Pebalap Indonesia, Sean Gelael, menyatakan akan tetap berkompetisi di Kejuaraan Dunia Balap Ketahanan (WEC) pada tahun depan. Ia berani mematok target juara pada musim depan setelah menjadi ”runner-up” tahun ini.
Oleh
I Gusti Agung Bagus Angga Putra
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah menyegel peringkat kedua di klasemen akhir Kejuaraan Dunia Balap Ketahanan atau FIA WEC kelas LMP2 tahun 2021, pebalap Indonesia, Sean Gelael, memastikan akan tetap tampil di kompetisi itu tahun depan. Ia menargetkan meraih gelar juara dunia WEC pada musim depan dengan belajar dari pengalaman pada tahun ini.
Tahun 2021 adalah musim penuh pertama Sean di WEC. Meskipun termasuk pebalap debutan di balapan itu, Sean dan tim JOTA #28 bisa menjadi runner-up LMP2 pada akhir musim. Sean bersama dua rekannya, Stoffel Vandoorne dan Tom Blomqvist, mengumpulkan 131 poin. Mereka hanya kalah 20 poin dari tim WRT #31 yang menjadi juara dunia kelas itu.
Capaian runner-up itu menjadi modal Sean, pebalap Jagonya Ayam KFC Indonesia, untuk menatap persaingan pada musim depan. ”Tahun depan rencananya masih tetap di WEC. Tetapi, rekan dan timnya masih akan dikonfirmasi nanti,” ujar Sean dalam konferensi pers yang diadakan Pengurus Pusat Ikatan Motor Indonesia (PP IMI) di Jakarta, Rabu (10/11/2021).
Terkait tim, Sean menyebut ia kemungkinan besar masih akan bersama JOTA. Demikian pula untuk kelas balapan yang akan diikuti, yaitu masih di LMP2. Namun, Sean punya misi pribadi untuk menembus kelas hypercar pada tahun 2023.
”Untuk tahun depan, dengan (mempertimbangkan) kondisi terbatasnya tempat dan koneksi ke manufaktur, mungkin akan tetap di LMP2 dengan JOTA. Namun, ini semua masih belum terkonfirmasi. (Saya) masih akan melihat perkembangan pada tahun depan,” kata Sean.
Jumlah total balapan untuk FIA WEC tahun depan relatif sama dengan tahun ini, yaitu terdiri atas enam seri. Sean mengunci posisi runner-up FIA WEC tahun ini setelah konsisten meraih podium pada setiap seri. Hanya di seri Monza, Italia, Sean dan timnya finis di luar podium, yaitu peringkat kelima.
Semoga tahun depan kita bisa mengundang lebih banyak lagi sponsor untuk Sean demi mendukung olahraga (balap) kita di tingkat internasional. (Bambang Soesatyo)
Diakui Sean, meraih target juara pada tahun depan bukanlah hal mudah. Namun, banyak hal telah ia pelajari dari pengalaman pada tahun ini.
Balapan 24 jam
Pengalaman paling berharga di WEC, katanya, terkait ketahanan fisik dan mental menjalani balapan dengan durasi yang panjang. Ia merujuk pengalaman berlomba di Le Mans, Perancis. Saat itu, Sean menempati peringkat kedua dalam balapan yang berlangsung selama 24 jam nonstop tersebut.
Menghadapi tipe balapan seperti itu, pebalap dituntut lihai mengemudikan mobil sekaligus menyimpan energi yang cukup bagi tubuh. Mengemudikan mobil saat malam hingga dini hari juga sulit karena jarak pandang pebalap yang terbatas.
”Jadi, (saya banyak belajar) menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi semacam itu,” ucapnya.
Banyak hal yang perlu Sean tingkatkan agar bisa menjadi juara dunia pada tahun depan. Tahun ini, Sean menyebut ada sejumlah kesalahan yang ia dan timnya lakukan di setiap seri sehingga belum berhasil meraih peringkat pertama di setiap seri balapan.
Tahun depan, Sean berharap bisa tampil lebih baik dan rapi. Dengan begitu, ia berkesempatan terus naik podium sehingga peluang menjadi juara terbuka lebar.
Dalam kesempatan sama, Ketua Umum PP IMI Bambang Soesatyo mengatakan, pihaknya berupaya memperbanyak kejuaraan di tingkat lokal ataupun nasional. Hanya dengan memperbanyak kompetisi dan latihan, pebalap dapat menemukan kelemahan dan meningkatkan kemampuannya.
”Selain itu, semoga tahun depan kita bisa mengundang lebih banyak lagi sponsor untuk Sean demi mendukung olahraga (balap) kita di tingkat internasional,” katanya.