Era baru Tottenham Hotspur bersama Antonio Conte dimulai dengan hasil positif. Spurs menumbangkan Vitesse Arnhem, 3-2, di laga keempat fase grup Liga Konferensi Eropa, Jumat (5/11/2011) dini hari WIB.
Oleh
Muhammad Ikhsan Mahar
·5 menit baca
LONDON, JUMAT — Antonio Conte membuka lembaran baru dalam karier kepelatihannya di Tottenham Hotspur dengan kemenangan 3-2 atas Vitesse Arnhem pada ajang Liga Konferensi Eropa, Jumat (5/11/2021) dini hari WIB, di Stadion Tottenham Hotspur, London, Inggris. Meskipun meraih tiga poin, manajer asal Italia itu menganggap skuad Spurs masih perlu meningkatkan kualitas sebagai tim dan setiap individu pemain.
Laga debut Conte di kursi manajer Spurs itu disambut meriah oleh sekitar 36.000 fans ”Si Lili Putih” yang hadir langsung di stadion. Belasan suporter bahkan membawa bendera Italia sebagai bentuk dukungan kepada juru taktik berusia 52 tahun itu.
Secara umum, Conte menyoroti permainan timnya yang jauh menurun ketika telah unggul tiga gol dalam 30 menit awal laga. Gol Spurs diciptakan oleh Son Heung-min pada menit ke-15 dan Lucas Moura pada menit ke-22. Enam menit berselang, usaha bek Vitesse, Jacob Rasmussen, untuk memotong operan kepada Harry Kane, striker Spurs, berujung gol bunuh diri tim tamu.
Setelah itu, Vitesse bisa mencuri dua gol hanya dalam kurun waktu tujuh menit. Sepasang gol Vitesse diciptakan Rasmussen yang memanfaatkan situasi sepak pojok dan sepakan mendatar Matus Bero. Menurut Conte, dua gol yang bersarang ke gawang Spurs yang dikawal Hugo Lloris itu seharusnya bisa dihindari timnya.
”Saya pikir, tim ini perlu merasakan penderitaan demi mendapatkan tiga poin. Tim ini harus meningkatkan kepercayaan diri mereka,” ujar Conte kepada BT Sport seusai laga tersebut.
Lebih lanjut Conte mengatakan, ”Saya pikir pemain masih membutuhkan banyak kerja keras untuk meningkatkan fisik dan mental, tetapi kami sulit menemukan waktu untuk berlatih intensif karena akan ada jeda internasional. Saya ingin mereka mengerti (permainan) yang saya inginkan.”
Selain kebobolan dua gol, Conte juga harus menyaksikan beknya, Cristian Romero, mendapatkan kartu kuning kedua di menit ke-59. Dengan kondisi itu, Spurs bermain lebih bertahan dengan 10 pemain pada 30 menit akhir pertandingan. Situasi itu membuat Conte mengganti dua penyerang sayapnya, yaitu Son dan Moura, dengan Tanguy Ndombele dan Davinson Sanchez yang memiliki kemampuan bertahan lebih baik.
Son setuju dengan sang manajer. Ia menilai, Spurs tidak seharusnya lengah dan kebobolan dua gol di pengujung babak pertama yang mengakibatkan laga berjalan semakin sulit di paruh kedua. Meski begitu, bagi Son, hasil yang didapatkan timnya atas Vitesse menghadirkan pelajaran yang baik untuk membantu Spurs bermain lebih baik lagi di pertandingan berikutnya.
”Hal terpenting yang dikatakan Conte di masa turun minum adalah ia meminta kami tetap bersatu karena kami harus menjalani periode tersulit di setiap pertandingan secara bersama-sama,” kata bintang asal Korea Selatan itu.
