Kemenangan Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana atas seniornya, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, menjadi kejutan pada hari pertama turnamen Daihatsu Indonesia Masters BWF World Tour Super 750.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Indonesia kehilangan salah satu ganda putra senior, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, pada babak pertama turnamen Daihatsu Indonesia Masters BWF World Tour Super 750. Pasangan yang ditempatkan sebagai unggulan keempat itu kalah karena kesalahan pada momen terakhir pertandingan.
Fajar/Rian kalah dari Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana, 21-13, 18-21, 20-22, pada pertandingan di Bali International Convention Center, Selasa (16/11/2021). Hasil tersebut menjadi bagian dari kejutan yang terjadi pada hari pertama turnamen. Pemain unggulan lain yang tersingkir pada babak pertama adalah unggulan keenam tunggal putri, Michelle Li, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (ganda campuran/5) dan Thom Gicquel/Delphine Delrue (ganda campuran/7).
Indonesia Masters menjadi bagian dari Festival Bulu Tangkis Indonesia yang diselenggarakan dalam ”gelembung” di Westin Resort Nusa Dua, 16 November-5 Desember. Setelah Indonesia Masters (16-21 November), akan diselenggarakan SimInvest Indonesia Terbuka Super 1000 (23-28 November) dan Final BWF (1-5 Desember).
Rangkaian turnamen ini digelar berselang dua pekan setelah turnamen-turnamen di Eropa yang berlangsung dua bulan. Fajar/Rian menjadi bagian dari Tim Indonesia pada kejuaraan Piala Sudirman, Piala Thomas, Denmark Terbuka, Perancis Terbuka, dan Hylo Terbuka di Jerman. Adapun Fikri/Bagas turun pada Denmark Terbuka, Belgia International Challenge, dan Hylo Terbuka.
Meski demikian, Fajar/Rian menilai, kekalahan mereka bukan disebabkan oleh lebih sedikitnya turnamen yang diikuti Fikri/Bagas di Eropa. ”Setelah dari Eropa, kami sudah sama-sama mendapat waktu istirahat sekitar satu minggu. Jadi, kondisi kami sudah kembali bugar. Kekalahan tadi disebabkan karena kami kurang sabar hingga membuat kesalahan pada poin-poin akhir. Lawan juga bermain sangat baik,” tutur Rian.
Ganda putra peringkat keenam dunia itu mendapat perlawanan ketat sepanjang pertandingan. Mereka tertinggal pada awal gim pertama meski bisa merebutnya. Setelah memenangi gim kedua, perebutan poin kembali berlangsung ketat pada gim penentuan. Selisih terbesar antar-kedua pasangan hanya tiga poin.
Fajar/Rian mendapat kesempatan memenangi pertandingan ketika membuat match point, 20-19. Namun, lawan berbalik menang dengan merebut tiga poin beruntun, dua di antaranya dari kesalahan Rian saat melakukan drive dan mengembalikan servis dari Bagas pada poin terakhir.
Kami sudah berusaha maksimal, tetapi lawan bermain baik karena mereka tampil tanpa beban meski berhadapan dengan senior.
”Kami sudah berusaha maksimal, tetapi lawan bermain baik karena mereka tampil tanpa beban meski berhadapan dengan senior,” kata Fajar.
Penilaian tersebut dipertegas oleh komentar Fikri yang menyebutkan bahwa mereka bermain tanpa beban. Pola pikir itu pula yang membuat mereka bisa mengalahkan ganda putra nomor satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, pada babak kedua Denmark Terbuka Super 1000, 19-24 Oktober.
Di Indonesia Masters ini, Kevin/Marcus juga harus menjalani laga ketat pada babak pertama saat melawan Choi Solgyu/Kim Won-ho. Mereka akhirnya menang, 21-19, 21-17.
Dari nomor tunggal, dua pemain Indonesia disingkirkan unggulan pertama pada babak awal. Mereka adalah Tommy Sugiarto dan Ruselli Hartawan.
Tommy hanya bisa mengungguli pemain nomor satu dunia, Kento Momota (Jepang), pada awal gim kedua. Dia pun tak bisa melangkah lebih jauh dari babak pertama setelah kalah, 12-21, 16-21. Seperti Tommy, Ruselli juga dikalahkan pemain unggulan teratas asal Jepang, yaitu Akane Yamaguchi, 12-21, 14-21.
Meski Momota agak kesulitan untuk bermain cepat karena kok yang digunakan lebih berat dari yang biasa digunakan di Indonesia, dia banyak meraih poin dari pola permainan cepat. Ketika Momota menerapkan taktik tersebut, Tommy yang dikenal memiliki gaya main dengan reli panjang pun kesulitan.
Pemain Indonesia peringkat ke-24 dunia itu mengakui kesulitan untuk keluar dari tekanan Momota. Tommy pun makin tertinggal dalam statistik pertemuan dengan Momota, yaitu 3-9.
Sementara Momota mengatakan, dia selalu mengantisipasi pertemuan dengan pemain Indonesia saat turnamen berlangsung di Indonesia. ”Siapa pun, pemain Indonesia selalu bermain bagus di negara mereka. Saya selalu waspada untuk melawan mereka,” kata pemain yang akan berhadapan dengan Kanta Tsuneyama/Lakshya Sen ini.
Ajang ini menjadi turnamen bulu tangkis internasional pertama di Indonesia pada masa pandemi Covid-19. Ajang lain yang terakhir diselenggarakan, sebelum pandemi mengubah sebagian besar agenda olahraga internasional mulai Maret 2020, adalah Indonesia Masters 2020 yang diselenggarakan pada Januari.