Pebalap muda Indonesia, Mario Suryo Aji mencuri perhatian dalam debutnya di Grand Prix Moto3 dengan mengungguli para pebalap papan atas dalam sesi latihan pertama dan kedua seri Emilia Romagna di Sirkuit Misano.
Oleh
Agung Setyahadi
·4 menit baca
DOKUMENTASI ASTRA HONDA MOTOR
Pebalap Astra Honda Racing Team Mario Suryo Aji merebut posisi start terdepan pada babak kualifikasi seri ketiga CEV Kejuaraan Dunia Moto3 Yunior di Sirkuit Barcelona-Catalunya, Sabtu (12/6/2021)
MISANO ADRIATICO, JUMAT – Pebalap muda Indonesia Mario Suryo Aji tampil mengesankan dalam debutnya di ajang Grand Prix Moto3 melalui wildcard pada seri Emilia Romagna di Sirkuit Misano. Mario mencetak kecepatan yang kompetitif sejak sesi latihan pertama dan kedua yang berlangsung dalam kondisi basah, Jumat (22/10/2021). Pebalap binaan Astra Honda Motor itu menempati posisi ketujuh catatan waktu gabungan dengan 1 menit 53,429 detik.
Mario mengungguli para pebalap papan atas Moto3 seperti Dennis Fogia, Sergio Garcia, Romano Fenati, Jaume Masia, dan Darryn Binder. Kelima pebalap itu masing-masing merupakan penghuni posisi kedua hingga keenam klasemen Grand Prix Moto3. Mereka kesulitan mencetak kecepatan dalam kondisi trek basah sepanjang FP1 serta sebagian besar FP2.
Mario yang saat ini berkiprah di CEV Kejuaraan Dunia Moto3 Yunior, mendapatkan wildcard untuk seri Emilia Romagna di Misano serta seri Algarve di Portimao, Portugal. Ini merupakan kesempatan emas bagi Mario untuk merasakan kompetisi Moto3 yang sangat ketat. Pebalap asal Magetan, Jawa Timur itu, memanfaatkan kesempatan langka ini dengan melesat sejak sesi latihan pertama.
Mario konsisten menempati posisi keempat di sepanjang FP1 dengan waktu lap tercepat 1 menit 53,429 detik. Dia juga mencetak pace yang kompetitif 1 menit 55 detik tengah. Kecepatan itu bahkan mengungguli Pedro Acosta, pemuncak klasemen Moto3, yang pada FP1 memiliki pace 1 menit 56 detik kecil. Acosta juga kesulitan menambah kecepatan dengan lap terbaiknya 1 menit 54,227 detik.
ASTRA HONDA RACING TEAM
Pebalap AHRT Mario Suryo Aji
Mario melanjutkan performanya dalam latihan bebas 2 (FP2) di mana dia kembali konsisten di posisi keempat. Namun, menjelang sesi latihan siang itu berakhir, trek mulai kering dan sejumlah pebalap mulai bisa mencetak waktu lap lebih baik. Mario merosot jauh dalam catatan waktu tercepat, menempati urutan ke-26 di akhir FP2 dengan 1 menit 54,604 detik. Namun, pace-nya membaik menjadi 1 menit 55 detik kecil, tidak terpaut jauh dari para pebalap yang berada di 10 besar FP2.
Pebalap yang membela Astra Honda Racing Team di CEV Moto3 itu, masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki performanya dalam sesi latihan ketiga dan keempat pada Sabtu. Fokus utama Mario akan tertuju pada mencari setelan terbaik di trek kering.
Meskipun saya menghadapi atmosfer persaingan yang cukup kuat di GP Moto3, saya berusaha untuk beradaptasi dengan cepat di kejuaraan dunia.
Dalam ajang Grand Prix Moto3, Mario membalap di Honda Team Asia, tetapi tetap menggunakan livery Astra Honda Racing Team. Dia pun menggunakan nomor 64, bukan 16 seperti yang dia pakai di CEV, karena nomor itu sudah dipakai pebalap lain.
