cemerlang Anett Kontaveit di paruh kedua 2022 berlanjut di Guadalajara. Petenis Estonia itu lolos ke final turnamen Final WTA setelah mengungguli perlawanan sengit petenis Yunani, Maria Sakkari.
Oleh
JOHANES WASKITA UTAMA
·5 menit baca
GUADALAJARA, SELASA — Anett Kontaveit meneruskan langkah gemilangnya pada paruh kedua tahun ini dengan melaju ke partai puncak turnamen tenis Final WTA untuk menghadapi petenis kawakan Spanyol, Garbine Muguruza. Pada semifinal turnamen yang diikuti delapan petenis putri terbaik dalam satu musim WTA Tour ini, Kontaveit mengatasi perlawanan sengit unggulan keempat asal Yunani, Maria Sakkari, 6-1, 3-6, 6-3, di Stadion Tenis Akron, Guadalajara, Selasa (16/11/2021) atau Rabu pagi WIB.
Sukses ini menjadi kemenangan ke-48 petenis Estonia itu dari 64 laga yang dijalaninya tahun ini, dengan persentase kemenangan mencapai 75 persen. Jumlah 48 kemenangan itu adalah rekor terbanyak musim ini, yang dipegangnya bersama petenis Tunisia Ons Jabeur. Secara keseluruhan, ini adalah final ketujuh Kontaveit tahun ini, dengan empat gelar juara dari WTA Cleveland, Ostrava, Moskwa, dan Cluj-Napoca.
Yang lebih menarik, keempat gelar juara itu diraihnya dari tujuh turnamen terakhir sejak pekan keempat Agustus, termasuk dua gelar beruntun di Moskwa dan Cluj-Napoca, tepat sebelum Final WTA bergulir. Hasil itu melonjakkan peringkat petenis berusia 25 tahun ini ke urutan ke-8 dunia, prestasi terbaiknya sejauh ini, sekaligus meloloskannya ke turnamen Final WTA untuk petama kali.
Melawan Sakkari, yang unggul 6-5 dari 11 pertemuan mereka sebelumnya, Kontaveit terlihat akan menang mudah. Dia dua kali mematahkan servis lawan dan merebut set pertama, 6-1.
Memasuki set kedua, Sakkari yang terkenal pantang menyerah berjuang keras mempertahankan servisnya. Petenis unggulan keempat itu tiga kali lolos dari break point yang dimiliki Kontaveit, terutama berkat lima servis as yang dibukukannya pada set ini. Sebaliknya, satu-satunya kesempatan mematahkan servis lawan pada gim kedelapan dimanfaatkan Sakkari dengan baik untuk unggul 5-3. Dia kemudian merebut set kedua saat memegang servis di gim kesembilan.
Situasi berbalik pada set ketiga. Kontaveit dalam posisi tertekan berkali-kali membuat pukulan silang yang menghasilkan angka. Dia juga delapan kali menggagalkan poin terakhir Sakkari yang memegang servis di gim kedelapan, dan merebutnya untuk unggul 5-3. Kontaveit mempertahankan servisnya di gim terakhir untuk merebut kemenangan.
”Saya sangat gembira lolos ke final. Lolos ke turnamen ini saja sudah memuat saya bangga. Beberapa bulan terakhir saya bermain sangat baik dan mengalahkan petenis papan atas. Hal ini membuat saya semakin percaya diri. Saat datang ke sini, saya bermain tanpa beban dan mulai merasa yakin bisa menang,” ujar Kontaveit.
Pada penyisihan grup, Kontaveit mengalahkan unggulan kedua Barbora Krejcikova dan ungulan ketiga Karolina Pliskova, sebelum menyerah pada Muguruza yang akan dihadapinya di final. Dia hanya tiga kali kalah dalam delapan turnamen terakhir dan bisa naik dua tingkat ke posisi keenam dalam daftar peringkat dunia WTA jika mampu mengalahkan Muguruza di final.
