Dua Paralimpian Tampil Dominan di Babak Awal Bulu Tangkis
Suryo Nugroho dan Fredy Setiawan membuktikan kelasnya sebagai peraih medali di Paralimpiade Tokyo 2020. Keduanya berhasil tampil dominan dan melaju ke babak perempat final.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Dua pebulu tangkis nasional yang meraih medali perunggu di Paralimpiade Tokyo 2020, Suryo Nugroho dan Fredy Setiawan, menunjukkan kelasnya dalam pertandingan perdana di ajang Pekan Paralimpiade Nasional Papua 2021 di GOR Cenderawasih, Kota Jayapura, Kamis (11/11/2021). Atlet kontingen Jateng itu berhasil menang mudah dan melaju ke perempat final.
Suryo meraih kemenangan mudah saat menundukkan atlet Sulsel, Muhammad Aries Eki Afrial, di babak 16 besar nomor tunggal putra SU5 (disabilitas tubuh bagian atas). Suryo menang dalam dua gim langsung, 21-10, 21-4.
Suryo yang ditemui seusai pertandingan mengatakan, kunci kemenangan atas lawannya karena faktor lebih unggul pengalaman bertanding. Ia pun berharap lawannya juga dapat bertanding di ajang Pekan Paralimpiade Pelajar tingkat nasional.
Atlet berperingkat ketiga dunia ini juga mengaku sangat nyaman bertanding di Papua. Sebab, situasi pandemi Covid-19 di Jayapura telah landai.
Saya akan menghadapi Muhammad David Amrullah di babak berikutnya. Mudah-mudahan saya dapat mengalahkan semua lawan dan bisa menembus final.
”Saya akan menghadapi Muhammad David Amrullah di babak berikutnya. Mudah-mudahan saya dapat mengalahkan semua lawan dan bisa menembus final,” jelas Suryo yang sudah tiga kali mengikuti ajang Peparnas.
David, atlet asal Kalsel, juga sudah tidak sabar berlaga di perempat final. Dia ingin mengerahkan seluruh kemampuan saat menghadapi Suryo yang sudah diidolakan sejak lama. ”Dia adalah sosok yang memberikan inspirasi bagi saya untuk menekuni olahraga ini. Saya akan bertanding sebaik mungkin dalam pertandingan ini,” kata David.
Sementara itu, Fredy yang turun di nomor tunggal putra SL4 (disabilitas tubuh bagian bawah) bertanding setelah Suryo pada pukul 15.00 WIT. Fredy meraih kemenangan atas atlet Kalbar, A Hui, dengan skor sama di dua gim, 21-9, 21-9.
Menurut Fredy, dirinya tidak hanya menghadapi lawan pada pertandingan perdana. Dia juga mempelajari kondisi arah angin di lapangan. Sebab, setiap lapangan mempunyai karakteristik angin berbeda-beda. Adapun dia baru pertama kali bertanding di GOR Cenderawasih.
”Di Paralimpiade Tokyo, angin hanya mengarah ke satu sisi. Sementara di arena ini arah sering kali berubah-ubah. Saya tetap menargetkan bisa meraih medali emas di ajang ini,” tutur peraih emas Asian Para Games Jakarta 2018 tersebut.
Duta pemusatan latihan nasional bulu tangkis masih akan unjuk gigi di GOR Cenderawasih pada esok hari. Beberapa nama besar, seperti penyumbang emas Paralimpiade, Leani Ratri Oktila (tunggal putri SL4) dan Hary Kurniawan (tunggal putra SL4), akan turun di kelas elite.
Adapun atlet elite atau yang pernah mengikuti pertandingan internasional hanya boleh mengikuti satu nomor di Peparnas Papua. Aturan ini diterapkan Komite Paralimpiade Indonesia (NPC) untuk memacu regenerasi di olahraga disabilitas.