Kontingen Indonesia akan menghadapi agenda olahraga yang padat pada tahun depan. Kini, segenap pihak berupaya untuk segera menyelesaikan sanksi WADA kepada LADI agar Merah Putih bisa berkibar di ajang-ajang tersebut.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah hampir dua tahun minim kejuaraan karena pandemi Covid-19, dunia olahraga Indonesia akan kembali disibukkan dengan sedikitnya empat ajang multicabang besar pada 2022. Namun, sebelum berpartisipasi, segenap pemangku kepentingan harus segera menyelesaikan sanksi yang diterima Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI) dari Badan Anti-Doping Dunia (WADA) agar bendera Merah Putih bisa berkibar di semua ajang tersebut.
Sekretaris Jenderal Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Ferry J Kono, Minggu (24/10/2021), mengatakan, berdasarkan hasil rapat komite eksekutif Federasi Olahraga Regional Asia Tenggara (SEAGF), Senin (18/10/2021), SEA Games Vietnam 2021 tetap dilaksanakan. Setelah batal digelar dari jadwal semula pada akhir tahun ini, SEA Games Vietnam dijadwal ulang pada Mei 2022.
Kepastian tanggal penyelenggaraan baru ditentukan dalam rapat anggota SEAGF yang kemungkinan berlangsung akhir Oktober. ”Yang jelas, jumlah nomor pertandingan SEA Games Vietnam akan berkurang dari sebelumnya (520 nomor dari 40 cabang olahraga). Pengurangan itu karena sarana dan prasarana di Vietnam belum siap,” ujar Ferry.
Ferry menuturkan, dengan tetap dilaksanakannya SEA Games Vietnam, kontingen Indonesia akan mengikuti sedikitnya empat ajang multicabang pada tahun depan. Selain SEA Games, ada Asian Games 2022 di Hangzhou, China, 10-25 September; Islamic Solidarity Games 2022 di Konya, Turki, 9-18 Agustus; dan Asian Youth Games 2021 di Shantou, China, 20-28 Desember.
”Praktis, hanya Asian Indoor and Martial Arts Games 2021 di Bangkok, Thailand, yang ditunda lagi dari Maret 2022 menjadi November 2023,” katanya.
Kami mulai berkoordinasi dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga dan pengurus induk cabang olahraga. Semuanya mesti mempersiapkan kerangka tim dan program periodisasi pelatnas untuk menuju ajang tersebut.
Menurut Ferry, mau tidak mau, semua keputusan itu harus diterima. Maka dari itu, KOI mulai mempersiapkan diri untuk mengikuti semua ajang yang diselenggarakan tahun depan.
”Kami mulai berkoordinasi dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga dan pengurus induk cabang olahraga. Semuanya mesti mempersiapkan kerangka tim dan program periodisasi pelatnas untuk menuju ajang tersebut,” katanya.
Optimistis berkibar
Di tengah persiapan mengikuti semua kegiatan besar itu, kontingen Indonesia dihantui sanksi yang diberikan WADA kepada LADI per 7 Oktober 2021. Sanksi itu akibat LADI dianggap tidak patuh menjalankan aturan dan program antidoping.
Akibatnya, sejumlah hak Indonesia di olahraga internasional ditangguhkan, antara lain bendera Merah Putih tidak diizinkan berkibar di ajang regional, kontinental, hingga kejuaraan dunia atau gelaran yang dimiliki induk cabang olahraga internasional selain di Olimpiade dan Paralimpiade. Indonesia pun tidak diperbolehkan menjadi tuan rumah kegiatan regional, kontinental, hingga kejuaraan dunia dalam satu tahun ke depan.
Sementara itu, Ketua Umum KOI Raja Sapta Oktohari dalam siaran pers menyampaikan, dirinya yang menjabat Ketua Satgas Percepatan Penyelesaian Sanksi WADA bentukan Kemenpora optimistis Merah Putih bisa berkibar mulai di SEA Games Vietnam. Satgas itu sedang berupaya mengakselerasi pencabutan sanksi dan menginvestigasi penyebab maupun pihak yang bertanggung jawab atas masalah tersebut.
”Jika mengikuti selesainya sanksi, memang tidak bisa bendera Indonesia berkibar di ajang multicabang, seperti SEA Games dan Asian Games. Namun, satgas ditugaskan untuk melakukan percepatan penyelesaian masalah itu. Ini masih kami inventarisasi dan dalami setidaknya untuk satu bulan ke depan. Kami berusaha maksimal agar LADI bisa segera mematuhi aturan sehingga Merah Putih bisa berkibar di Hanoi, Vietnam,” terang Okto.