Namun, hal itu tak akan mudah karena Muguruza mulai kembali ke bentuk penampilan terbaiknya. Pada semifinal lainnya, dua kali juara Grand Slam ini menang relatif mudah atas sesama petenis Spanyol, Paula Badosa, 6-3, 6-3. Unggulan keenam ini menjadi petenis putri Spanyol pertama yang lolos ke pantai puncak Final WTA sejak 1993, saat Arantxa Sanchez-Vicario dikalahkan Steffi Graff di final.
”Saya sangat senang, ini laga terbaik yang saya mainkan di Guadalajara. Ini pertemuan pertama dengan Paula dan saya bangga dengan prestasinya, mampu melejit ke peringkat 10 besar dunia,” ujar petenis berusia 28 tahun ini.
Beberapa bulan terakhir saya bermain sangat baik, dan mengalahkan petenis papan atas. Hal ini membuat saya semakin percaya diri.
Meksiko menjadi tempat yang menyenangkan untuk Muguruza, yang merebut dua gelar beruntun di WTA Monterrey pada 2018 dan 2019. Meski kalah dari Pliskova pada laga pembuka grup, dia bangkit untuk mengalahkan Krejcikova dan Kontaveit, disusul kemenangan atas Badosa di semifinal.
”Saya tidak merasa jadi favorit juara, mungkin hanya di atas kertas. Saya mengawali turnamen ini dengan kekalahan, jadi merasa tidak pantas disebut favorit juara,” ujarnya.
Melawan Badosa, mantan petenis nomor satu dunia ini merebut set pertama hanya dalam 35 menit setelah mematahkan servis lawannya pada gim ketiga. Di set kedua, setelah kehilangan servis pada gim kedua, Badosa yang berusia empat tahun lebih muda memberi perlawanan lebih sengit. Namun, Muguruza mampu menyelamatkan dua break point di gim ketiga dan tak tertahan hingga mengakhiri laga.
”Ini hari yang sulit, dia bermain sangat baik,” kata Badosa, yang menyebut Muguruza sebagai sosok yang mengispirasinya di dunia tenis. ”Saya tak tahu apa yang terjadi, saya sedih tak bisa memberi perlawanan,” ujarnya.
Final ATP
Dari turnamen Final ATP yang berlangsung di Torino, Italia, juara bertahan Daniil Medvedev membuka peluang untuk lolos ke semifinal dari Grup Merah setelah memetik kemenangan kedua. Dia mengalahkan unggulan ketiga asal Jerman Alexander Zverev lewat pertarungan ketat, 6-3, 6-7 (3/7), 7-6 (8/6), di Pala Alpitour, Torino, Selasa (16/11/2021) malam.
Medvedev, yang menjadi unggulan kedua, kehilangan dua kesempatan match point saat tie-break di set ketiga sebelum memastikan kemenangan pada peluang ketiga. ”Ini pertandingan yang pantas dikenang,” ujar juara Grand Slam AS Terbuka ini
Petenis Rusia itu kini unggul 6-5 dari Medvedev dari 11 pertemuan. ”Itulah tenis. Anda hanya perlu bermain sebaik mungkin. Kadang Anda beruntung, kadang tidak,” ujarnya.
Medvedev, yang mengalahkan petenis Polandia Hubert Hukacz pada pertandingan pertama, belum otomatis lolos ke final. Kekalahan dari petenis muda tuan rumah, Jannik Sinner, pada laga terakhir grup bisa membuat tiga petenis memiliki kedudukan imbang, dua kali menang, apabila pada laga lainnya Zverev bisa menang atas Hurkacz.
Sinner, yang menggantikan sesama petenis Italia Matteo Berrettini, tampil memukau mengungguli Hurkacz, 6-2, 6-2. Berrettini harus mundur dari turnamen karena cedera otot perut saat melawan Zverev pada laga pertama.