Cermati Protokol Kesehatan Superbike Mandalika Ini
Penyelenggara Superbike Mandalika menerapkan alur pemeriksaan dan protokol kesehatan yang ketat selama balapan, 19-21 November 2021. Jika hasil pemeriksaan tidak layak, individu dilarang masuk dan berpotensi diisolasi.
Oleh
Agung Setyahadi
·5 menit baca
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA
Wisatawan berfoto di atas Bukit Seger dengan latar belakang Sirkuit Mandalika di Kuta, Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Minggu (31/10/2021). Seiring makin terkendalinya pandemi di NTB, kunjungan wisata ke sejumlah kawasan wisata di Lombok mulai terlihat.
JAKARTA, KOMPAS — Seluruh pihak yang terlibat dalam ajang Superbike di Sirkuit Internasional Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat, 19-21 November 2021, wajib menjalani pemeriksaan kesehatan dan menerapkan protokol yang ketat. Jika ada hasil pemeriksaan yang dinilai tidak memenuhi syarat, individu terkait akan disuruh pulang atau masuk ke fasilitas isolasi di rumah sakit rujukan.
Panitia juga menyediakan fasilitas medis yang lengkap untuk penonton di area sirkuit, selain pusat medis khusus untuk pebalap dan anggota tim.
Alur pemeriksaan dan skema protokol kesehatan itu kini sedang dimatangkan oleh PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC) dan Mandalika Grand Prix Association (MGPA) yang bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan serta RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Protokol kesehatan akan memaksimalkan penggunaan aplikasi Peduli Lindungi, di mana seluruh pihak yang terlibat wajib menggunakan aplikasi tersebut. Aturan ini berlaku bagi personel penyelenggara balapan, anggota tim, komite, pekerja, awak media, dan penonton.
ITDC-MGPA
Penyelenggara balapan Superbike di Sirkuit Internasional Mandalika, ITDC dan MGPA, mematangkan alur pemeriksaan bagi calon penonton serta semua pihak yang terlibat selama balapan, 19-21 November 2021. Semua pihak wajib sudah menerima dua kali vaksin dan menunjukkan hasil negatif Covid-19 berdasarkan tes usap antigen atau PCR.
Skema protokol kesehatan bagi penonton yang membeli tiket secara daring, antara lain, melakukan pemindaian aplikasi Peduli Lindungi untuk menunjukkan hasil bahwa penonton telah melaksanakan dua kali vaksin Covid-19. Mereka juga wajib memiliki hasil negatif Covid-19 tes usap antigen (1 x 24 jam) atau PCR (3 x 24 jam).
Jika hasil pemeriksaan memenuhi syarat, penonton dapat menukarkan kode pemesanan tiket dengan tiket balapan pada gerai di area sirkuit. Mereka kemudian akan diberi gelang dengan kode QR untuk proses screening dan divalidasi. Jika hasilnya layak, penonton yang telah divalidasi boleh masuk ke area sirkuit. Selama di area sirkuit, mereka wajib mematuhi protokol kesehatan, antara lain mengenakan masker lapis ganda, face shield, dan tetap menjaga jarak fisik.
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi syarat, penonton terkait akan dipersilakan pulang atau dirujuk ke rumah sakit rujukan Covid-19. Mereka juga akan mendapatkan opsi pengembalian biaya tiket atau menggunakan tiket yang sama pada tahun berikutnya.
”Kami menyampaikan terima kasih kepada tim Kemenkes dan RSUD Provinsi NTB yang telah memberikan dukungan total dalam mempersiapkan kelengkapan sarana-prasarana layanan dan protokol kesehatan menjelang WSBK di The Mandalika. Skema protokol kesehatan ini telah kami matangkan dengan pihak Kemenkes pada hari Rabu (27/10/2021) melalui rapat koordinasi dan peninjauan pada medical center dan beberapa titik lainnya di area sirkuit,” ungkap Direktur Utama MGPA Ricky Baheramsjah, Senin (1/11/2021).
Sementara bagi calon penonton yang membeli tiket langsung di gerai area sirkuit, mereka juga akan menjalani pemeriksaan kesehatan, antara lain dicek suhu tubuhnya. Mereka juga tetap harus menunjukkan hasil negatif Covid-19 lewat tes usap antigen atau PCR melalui aplikasi Peduli Lindungi. Jika pemeriksaan lancar, calon penonton dapat melakukan transaksi tunai dan nontunai untuk mendapatkan struk pembelian tiket dan menukarkannya dengan gelang QR sesuai warna tribune.
