Perjalanan ganda campuran terbaik Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, langsung tehenti pada babak pertama Daihatsu Indonesia Masters. Mereka dikalahkan pasangan India, dua set langsung.
Oleh
Yulia Sapthiani
·3 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Setelah Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Indonesia kembali kehilangan pasangan unggulan pada babak pertama turnamen Daihatsu Indonesia Masters BWF World Tour Super 500. Kali ini, unggulan kedua ganda campuran, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, tersingkir pada penampilan pertama mereka di Bali International Convention Center.
Praveen/Melati kalah dari pasangan India, Dhruv Kapila/Reddy N Sikki, 11-21, 20-22, pada pertandingan yang berlangsung Rabu (17/11/2021). Mereka pun gagal memanfaatkan kesempatan pertama untuk juara di Tanah Air pada Festival Bulu Tangkis Indonesia. Kesempatan berikutnya ada pada SimInvest Indonesia Terbuka, 23-28 November.
Berhadapan dengan Kapila/Sikki untuk pertama kali, Praveen/Melati kesulitan keluar dari tekanan lawan yang mengembangkan permainan cepat. Di sisi lain, banyak pukulan Melati yang memudahkan lawan mendapat poin. Pasangan peringkat kelima dunia itu kehilangan gim pertama hanya dalam waktu 10 menit.
Juara All England 2020 tersebut sebenarnya memiliki peluang untuk membuat pertandingan berjalan tiga gim ketika unggul 19-15 pada gim kedua. Namun, lawan merebut lima poin beruntun hingga membuat match point, 20-19, melalui permainan-permainan pendek.
Dua angka terakhir pasangan India juga didapat hanya pada pukulan kedua hingga keempat, di antaranya melalui pengembalian servis. Kok dari servis Melati dengan mudah dimatikan lawan melalui pukulan keras di atas net.
”Kami kalah start. Gim kedua sebenarnya berpeluang membalikkan keadaan, tetapi saya banyak melakukan kesalahan. Banyak bola tanggung dari saya,” komentar Melati.
Meski menampik tidak ada masalah dalam interaksi dengan Praveen, Melati mengatakan, komunikasi mereka di lapangan memang kurang. ”Tetapi, kami tetap berdiskusi merencanakan strategi main sebelum pertandingan,” lanjut Melati.
Kami kalah start. Gim kedua sebenarnya berpeluang membalikkan keadaan, tetapi saya banyak melakukan kesalahan.
Sehari sebelumnya, Indonesia kehilangan ganda putra unggulan keempat, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, yang kalah dari rekan sesama pelatnas, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana, juga pada babak pertama.
Ganda campuran lainnya, Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati, masih belajar beradaptasi kembali dengan atmosfer pertandingan setelah lama tak tampil dalam turnamen. Pada penampilan pertama dalam dua tahun terakhir, Rehan/Lisa kalah dari pasangan Thailand, Supak Jomkoh/Supissara Paewsampran, 14-21, 13-21.
Ini menjadi pertandingan pertama pasangan berperingkat ke-59 dunia itu setelah Malaysia International Challenge, November 2019.
”Awalnya, kami bisa memberikan perlawanan dan membaca serangan lawan, tetapi setelah itu serangan yang kami lakukan bisa ditahan lawan. Kami kurang konsisten untuk terus menekan,” kata Rehan. Selain tidak konsisten memberi tekanan, pertahanan kuat lawan juga membuat ganda campuran peringkat kelima di Tanah Air itu kian kesulitan menambah poin.
Setelah ini, mereka akan tampil dalam Indonesia Terbuka, lalu bersiap untuk Kejuaraan Dunia di Huelva, Spanyol, 12-19 November.
Kekalahan juga diderita dua ganda putri harapan tuan rumah, Siti Fadia Siva Ramadhanti/Ribka Sugiarto dan Nita Violina Marwah/Putri Syaikah. Fadia/Ribka kalah dari pasangan Thailand, Puttita Supajirakul/Spasiree Taeranattachai, 13-21, 21-15, 16-21, sedangkan Nita/Putri menyerah lewat pertarungan ketat dari unggulan ketujuh dari Jepang, Mayu Matsumoto/Ayako Sakuramoto, 20-22, 19-21.