Berkat gol ke gawang Vitesse, Son menjadi pemain yang selalu mencetak gol perdana di laga pertama tiga manajer terakhir Spurs. Ia mencetak sebuah gol dalam kemenangan Spurs, 3-2, atas West Ham, Februari 2020. Itu laga pertama Spurs di era Jose Mourinho. Kemudian, Son menjadi penentu kemenangan Spurs atas Manchester City di laga perdana Liga Inggris pada musim ini. Itu adalah gim resmi pertama Spurs di bawah asuhan Nuno Espirito Santo.
Sementara itu, Moura menyatakan, rekan setimnya masih memerlukan waktu untuk bisa bermain secara sempurna sesuai keinginan Conte. Skuad Spurs baru menjalani latihan selama dua hari bersama Conte jelang laga melawan Vitesse.
”Kami semua antusias bekerja dengannya dan kami merasakan mentalitas dan hasrat besarnya. Dalam dua sesi latihan, Conte selalu menunjukkan kepada kami bagaimana seharusnya bermain dan menunjukkan sikap mental di setiap laga,” ujar Moura dilansir laman UEFA.
Berkat kemenangan di laga keempat Liga Konferensi Eropa, Spurs naik ke posisi kedua Grup G dengan tujuh poin dan unggul satu poin dari Vitesse di urutan ketiga. Posisi puncak grup itu masih diduduki wakil Perancis, Rennes, yang telah mengoleksi 10 poin. NS Mura, klub Liga Slovenia, tertahan di posisi terakhir karena belum meraup poin.
Kelemahan bertahan
Pada laga melawan Vitesse, Conte langsung menerapkan formasi tiga bek yang menjadi identitasnya sebagai juru taktik. Romero, Eric Dier, dan Ben Davies menjadi trio bek tengah yang dipasang Conte di laga pertamanya menangani Spurs.
Meskipun ketiga bek itu mampu tampil agresif untuk langsung menutup ruang gerak pemain depan Vitesse ketika Spurs kehilangan bola, trisula bek tengah itu masih lemah dalam membaca situasi pertandingan.
Kami semua antusias bekerja dengannya dan kami merasakan mentalitas dan hasrat besarnya. Dalam dua sesi latihan, Conte selalu menunjukkan kepada kami bagaimana seharusnya bermain. (Lucas Moura)
Dua gol Vitesse disebabkan keterlambatan Dier mengantisipasi pergerakan tanpa bola dua pencetak gol lawan. Dier terlambat melompat untuk duel udara dengan Rasmussen di menit ke-32. Kemudian, Dier juga telat menutup ruang tembak Bero di dalam kotak penalti Spurs. Alhasil, Bero mencetak gol kedua untuk timnya pada menit ke-39.
”Perbaikan tim ini tidak akan berjalan mudah karena kami hanya memiliki waktu dua hari sebelum menghadapi Everton (pekan ke-11 Liga Inggris). Secara total, kami hanya memiliki satu hari persiapan karena mustahil untuk langsung bekerja dengan pemain yang telah tampil di laga ini karena mereka butuh istirahat,” tutur Conte.
Selain lini pertahanan, Conte juga perlu mencari cara untuk mengembalikan ketajaman Kane. Pada laga melawan Vitesse, Kane kembali gagal menciptakan satu pun tembakan mengarah ke gawang. Performa Kane agak tertolong karena menghasilkan sebuah asis bagi gol Moura.
Alhasil, Kane sudah menjalani dua laga tanpa memberikan ancaman kepada kiper lawan. Pada laga melawan Manchester United, akhir pekan lalu, penyerang tim nasional Inggris itu juga gagal mencatatkan peluang tepat sasaran.
Pelatih Vitesse Thomas Letsch menganggap tim asuhannya pantas berbangga diri dengan dua penampilan melawan Spurs, dua pekan terakhir. Pada laga di Belanda, Vitesse unggul tipis 1-0.
”Kami membuat kesalahan bodoh di babak pertama dan melihat kualitas Spurs untuk menghukum kami. Namun, kami bangkit dan mendominasi babak kedua. Hal itu membuat kami pulang dengan rasa bangga,” kata Letsch. (AFP)