Pemeriksaan kesehatan juga diterapkan untuk personel komite, pekerja, dan media. Mereka juga wajib menunjukkan bukti telah melaksanakan dua kali vaksin Covid-19 dan memiliki hasil negatif Covid-19 lewat tes usap antigen atau PCR.
Begitu mereka datang akan dilakukan tes PCR dan kemudian mereka akan masuk karantina sebelum mereka bisa terbang ke Lombok. Di Lombok, mereka akan menjalani PCR lagi. (Cahyadi Wanda)
Jika hasilnya layak, mereka akan mendapatkan ID card dan gelang untuk screening dan divalidasi. Apabila hasilnya tidak layak, maka personel akan dipersilakan untuk pulang atau dirujuk ke rumah sakit rujukan Covid-19.
Lokasi pemeriksaan berada di tiga titik, yakni di area Bazar Mandalika, area utara sirkuit, dan area Tanjung Aan, The Mandalika. Pengelola juga menyediakan fasilitas kesehatan berupa tenda protokol kesehatan yang melayani tes usap antigen dan PCR, berkolaborasi dengan RSUD Provinsi NTB.
Kompas/Heru Sri Kumoro
Sirkuit Mandalika di Kuta, Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Senin (18/10/2021). Sirkuit Mandalika akan digunakan untuk ajang balap motor internasional, seperti Superbike pada November 2021 dan MotoGP pada Maret 2022.
”Layanan dan protokol kesehatan ini akan terus kami matangkan hingga betul-betul siap untuk dijalankan pada saat penyelenggaraan balapan. Dengan layanan kesehatan dan protokol kesehatan yang matang dan lengkap, kami yakinkan para penonton tidak perlu khawatir apabila mengalami gawat darurat saat ajang WSBK Indonesia 2021 berlangsung,” ujar Ricky.
Fasilitas medis lengkap
Di area sirkuit, ITDC-MGPA juga menyiapkan satu ruang isolasi, tujuh tenda medis, dua ruang mini klinik, dan enam unit ambulans. Ruang isolasi berfungsi untuk melokalisasi sementara pasien terduga Covid-19 di area balapan Superbike. Pasien kemudian akan diserahterimakan kepada Satuan Tugas Penanganan Covid-19. Selama di ruang isolasi, pasien akan didampingi oleh dokter umum dan perawat.
Untuk gangguan kesehatan lainnya, ada tenda medis yang difungsikan sebagai akses cepat ke pasien, triase, stabilisasi, menangani cedera atau penyakit ringan, serta transportasi ke rumah sakit rujukan. Tenda medis juga akan ditempati oleh perawat, paramedik, dan dokter umum.
Sementara fasilitas mini klinik diperuntukkan tindakan lanjutan bagi pasien yang tidak mendapatkan fasilitas di tenda medis, seperti infus dan injeksi. Di dalam mini klinik akan ada dokter spesialis, dokter umum, perawat, dan paramedik.
ITDC-MGPA
Salah satu ruang medis di Sirkuit Internasiobal Mandalika dengan fasilitas pemeriksaan dan perawatan jika ada individu yang mengalami gangguan kesehatan selama balapan Superbike, 19-21 November 2021. Fasilitas medis ini hasil kerja sama ITDC, MGPA, Kementerian Kesehatan, dan RSUD Provinsi NTB.
Adapun 6 unit ambulans disediakan sebagai bantuan paramedis gawat darurat dan transportasi pelayanan kesehatan ke rumah sakit yang dirujuk.
Protokol kesehatan juga diterapkan bagi para pebalap Superbike serta peserta balap Asia Talent Cup yang berlangsung pada 12-14 November. ”Soal protokol kesehatan dan keselamatan bagi para pebalap yang akan datang, pasti akan ada karantina. Kami sekarang masih terus berkoordinasi intensif dengan Kemenkes dan Satgas Penanganan Covid-19 tentang durasi karantina. Tentu kami akan mengikuti peraturan dan kami akan terapkan standar yang ditetapkan,” ujar Wakil Direktur Mandalika Grand Prix Association (MGPA) Cahyadi Wanda saat peluncuran logo Mandalika GP Series dan Mandalika Experiences beberapa waktu lalu.
”Begitu mereka datang akan dilakukan tes PCR dan kemudian mereka akan masuk karantina sebelum mereka bisa terbang ke Lombok. Di Lombok, mereka akan menjalani PCR lagi. Di sana kami siapkan berbagai skenario jika ada yang positif dan negatif. Kami bahkan sudah menyiapkan ruang isolasi. Itu standar yang kami terapkan untuk personel tim dan pebalap yang akan datang dari internasional,” ujar Cahyadi yang belum bisa memastikan berapa lama durasi karantina bagi para pebalap dan anggota tim Superbike.