Penonton Liga Indonesia Berpeluang Hadir ke Stadion
Setelah beberapa pekan Liga 1 dan Liga 2 bergulir, pemerintah mempertimbangkan kehadiran penonton ke dalam stadion. Namun, kajian masih dilakukan agar kebijakan itu tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah delapan pekan Liga 1 dan empat pekan Liga 2 bergulir, pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia mempertimbangkan penonton dengan jumlah terbatas hadir menonton langsung di stadion. Kajian masih dilakukan untuk memastikan kehadiran penonton bisa sesuai protokol kesehatan Covid-19 sehingga aman untuk semua yang ada di dalam stadion.
”Kami bersama PSSI baru saja melakukan rapat internal membahas kemungkinan ada penonton dalam liga sepak bola (Liga 1 ataupun Liga 2). Tetapi, ini tidak mudah karena kegiatan begulir di tengah kondisi tidak normal (pandemi Covid-19). Semuanya harus disiapkan dengan benar supaya kehadiran penonton tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Nanti, kami diskusikan lagi dengan pihak lain, mulai dari Satgas Covid-19, Kementerian Kesehatan, dan kepolisian,” ujar Menpora Zainudin Amali dalam konferensi pers, Jumat (22/10/2021).
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mengatakan, banyak hal yang perlu disiapkan dengan matang untuk menghadirkan penonton dalam liga sepak bola di tengah pandemi Covid-19. Yang pertama, kesiapan infrastruktur. Sejauh ini belum semua stadion memenuhi standar FIFA ataupun AFC. Tak sedikit stadion yang belum memiliki nomor di kursi yang ada. Padahal, itu sangat penting untuk menentukan kursi yang boleh ditempati penonton guna mengatur jarak dengan penonton lainnya.
Lalu, panitia harus menyiapkan fasilitas pendukung, terutama alat pindai tiket elektronik ataupun aplikasi Peduli Lindungi. Teknologi yang ada patut memenuhi kebutuhan agar tidak memakan waktu dan menimbulkan antrean ketika penonton ingin masuk ke stadion.
Sosialisasi kepada suporter
Semua pemain saja harus dites antigen sebelum bertanding, jadi penonton juga harus antigen sebelum ke stadion. Tapi, ini mesti didiskusikan lagi, terutama terkait pembiayaannya.
Selain itu, juga perlu sosialisasi menyeluruh kepada semua kelompok suporter agar memenuhi semua persyaratan sebelum datang ke stadion. Syarat umum yang wajib dipenuhi, antara lain, bukti sertifikat sudah dua kali divaksinasi dan tes usap antigen dengan hasil negatif. ”Semua pemain saja harus dites antigen sebelum bertanding, jadi penonton juga harus antigen sebelum ke stadion. Tapi, ini mesti didiskusikan lagi, terutama terkait pembiayaannya,” kata Iriawan.
Iriawan menuturkan, pihaknya berencana mengundang perwakilan kelompok suporter untuk diskusi dan melakukan simulasi di dalam stadion. Dengan demikian, mereka bisa melihat sejauh mana efektivitas penerapan protokol kesehatan jika ada penonton. Para perwakilan itu pun bisa menjadi perantara untuk menyampaikan informasi yang ada kepada rekan-rekannya di daerah masing-masing.
Hasil simulasi itu akan didiskusikan pula kepada pihak terkait, seperti Kemenpora, Kemenkes, Satgas Covid-19, dan kepolisian. ”Dari itu bakal diputuskan bisa ada penonton atau tidak. Kalau ada penonton, tentu ada pembatasan jumlah yang mungkin 20 persen ke bawah dari total kapasitas stadion,” tuturnya.
Menurut Zainudin, tak hanya soal penonton di dalam stadion, segenap pihak juga perlu memastikan pengelolaan penonton di luar stadion. Jika ada penonton yang bisa menyaksikan langsung dalam stadion, pasti itu menimbulkan pergerakan penonton ke stadion bersangkutan. Mereka yang tidak mendapatkan kesempatan masuk mungkin akan menimbulkan kerumunan di luar stadion. ”Ini patut menjadi perhatian dan diatur karena bisa menjadi masalah,” terangnya.
Evaluasi liga
Sementara itu, Zainudin menyampaikan, pihaknya menilai Liga 1 ataupun Liga 2 telah berjalan cukup baik di tengah pandemi Covid-19 walau ada kekurangan.
”Bagi kami, liga bisa berjalan saja sangat bersyukur. Karena ini membuat aktivitas sepak bola bisa bergulir kembali. Pemain, pelatih, wasit, dan lainnya bisa bekerja lagi,” ujarnya.
Iriawan mengungkapkan, memang masih ada kekurangan dalam jalannya liga. Wasit misalnya. Karena sudah satu tahun lebih tidak rutin bertugas, itu memengaruhi kualitas kepemimpinan mereka di lapangan. Jadi, PSSI memastikan itu bukan kesengajaan.
”Terkait wasit, jangankan tidak bertugas satu tahun lebih, berhenti tugas tiga bulan saja pasti bermasalah dengan kualitas mereka. Belum lagi, 33 wasit bersertifikat dikirim untuk bertugas di PON Papua 2021. Semua itu berpengaruh ke beberapa laga terakhir. Tapi, yang jelas itu semua bukan kesengajaan. Sekarang, investigasi sedang dilakukan oleh komisi displin dan komite wasit. Mereka yang melakukan kesalahan bakal mendapatkan sanksi,” katanya.
Mengenai pemain timnas yang bisa langsung bergabung ke klub masing-masing, lanjut Iriawan, mereka semua memang tidak lagi melakukan karantina lima hari sepulang dari luar negeri. Akan tetapi, selama di luar negeri, mereka turut menjalankan sistem gelembung. Maka itu, sekembali ke Indonesia, mereka cukup menjalani tes usap PCR sebelum dan sesampai di Indonesia dan bisa langsung bergabung ke klub masing-masing yang menjalani sistem gelembung liga. ”Jadi, prinsipnya, mereka ini menjalani sistem gelembung ke gelembung,” ujar Iriawan.