"Meskipun saya menghadapi atmosfer persaingan yang cukup kuat di GP Moto3, saya berusaha untuk beradaptasi dengan cepat di kejuaraan dunia. Saya menggunakan nomor 64 untuk mendedikasikan almarhum ayah. Nomor itu merupakan nomor yang digunakan almarhum ayah saat balap dulu. Ini sangat berarti bagi saya dan semakin memotivasi untuk memberikan yang terbaik",” ujar Mario.
ASTRA HONDA MOTOR
Mario Suryo Aji, pebalap Astra Honda Racing Team yang tampil di CEV Kejuaraan Dunia Yunior Moto3.
Mario merupakan pebalap yang ditempa di Astra Honda Racing School di mana dia lulus pada 2016. Performa Mario membuka jalan bagi dirinya menapaki jenjang balap yang disusun oleh PT Astra Honda Motor (AHM). Diawali dengan mengikuti ajang Thailand Talent Cup pada 2017, Mario terus bersinar di dunia balap, hingga dia masuk dalam daftar pebalap AHRT yang turun di ajang Asia talent Cup (ATC) dan Asia Road Racing Championship (ARRC) di kelas AP250 pada 2018. Di ajang balap ATC, Mario mampu menempati posisi lima besar dan pada ARRC AP250, Mario dapat menembus posisi enam besar.
Kemampuan balap Mario terus berkembang dan pada 2019 dia tampil di ajang CEV Kejuaraan Dunia Moto3 Yunior. Saat ini, Mario menjalani musim ketiga di ajang CEV Moto3 dan performanya semakin kompetitif. Musim ini, dia finish di posisi keempat pada seri Estoril, kemudian meraih pole position pada seri Catalunya. Mario yang memang digadang-gadang promosi ke Grand Prix Moto3, kini mencicipi kompetisi batu loncatan ke MotoGP itu
GM Marketing and Planning Analysis AHM Andy Wijaya mengatakan, kesempatan yang didapatkan Mario untuk bersaing di Sirkuit Misano dan Algarve pada ajang Grand Prix Moto3 merupakan perwujudan target pembinaan balap berjenjang yang dilakukan AHM. Ini merupakan langkah penting untuk mengantar para pebalap binaan AHM bersaing hingga ajang balap level dunia.
"Penampilan Mario di ajang World Grand Prix tentu akan menjadi inspirasi bagi para pebalap Indonesia lainnya untuk terus berjuang demi mengharumkan nama bangsa,” ujar Andy.
KOMPAS/AGUNG SETYAHADI
Mario Suryo Aji (34) pebalap Astra Honda Racing Team memacu motornya pada balapan pertama Kejuaraan Dunia CEV Moto3 Junior di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, Spanyol, Minggu (10/11/2019).
"Mario merupakan pebalap AHRT yang memilliki mental balap yang kuat. Kami yakin berbekal tempaan pembinaan balap yang selama ini dijalani bersama kami, Mario bisa kompetitif, tetap percaya diri, dan pantang menyerah saat bersaing dengan pebalap-pebalap GP Moto3 yang sudah berpengalaman. Mari kita dukung Mario menjadi salah satu pebalap kebanggaan Indonesia" tegas Andy.
Menjadi kebanggaan Indonesia merupakan salah satu motivasi Mario untuk terus memperbaiki performanya di level dunia. “Perasaan saya campur aduk saat mendengar kesempatan langka ini. Selain terkejut, tentunya senang dan bangga dapat mengikuti balapan World Championship untuk pertama kalinya. Hal ini tentu menjadi motivasi besar untuk saya. Berbekal pengalaman balap di Misano dan Algarve pada FIM CEV, membuat saya semakin bersemangat. Saya akan melakukan yang terbaik untuk Indonesia dan orang-orang yang selalu mendukung saya,” ujar Mario yang baru berusia 17 tahun.