Duel ”el clasico” edisi terbaru akan kehilangan sosok Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Akan tetapi, laga klasik di Liga Spanyol ini berpotensi melahirkan megabintang baru, yaitu Ansu Fati dan Vinicius Junior.
Oleh
Kelvin Hianusa
·5 menit baca
BARCELONA, SABTU — Laga el clasico antara Barcelona dan Real Madrid di Stadion Camp Nou, Minggu (24/10/2021) pukul 21.15 WIB, akan terasa ganjil. Duel itu tidak akan lagi dihadiri dua megabintang, Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Di tengah rasa kehilangan, duel kedua tim bisa menjadi momentum tepat untuk pembaptisan ”sang pangeran baru”.
Setelah perginya Messi ke Paris Saint-Germain pada awal musim panas lalu, el clasico dipastikan berubah wajah pada musim ini. Tidak ada lagi dua sosok legendaris yang menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah duel bergengsi tersebut, yaitu Ronaldo (18 gol dari 32 laga el clasico) dan Messi (26 gol dari 45 laga).
Tak pelak, laga kedua tim malam nanti akan menyorot sosok-sosok bintang baru. Dari kubu tuan rumah, semua mata bakal tertuju ke penyerang sayap 18 tahun, Ansu Fati. Sang remaja Barca sudah menunjukkan potensinya sejak musim lalu, yaitu saat menjadi pencetak gol termuda sepanjang sejarah el clasico pada usia 17 tahun 359 hari.
Fati baru saja kembali musim ini setelah sembuh dari cedera panjang. Tidak butuh waktu lama, dia langsung menyelamatkan Barca dari krisis. Pemain yang mewarisi nomor 10 milik Messi itu sudah menyumbang dua gol hanya dalam 94 menit bermain di liga. Harapan besar pun berada di pundak bocah ajaib itu, apalagi dia baru saja memperpanjang kontraknya di ”Blaugrana” sampai 2027.
”Barca butuh figur seperti dirinya (Fati), seorang pencetak gol. Semua membutuhkannya, apalagi saat pemain terpenting dalam sejarah kami (Messi) pergi. Namun, kami harus tetap realistis karena dia baru 18 tahun. Yang harus memenangi laga nanti adalah tim ini, sementara dia membantu dengan golnya,” kata bek veteran Barca, Gerard Pique, dikutip Marca.
Adapun di kubu tim tamu, Real datang bersama penyerang sayapnya yang semakin menyetel pada musim keempatnya, Vinicius Junior. Pemain 21 tahun itu mulai bisa menempati peran yang ditinggalkan Ronaldo di lini serang kiri ”El Real”.
Kemenangan (atas Real Madrid) akan memberikan kepercayaan diri dan membuat kami lebih dekat ke puncak klasemen. Kami sangat butuh kemenangan ini. (Sergio Busquets)
Lewat kecepatan dan teknik dribel, Vinicius sudah menyumbang 7 gol dan 3 asis di seluruh kompetisi untuk Real pada musim ini. Dia mampu menjadi tandem terbaik dari sang penyerang veteran, Karim Benzema, yang sangat kehilangan sosok seperti Ronaldo.
”Perang” ketajaman dari sisi kiri lini serang masing-masing tim pun kemungkinan akan tersaji di Camp Nou. Vinicius akan mencoba menyengat lini bertahan Barca yang terkenal rapuh dua musim terakhir ini. Adapun Fati akan memanfaatkan peluang sekecil mungkin untuk menghukum tim tamu.
Alberto Toril, pemain Real pada era 1990-an, mengibaratkan duel Fati dan Vinicius sebagai ”pertarungan masa depan”. Pemain yang lebih bersinar dalam laga nanti punya modal lebih besar untuk mendominasi el clasico pada tahun-tahun berikutnya.
”Fati pemain yang bisa menjadi penentu karena kemampuannya mencetak gol. Vini luar biasa dalam menciptakan bahaya. Dia sulit dikalahkan dalam (duel) satu lawan satu. Keduanya sangat bagus. Anda tidak bisa memilih siapa yang lebih baik karena mereka sama-sama hebat dan punya gaya berbeda,” kata Toril yang juga pernah melatih tim muda Real Madrid.
”Senjata” baru
Adapun pemain lainnya juga punya kans sama untuk bersinar di duel terbesar Liga Spanyol tersebut. Barca punya beberapa ”senjata” baru, seperti Memphis Dephay, Sergio Aguero, dan Luuk de Jong. Mereka akan menjalani debutnya di el clasico jika diturunkan.
Real datang bersama Benzema, kapten tim yang sedang berada dalam kondisi terbaiknya. Striker 33 tahun itu memuncaki daftar pencetak gol (9 gol) dan asis (7) terbanyak di Liga Spanyol. Dia menjadi pusat sistem permainan Pelatih Real Madrid Carlo Ancelotti.
Titik balik Barca
Adapun bagi Barca, kemenangan di el clasico kali ini akan sangat berarti. Skuad asuhan pelatih Ronald Koeman itu ingin meneruskan tren kemenangan dalam dua laga terakhir. Mereka perlahan bangkit dari keterpurukan pada awal musim ini seiring kembali pulihnya beberapa pemain yang cedera.
Pique dan rekan-rekan belum beranjak di papan tengah klasemen sementara, yaitu peringkat ke-7. Mereka hanya tertinggal dua poin dari Real yang berada di peringkat ketiga.
”Kemenangan akan memberikan kepercayaan diri dan membuat kami lebih dekat ke puncak klasemen. Sebenarnya, kami tidak terlalu jauh dengan Real Madrid saat ini. Namun, untuk kepercayaan diri hingga akhir musim, kami sangat butuh kemenangan ini,” ucap kapten Barca, Sergio Busquets.
Tidak hanya kehilangan sosok pemain seperti Messi, Barca juga mungkin akan tampil dengan gaya berbeda menghadapi Real. Seperti kata Koeman, mereka tidak lagi bisa mengandalkan gaya tiki-taka dengan komposisi pemain saat ini. Koeman kemungkinan akan kembali mengandalkan umpan-umpan silang dengan memanfaatkan postur tinggi De Jong.
Meskipun lebih diunggulkan, Ancelotti tidak ingin jemawa. Dia menilai spirit Barca sedang berada di titik tertinggi mengingat sang rival sudah bisa mencatat kemenangan beruntun yang sekaligus menepis isu pemecatan sang pelatih, Koeman.
”Ini adalah tim yang mampu bangkit dari banyak masalah. Perlahan, mereka telah menemukan identitasnya dan mulai berkembang. Hasil sebelum laga ini tidak penting. Semuanya itu tentang apa yang Anda lakukan di lapangan,” ungkap Ancelotti.
Ancelotti dan Koeman sudah empat kali bertarung sebagai pelatih. Pertemuan mereka terjadi ketika Ancelotti melatih AC Milan, sementara Koeman menangani Ajax Amsterdam pada awal 2000-an. Dari seluruh duel itu, Koeman tidak sekali pun menang, hanya mampu mencatat sekali imbang dan tiga kali kekalahan.