Belanda dan Turki menjadi dua tim terbaik di Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022. Kedua tim itu merasakan hikmah positif dari pergantian pelatih. Dampak serupa dirasakan pula oleh Jerman, Makedonia Utara, dan Swiss.
Oleh
Muhammad Ikhsan Mahar
·5 menit baca
Louis Van Gaal kembali membuktikan tangan dinginnya sebagai salah satu pelatih elite di dunia. Juru taktik, yang Agustus lalu menginjak usia 70 tahun itu, membangkitkan Belanda dari situasi terpuruk di Piala Eropa 2020 untuk meraih tiket otomatis ke Piala Dunia 2022. Selain skuad ”Oranje”, terdapat empat tim lain yang merasakan dampak positif instan dengan kehadiran sosok baru di kursi pelatih yang memulai debut, September lalu.
Sebelum Van Gaal setuju mengisi jabatan Pelatih Belanda yang lowong seusai ditinggal Frank De Boer, 4 Agutus lalu, kiprah Memphis Depay dan kawan-kawan di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2022 tidak menganggumkan. Dari tiga laga awal yang telah dijalani pada Maret 2021, Belanda menelan satu kali kekalahan dari Turki serta unggul dua kali ketika menjamu Latvia dan Gibraltar. Kondisi itu membuat ”Oranje” menduduki peringkat kedua Grup G di bawah Turki.
Di bawah asuhan Van Gaal, langkah Belanda awalnya tidak terlalu mulus karena bermain imbang 1-1 melawan Norwegia, 2 September. Itu adalah laga pertama Van Gaal bersama Belanda setelah meninggalkan kursi pelatih timnas seusai mempersembahkan tempat ketiga di Piala Dunia Brasil 2014.
Kemudian, performa Belanda semakin membaik dengan meraih lima kemenangan dalam tujuh laga bersama Van Gaal. Dua kemenangan menjadi titik penting bagi keberhasilan ”Oranje” mengudeta posisi puncak Grup G dari Turki, yaitu kemenangan 6-1 atas Turki, 8 September, serta melibas Norwegia, 2-0, pada laga pamungkas babak kualifikasi di Stadion De Kuip, Rotterdam, Rabu (17/11/2021) dini hari WIB. Kedua tim itu adalah pesaing utama Belanda untuk merebut tiket otomatis ke Qatar dari Grup G. Alhasil, Belanda menyegel posisi puncak Grup G dengan raihan 23 poin dari 10 laga.
Meskipun mampu membawa kembali Belanda ke Piala Dunia setelah absen di Rusia 2018, Van Gaal belum sepenuhnya puas dengan timnya. Menurut dia, staf pelatih dan sejumlah pemain harus lebih kompak demi memahami satu sama lain untuk menjalankan visi bermain yang dirancangnya.
”Pemain dan staf pelatih masih harus meningkatkan persatuan demi menjalankan visi permainan yang sama. Para pemain masih perlu diyakinkan untuk memercayai cara terbaik untuk meraih hasil positif untuk tim,” ujar Van Gaal yang menyaksikan laga Belanda kontra Norwegia dari tribune naratama akibat menderita cedera pinggul.
Lebih lanjut, Van Gaal menambahkan, ”Ada sejumlah pemain yang ngotot kami harus terus menyerang ketika telah unggul 2-0 atas Montenegro, tetapi itu cara yang keliru karena akhirnya kami kecolongan dan gagal menang. Di laga melawan Norwegia ini, saya melihat seluruh anggota tim telah menunjukkan kekompakan dan memahami taktik yang dibutuhkan untuk menang.”
Kapten Belanda, Virgil Van Dijk, mengungkapkan, timnya bermain lebih hati-hati agar hasil menyakitkan melawan Montenegro tidak lagi terulang ketika menghadapi Norwegia. ”Tentu masih banyak hal yang perlu kami tingkatkan, tetapi kini yang terpenting kami akan menuju ke Qatar,” kata Van Dijk, yang akan menjalani turnamen internasional pertamanya di Piala Dunia 2022, dilansir De Telegraaf.
