Manchester United kembali menuai tuah Cristiano Ronaldo di Liga Champions. Gol Ronaldo berbuah kemenangan MU setelah sempat tertinggal dua gol di babak pertama dari Atalanta.
Oleh
Muhammad Ikhsan Mahar
·4 menit baca
MANCHESTER, KAMIS — Cristiano Ronaldo sekali lagi membuktikan sebutannya sebagai ”raja” di Liga Champions berkat gol penentu yang menghadirkan kemenangan Manchester United, 3-2, atas Atalanta, Kamis (21/10/2021) dini hari WIB, di Stadion Old Trafford. Melalui penampilan tajamnya di tiga laga awal fase grup musim ini, pemain bernomor 7 itu membangkitkan memori terakhir MU merengkuh trofi ”Si Kuping Besar” pada musim 2007-2008.
Pada tiga laga perdana Grup F, Ronaldo selalu mencetak gol. Young Boys, Villarreal, dan Atalanta adalah tim ke-36, 37, dan 38 yang gawangnya berhasil dibobol ”CR7” di ajang Liga Champions. Tidak ada pemain lain yang mampu mencetak gol dengan jumlah tim sebanyak itu di kompetisi antarklub paling istimewa di dunia itu.
Sebuah gol yang dicetak Ronaldo ke gawang Villarreal serta Atalanta menghadirkan tiga poin bagi ”Setan Merah”. Gol sundulan Ronaldo pada menit ke-81 ke gawang Atalanta membantu MU membalikkan ketertinggalan 0-2 di babak pertama. Ronaldo pun telah menghasilkan 140 gol melalui kepalanya. Dari jumlah itu, 25 gol dihasilkan di Liga Champions.
Di luar berbagai statistik mengagumkan itu, sumbangan gol demi gol yang dihasilkan CR7 di awal periode keduanya berseragam Setan Merah membangkitkan memori indah bagi para pendukung. Untuk kedua kalinya Ronaldo bisa mencetak gol di tiga laga beruntun Liga Champions. Catatan itu pertama kali ditorehkan pemain berusia 36 tahun tersebut pada Oktober hingga November 2007. Ronaldo mengakhiri musim itu dengan mempersembahkan trofi Liga Champions ketiga MU pada musim 2007-2008. Sejak saat itu, MU belum lagi merasakan manisnya menjadi penguasa Eropa.
Setelah memastikan kemenangan kedua bagi timnya di Liga Champions musim ini, Ronaldo langsung duduk di atas lapangan ketika wasit meniupkan peluit akhir. Ia mengepalkan kedua tangannya dan berteriak sambil menengadahkan kepala.
Tak ketinggalan, ia pun merayakan kemenangan itu melalui takarir di akun Instagram pribadinya yang memiliki sekitar 358 juta pengikut.
Kami adalah Man United dan kami tidak pernah menyerah! Ini Old Trafford!
”Ya! Teater Impian membara! Kami tetap hidup! Kami adalah Man United dan kami tidak pernah menyerah! Ini Old Trafford!” tulis Ronaldo.
Manajer MU Ole Gunnar Solskjaer juga tidak ketinggalan memuji penyerang andalannya itu. Selain mencetak gol penentu kemenangan, CR7 menjadi pemain yang paling banyak berusaha mengancam gawang Atalanta yang dikawal Juan Musso. Ia melepaskan tujuh tembakan selama 90 menit.
”Jika ada orang yang ingin mengkritik tingkat kerja dan sikap Ronaldo, tontonlah laga ini dan saksikan bagaimana ia berlari di seluruh sisi lapangan,” kata Solskjaer dilansir BBC.
Peran suporter
Di luar kerja keras para pemainnya untuk mengejar ketertinggalan dua gol di babak pertama, Solskjaer memuji peran besar sekitar 72.000 pendukung yang hadir di Old Trafford. MU sempat tertinggal lebih dulu ketika laga baru berlangsung setengah jam. Dua gol Atalanta dicetak oleh gelandang Mario Pasalic pada menit ke-15 serta sundulan bek Merih Demiral ketika laga berjalan 29 menit.
Memasuki babak kedua, semua pemain MU seakan melupakan penampilan buruk di babak pertama yang menyia-nyiakan sembilan peluang. Dukungan para fans yang meneriakkan, ”Serang! Serang! Serang!” membangkitkan semangat pemain Setan Merah.
Baru delapan menit babak kedua berjalan, Marcus Rashford berhasil mencetak gol pertama MU melalui tembakan keenam yang dihasilkannya di pertandingan itu. Kemudian, Harry Maguire menyamakan kedudukan pada menit ke-75 setelah menerima umpan Bruno Fernandes. Gol Maguire menghadirkan gemuruh di Old Trafford.
”Para pendukung adalah bagian besar bagi klub ini. Nyanyian mereka selama pertandingan membuat pemain tetap percaya bisa meraih kemenangan,” kata Solskjaer.
Maguire mengungkapkan, kepercayaan suporter pada akhir babak pertama menjadi salah satu alasan pemain MU tidak kehilangan harapan untuk mengejar ketertinggalan di paruh kedua laga. Atmosfer luar biasa di Old Trafford, lanjutnya, memiliki pengaruh kuat bagi kemenangan kedua di fase grup itu. Sebelumnya, suporter juga telah menunjukkan dukungan tak kenal lelah saat MU menumbangkan Villarreal, 2-1, 30 September lalu.
”Ketika meninggalkan lapangan di masa turun minum, kami menerima tepuk tangan dari para pendukung. Mereka memberikan dukungan yang kami butuhkan,” tutur Maguire, sang kapten MU.
Adapun terakhir kali MU bisa menang setelah tertinggal dua gol lebih dulu di laga kandang Liga Champions terjadi pada Oktober 2012. Kala itu, Setan Merah sempat tertinggal 0-2 dari wakil Portugal, Braga, sebelum mengunci kemenangan dramatis, 3-2, melalui sumbangan gol dari Johnny Evans dan dwigol Javier ”Chicharito” Hernandez.
Menurut Pelatih Atalanta Gian Piero Gasperini, anak asuhannya membuang momentum besar untuk meraih kemenangan ketika Duvan Zapata dan Ruslan Malinovskyi gagal memanfaatkan dua peluang emas beruntun pada menit ke-71 saat Atalanta masih unggul, 2-1. Dua tembakan kedua pemain itu bisa diantisipasi dengan baik oleh kiper MU, David De Gea.
”Kemenangan telat MU adalah hal tipikal di Old Trafford. Saya tidak bisa menghitung berapa kali mereka melakukan itu, jadi itu adalah karakteristik mereka,” kata Gasperini kepada Sky Sport Italia.
Kekalahan dari MU membuat posisi Atalanta tergusur ke peringkat kedua dengan empat poin. MU menduduki puncak klasemen berkat perolehan enam poin. Pada laga lain, Villarreal membenamkan Young Boys, 4-1. ”Kapal Selam Kuning”, julukan Villarreal, juga telah mengoleksi empat poin. Sementara itu, Young Boys berada di posisi keempat Grup F dengan tiga poin. (REUTERS)