Hujan masih menjadi momok paling menakutkan bagi Fabio Quartararo. Hantu itu kini menghampiri pebalap tim pabrikan Yamaha tersebut di Misano, saat dia berusaha lebih awal mengunci gelar juara MotoGP.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
MISANO ADRIATICO, JUMAT — Fabio Quartararo mengakhiri dua sesi latihan bebas MotoGP di Sirkuit Misano dengan hasil kelabu, di posisi ke-18 pada sesi pagi dan ke-16 di sesi siang. Pemuncak klasemen sementara itu kesulitan mencetak pace dan catatan waktu satu lap yang kompetitif pada trek basah. Kondisi ini berpotensi mengusik misi pebalap Monster Energy Yamaha itu mengunci gelar juara di Misano karena pesaingnya, Francesco Bagnaia, tampil lebih baik di trek basah.
Hujan memang menjadi titik lemah Quartararo karena dia selalu kesulitan mendapatkan kecepatan di trek yang licin. Kondisi trek semakin sulit karena temperatur udara di Misano sangat dingin pada Oktober. Jika hujan masih berlangsung hingga balapan, Minggu (24/10/2021), Quartararo sepertinya harus menunda pesta juara.
Pebalap berjuluk ”El Diablo” itu akan menjadi juara jika memenangi balapan atau finis dengan meraih poin tidak kalah dua poin atau lebih dari pebalap Ducati, Francesco Bagnaia. Dengan sisa tiga balapan, dan poin maksimal yang bisa diraih 75 poin, posisi Quartararo sebenarnya di atas angin dengan unggul 52 poin dari Bagnaia. Namun, jika Quartararo finis jauh di belakang Bagnaia pada akhir pekan ini, dia harus menunda pesta juara di Algarve atau seri penutup di Valencia.
Performa Quartararo dalam dua sesi latihan Jumat (22/10/2021) tidak menguatkan potensinya mengunci gelar juara di Misano. Dia hanya mampu menempati posisi ke-18 pada FP1 serta 16 di akhir FP2. Catatan pace Quartararo juga tidak kompetitif, terpaut hingga lebih dari satu detik dibandingkan dengan para pebalap tercepat di masing-masing sesi, Johann Zarco (Pramac Racing) dan Jack Miller (Ducati).
Dalam FP2, pace Quartararo 1 menit 43 kecil dengan ban depan-belakang tipe basah berkompon lunak. Sedangkan dengan kombinasi ban basah kompon medium-lunak di akhir FP2, pace ”El Diablo” 1 menit 44 detik kecil. Catatan itu jauh dari pace Miller 1 menit 42 kecil dengan kombinasi ban basah kompon medium-lunak.
Pace Quartararo juga kalah dari Bagnaia, yang menempati posisi tercepat ke-6 dan ke-8 pada FP1 dan FP2. Rekan setim Miller itu konsisten mencetak pace 1 menit 43 detik besar dengan ban basah medium-medium pada FP2. Namun, Bagnaia sempat mengalami kesulitan pada FP1 dengan pace yang setara dengan Quartararo 1 menit 45 detik kecil. Bahkan, pebalap asal Italia itu sempat terjatuh di Tikungan 8.
Kondisi ini membuat tantangan Quartararo semakin besar, terutama jika hujan berlangsung hingga Minggu. Dalam prakiraan cuaca, kondisi cuaca di Misano pada Sabtu akan cerah, sedangkan pada Minggu sebagian hujan. Kondisi cuaca ini akan menguji kemampuan Quartararo mengatasi tekanan mental yang dulu sering mengacaukan fokusnya, hingga dia menjalani konsultasi dengan psikolog untuk mengatasi titik lemahnya itu. Musim ini, pebalap asal Perancis itu jauh lebih tenang dan kalem saat dalam situasi sulit.
Quartararo kini berusaha melihat balapan di Misano ini seperti balapan biasa, untuk menghindari tekanan psikis yang berlebih sebagai pemuncak klasemen dan tinggal selangkah lagi juara.
Kami ingin menjalani ini seperti balapan biasa, tetapi kita tahu pada Minggu bisa saja terjadi sesuatu, sesuatu yang istimewa.
”Ya, tentu saya merasa sangat baik (di posisi ini). Tetapi, jujur, pikiran saya tidak sepenuhnya pada hal itu, pada perebutan gelar juara. Kami ingin menjalani ini seperti balapan biasa, tetapi kita tahu pada Minggu bisa saja terjadi sesuatu, sesuatu yang istimewa,” ungkap Quartararo di laman MotoGP.
”Saya tidak pernah berada dalam situasi seperti itu, musim lalu saya banyak belajar cara, bukan bagaimana menjuarai kejuaraan karena saya tidak benar-benar memiliki peluang juara, tetapi menjadi pemimpin klasemen dalam banyak balapan tahun lalu merupakan langkah penting bagi pengalaman saya, dan tahun ini menjadi lebih mudah untuk memiliki ini (peluang juara). Kita lihat saja, tetapi saat ini adalah balapan biasa. Kita lihat saja risiko apa yang bisa kami ambil pada Minggu,” ujar Quartararo.
Kondisi ini membuka peluang bagi Bagnaia untuk memperpanjang persaingan juara hingga Algarve, bahkan Valencia. Dia memiliki potensi besar mengulang kemenangan balapan pertama Misano pada September lalu, terutama jika kondisi trek kering. Sedangkan dalam kondisi trek basah, peluang menang turun, tetapi dia lebih kompetitif dibandingkan Quartararo.
”Bagi saya, satu hal yang bisa saya lakukan adalah menang, untuk berusaha tetap dalam persaingan juara. Kita tahu selisih 52 poin sangat besar, tetapi kami akan mencoba, kami masih memiliki peluang,” ungkap Bagnaia.
”Tetapi, akhir pekan ini akan berbeda. Sepertinya akan hujan pada Jumat dan Sabtu sehingga mempersulit persiapan untuk balapan. Yang jelas, akhir pekan ini saya harus tampil total dan berusaha melakukan sesuatu,” ucap pebalap berjuluk ”Pecco” itu.