Tak hanya Belanda, Turki, yang menduduki peringkat kedua Grup G, juga mendapatkan hikmah positif dengan kehadiran Stefan Kuntz di kursi pelatih. Kuntz, yang sebelumnya menangani timnas Jerman U-21, ditunjuk sebagai pengganti Senol Gunes, 13 September lalu. Gunes mengundurkan diri dari jabatan pelatih Turki seusai dilibas Belanda, 1-6. Kekalahan telak itu membuat posisi Turki melorot ke posisi tiga Grup G di bawah Belanda dan Norwegia.
Bersama Kuntz, Turki menunjukkan kekuatan mental untuk mengatasi tekanan. Dalam dua laga terakhir di Grup G, Turki bisa meraih enam poin yang dibutuhkan untuk menjaga asa menembus babak playoff Kualifikasi Piala Dunia 2022. Tim berjuluk ”Ay-Yildizlilar” melumat Gibraltar 6-0, kemudian bangkit dari ketertinggalan satu gol untuk membawa pulang kemenangan, 2-1, dari Montenegro, Rabu dini hari WIB.
Kami tidak terlalu memikirkan siapa lawan kami di playoff sebab yang terpenting kami menyiapkan diri untuk menjalani laga penentu nanti. Saya yakin pelatih (Kuntz) akan menyiapkan kami dengan baik.
Dengan hasil itu, Turki mengumpulkan 21 poin dari 10 laga untuk duduk di peringkat kedua Grup G. Secara total, Kuntz telah memimpin Turki di empat laga dengan catatan tiga menang dan sekali imbang.
Kuntz memuji penampilan anak asuhannya yang mampu memperbaiki diri dan tak kenal menyerah untuk meraih tiga poin dari lawatan ke Montenegro. Ia pun akan berusaha mempersiapkan timnya secara maksimal untuk menghadapi laga playoff, Maret 2022.
Capaian bersejarah
Selain Belanda dan Turki, tiga tim lain juga tengah merasakan masa-masa ”bulan madu” dengan pelatih baru, yaitu Jerman, Swiss, dan Makedonia Utara. Jerman di bawah asuhan Hans-Dieter Flick kembali menjadi kekuatan yang menakutkan.
Tujuh laga awal Flick menangani Jerman berakhir dengan kemenangan. Itu adalah catatan terbaik bagi ”Die Mannschaft” dalam 40 tahun terakhir. Dalam tujuh laga itu, Jerman telah mencetak 31 gol dan hanya kemasukan dua gol sehingga tidak terhadang untuk menjadi juara Grup J.
Jerman hanya butuh dua kemenangan lagi untuk menciptakan rekor kemenangan beruntun baru. Saat ini rekor terbaik Jerman ialah meraih delapan hasil positif beruntun pada periode 1979 hingga 1980.
”Perlahan identitas Jerman sebagai tim menyerang telah kembali. Seluruh pemain bermain dengan rasa senang dan itu penting untuk membantu kami meraih target,” ujar Flick dilansir laman Federasi Sepak Bola Jerman (DFB).
Sementara itu, capaian bersejarah juga dicatatkan oleh Blagoja Milevski yang menggantikan Igor Angelovsski sejak 2 September lalu. Ia membawa Makedonia Utara pertama kali menembus babak playoff Kualifikasi Piala Dunia setelah menduduki posisi kedua Grup J. Milevski pun berhasil melanjutkan prestasi bersejarah bagi Makedonia Utara yang sebelumnya tampil perdana di ajang Piala Eropa pada edisi 2020 lalu di bawah asuhan Angelovski.
Murat Yakin, pelatih baru Swiss, sukses menjaga tradisi Swiss yang selalu tampil di Piala Dunia sejak edisi Jerman 2006. Yakin, yang menggantikan posisi Vladimir Petkovic, Juli lalu, juga mampu membuat Swiss tak terkalahkan di tujuh laga. Di bawah asuhan Yakin, Swiss dua kali menahan imbang Italia, sang juara Piala Eropa 2020, di babak kualifikasi yang menjadi bekal untuk menyegel tiket ke Qatar sebagai juara Grup C. (AFP)