Kepulangan Steven Gerrard ke Liga Inggris bisa mengangkat harkat manajer asli Inggris. Selama 29 tahun era Liga Primer, kepercayaan klub terhadap manajer lokal telah tergerus seiring minimnya kiprah dan prestasi mereka.
Oleh
I Gusti Agung Bagus Angga Putra
·4 menit baca
BIRMINGHAM, JUMAT - Pengangkatan Steven Gerrard sebagai juru taktik baru Aston Villa menyiratkan pesona manajer berkebangsaan Inggris belum sepenuhnya pudar di Liga Inggris. Kehadiran Gerrard menghadirkan secercah harapan bahwa manajer asli Inggris masih layak diandalkan di tengah kepungan manajer asing di liga sepak bola termegah sejagat itu.
Gerrard diperkenalkan sebagai manajer baru Villa, Kamis (11/11/2021). Legenda Liverpool itu menggantikan Dean Smith yang dianggap gagal mengangkat performa ”The Lions”, tim yang kini menempati peringkat ke-16 Liga Primer Inggris.
Sebelum pulang ke Inggris, Gerrard 3,5 tahun melatih klub Skotlandia, Glasgow Rangers. Ia mengantarkan Rangers menjuarai Liga Skotlandia untuk kali pertama sejak 2011 meski tanpa dukungan finansial mumpuni.
Menurut Peter Lovenkrands, mantan pelatih tim cadangan di Rangers, Gerarrd menularkan etos kerja tinggi ke para pemain Rangers. Tidak heran, gelar juara Rangers disempurnakan dengan rekor tidak terkalahkan di Liga Primer Skotlandia musim 2020-2021. Catatan mentereng Gerrard di Skotlandia itu diharapkan direplikasi di Villa.
Dalam lima laga terakhir, Villa selalu kalah. Padahal klub asal Birmingham itu telah menggelontorkan dana Rp 6,6 triliun untuk membangun skuad kompetitif, musim ini. Namun, para pemain barunya, seperti Emiliano Buendia, Leon Bailey, dan Danny Ings, kesulitan menampilkan performa terbaiknya.
”Pencapaian (Gerrard) dalam menjuarai Liga Primer Skotlandia bersama Rangers benar-benar menarik perhatian kami, seperti halnya pengalamannya di Eropa,” ujar CEO Aston Villa Christian Purslow, dikutip Jumat (12/11/2021).
Gerrard ditargetkan minimal bisa mengangkat Villa dari bibir zona degradasi. Ujian pertamanya menyelamatkan Villa akantersaji di laga kandang menghadapi Brighton and Hove Albion pada 20 November 2021.
Kembalinya Gerrard ke Inggris sekaligus menyiratkan asa baru akan kiprah manajer asli Inggris. Selama hampir tiga dekade digelarnya Liga Primer Inggris sejak 1992, belum pernah ada manajer asli Inggris yang menjadi juara. Liga Inggris dikepung para manajer asing.
Dari 20 klub Liga Inggris, 16 di antaranya menggunakan jasa manajer asing. Selain Villa, hanya tiga klub yang mempekerjakan manajer asli Inggris, yaitu Burnley (Sean Dyche), Brighton (Graham Potter), dan Newcastle United (Eddie Howe).
Klub-klub Liga Inggris lebih tertarik menggunakan jasa manajer asing. Howard Wilkinson menjadi manajer Inggris terakhir yang menjuarai Liga Inggris ketika kompetisi itu masih bernama Liga Divisi Utama Inggris. Ia membawa Leeds United berjaya di musim 1991-1992.
Pencapaian (Gerrard) dalam menjuarai Liga Primer Skotlandia bersama Rangers benar-benar menarik perhatian kami, seperti halnya pengalamannya di Eropa. (CEO Aston Villa)
Setelah itu, selama 29 tahun era Liga Primer, hanya ada 11 manajer yang mengangkat trofi Liga Inggris. Mereka yaitu Sir Alex Ferguson (Skotlandia), Jose Mourinho (Portugal), Antonio Conte (Italia), Manuel Pellegrini (Cile), Arsene Wenger (Perancis), Pep Guardiola (Spanyol), Juergen Klopp (Jerman), Kenny Dalglish (Skotlandia), Roberto Mancini (Italia), Claudio Ranieri (Italia), dan Carlo Ancelotti (Italia). Ferguson meraih trofi terbanyak, yaitu 13 kali.
Menurut Phil Neville, mantan bek tim nasional sepak bola Inggris, maraknya modal atau kepemilikan asing di klub-klub Liga Inggris menjadi alasan terbesar munculnya fenomena dominasi manajer asing di liga itu.
Kondisi di Inggris itu kontras dengan Liga Spanyol dan Italia. Di Spanyol dan Italia, klub-klub memprioritaskan pelatih lokal. ”Banyak pemilik (klub di Liga Inggris) terkait agen tertentu yang menangani manajer asing. Agen-agen itu mempromosikan asetnya sendiri, manajer asing,” kata Neville.
Peluang bagi Gerrard meraih trofi di Liga Inggris bersama Aston Villa memang tergolong kecil. Namun, bila mampu mengangkat performa Villa hingga akhir musim ini, bukan tidak mungkin perhatian seluruh pihak akan tertuju padanya.
Mengingat Liga Inggris masih menyisakan 27 pekan, Gerrard punya banyak waktu untuk membawa Villa menyodok ke papan atas. Jika tercapai, harga diri dan kehormatan bagi manajer asli Inggris untuk sukses di rumah mereka sendiri pun akan terangkat.
Menurut Lovenkrands, Gerrard punya potensi itu. Gerrard dinilai mirip Rafael Benitez, mantan manajer Liverpool yang sangat detail dalam setiap sesi latihan. Selain itu, Gerrard bersedia mendelegasikan sejumlah tugas kepada staf.
"Ini memungkinkan Steven untuk fokus pada pertandingan ke depan dan lebih menganalisis lawan dan pemainnya. Hal itu memungkinkan dia mengubah banyak hal di sana-sini," katanya. (AP/REUTERS)