Berada di dalam gelembung Westin Resort Nusa Dua, Badung, Bali, menggoda atlet peserta Festival Bulu Tangkis Indonesia untuk berlibur.
Oleh
Yulia Sapthiani
·4 menit baca
Berada di dalam gelembung Westin Resort Nusa Dua, Badung, Bali, menggoda atlet peserta Festival Bulu Tangkis Indonesia untuk berlibur. Mereka pun harus menyeimbangkan keinginan tersebut dengan persiapan mengikuti rangkaian turnamen yang akan berlangsung selama tiga pekan beruntun.
Festival Bulu Tangkis Indonesia terdiri atas tiga turnamen, yaitu Daihatsu Indonesia Masters BWF World Tour Super 750 (16-21 November), SimInvest Indonesia Terbuka Super 1000 (23-28 November), dan Final BWF (1-5 Desember). Diselenggarakan pada masa pandemi Covid-19, kejuaraan pun digelar dengan sistem ”gelembung” di mana hanya partisipan yang berhak berada di dalam area tersebut.
Ditempatkan di tempat berbentuk resor, lengkap dengan pantai di belakang hotel, atmosfer untuk berlibur pun terasa kental. Apalagi, suasana tersebut didapat setelah atlet menjalani jadwal padat dalam tur di Eropa pada dua bulan terakhir.
”Memang saat datang ke sini, kondisi sudah lelah. Inginnya istirahat di sini, tetapi, saya harus tetap berusaha fokus untuk menghadapi turnamen yang ada di depan,” kata pemain ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan, dalam konferensi pers di Westin, Nusa Dua, Badung, Bali, Senin (15/11/2021).
Bersama Melati Daeva Oktavianti, Praveen ditempatkan sebagai unggulan kedua Indonesia Masters dan Indonesia Terbuka. Di Indonesia Masters, lawan pertama yang akan mereka hadapi adalah Dhruv Kapila/Reddy N Sikki (India).
Yuta Watanabe, pemain Jepang yang menjadi unggulan ketiga ganda campuran bersama Arisa Higashino, tidak menampik bahwa atmosfer yang dirasakan membuatnya ingin berlibur. Dalam pengalaman pertamanya datang ke Bali, Watanabe membawa orangtuanya.
Kalau bisa, saya memang ingin berlibur sekarang juga. Namun, keinginan itu harus disimpan dulu.
”Kalau bisa, saya memang ingin berlibur sekarang juga. Namun, keinginan itu harus disimpan dulu. Mungkin, saya bisa kembali lagi ke sini untuk liburan,” ujar pemain yang memiliki banyak penggemar di Indonesia tersebut.
Begitu tiba di gelembung, pada 10 November, semua pemain memanfaatkan waktu untuk istirahat setelah melakukan perjalanan panjang dari Eropa. Selain Watanabe, pemain lain seperti Marcus Fernaldi Gideon, Hendra Setiawan, Mohammad Ahsan, dan Greysia Polii, bahkan, memanfaatkan waktu untuk berkumpul bersama keluarga. Latihan ringan, di sela waktu istirahat karena masih terdampak jet lag, baru dilakukan dua hari kemudian.
Di antara waktu yang dimiliki, sebelum turnamen dimulai Selasa, sebagian besar atlet dari Eropa selalu memanfaatkan waktu istirahat untuk bersantai di kursi-kursi pinggir kolam. Dalam cuaca terik, banyak di antara mereka, bahkan, memanfaatkan waktu untuk berenang dan bermain voli di kolam renang. Pemain dari sejumlah negara berbaur dalam permainan ini. Pemain ganda putri Bulgaria, Gabriela Stoeva, selalu menyempatkan diri membaca buku di sisi kolam renang.
Atlet lain meluangkan waktu dengan bermain biliar atau ke pantai yang dibuka pada Minggu sore. Akan tetapi, sebagai bagian dari penerapan protokol kesehatan, penjagaan ketat dilakukan petugas bagi mereka yang berada di pantai. Waktu untuk berada di pantai dibatasi dan mereka bisa berada di sini dengan syarat menukarkan kartu akreditasi dengan gelang. Jika atlet berada terlalu dekat dengan pengunjung umum di pantai, mereka akan diminta masuk kembali ke area hotel.
Berusaha fokus
Ketika sebagian besar atlet Eropa banyak menikmati waktu senggang di luar ruangan, Praveen lebih senang beristirahat di kamar. Dia mengakui lelah dan jenuh setelah berada di Eropa selama dua bulan.
”Kalau bisa pulang, inginnya pulang, tetapi saya masih punya tugas jadi harus bisa menjaga motivasi dan fokus untuk bertanding lagi,” katanya.
Kesempatan bermain pada Indonesia Masters dan Indonesia Terbuka akan dimanfaatkan untuk menambah poin agar lolos ke turnamen Final BWF yang diikuti delapan wakil terbaik dari setiap nomor, termasuk juara Olimpiade Tokyo 2020. Praveen/Melati memiliki kesempatan itu dengan posisi kesembilan dalam daftar peringkat ”Menuju Bali”.
”Saya yakin bisa lolos ke Final BWF. Kami akan berusaha sebaik mungkin karena di Eropa pun sudah bermain baik meski tidak juara,” ujar Praveen yang mendapat hasil semifinal Denmark Terbuka, perempat final Perancis Terbuka, dan final Hylo Terbuka di Eropa.
Sementara, atlet, pelatih, panitia, media, dan semua yang terlibat di dalam ”gelembung” menjalani tes PCR kedua, pada Senin. Tes pertama, 12 November, diikuti 667 orang dengan hasil negatif Covid-19 bagi semua partisipan.