Bus Arema FC Dirusak Massa di Yogyakarta, Satu Pelaku Ditangkap
Bus Arema FC diserang sekelompok orang saat sedang diparkir di halaman hotel di Kota Yogyakarta, Rabu (20/10/2021) malam. Setelah kejadian, satu pelaku perusakan berhasil ditangkap.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Bus klub sepak bola asal Malang, Arema FC, dirusak sekelompok orang saat sedang diparkir di halaman sebuah hotel di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (20/10/2021) malam. Seusai kejadian itu, satu pelaku perusakan berhasil ditangkap. Berdasarkan pemeriksaan polisi, pelaku merupakan suporter klub sepak bola lain.
Perusakan itu terjadi di sebuah hotel yang berlokasi di Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta. ”Peristiwa itu terjadi tadi malam sekitar pukul 22.45,” kata Kepala Kepolisian Sektor Gondokusuman Komisaris Surahman, saat ditemui di kantornya, Kamis (21/10/2021).
Surahman menjelaskan, setelah perusakan itu, satu pelaku yang berhasil ditangkap oleh petugas satpam hotel dan pengurus klub Arema FC diserahkan ke polisi. Pelaku yang ditangkap itu berinisial YS (15), warga Sidoarjo, Jawa Timur.
Surahman menuturkan, saat diperiksa polisi, YS mengaku berangkat dari Surabaya, Jawa Timur, bersama teman-temannya dengan menumpang truk. Mereka datang ke DIY untuk mendukung salah satu klub sepak bola peserta kompetisi Liga 1 yang akan bermain di Kabupaten Sleman, DIY.
”Mereka dari Surabaya itu istilahnya ngeteng. Jadi, numpang truk sampai suatu tempat, lalu pindah ke truk lainnya sampai akhirnya sampai di Yogyakarta,” ujar Surahman.
Surahman menambahkan, setelah sampai di wilayah DIY, YS bersama teman-temannya itu berjalan kaki menuju kawasan wisata Malioboro, Kota Yogyakarta. Namun, di tengah jalan, mereka melihat bus Arema FC yang sedang diparkir di halaman sebuah hotel. Setelah itu, mereka langsung menyerang bus tersebut dengan lemparan batu.
Mereka melihat bus Arema FC yang sedang diparkir di halaman sebuah hotel. Mereka langsung menyerang bus tersebut dengan lemparan batu.
Menurut Surahman, berdasarkan pengakuan YS, lebih kurang ada sepuluh orang yang melakukan perusakan terhadap bus Arema FC. Saat itu, bus dalam keadaan kosong sehingga tidak ada korban luka dalam perstiwa tersebut.
Namun, akibat perbuatan itu, satu bus Arema FC mengalami kerusakan di bagian kaca. Berdasarkan pantauan Kompas, Kamis pagi, kaca bagian depan bus tersebut mengalami retak-retak. Selain itu, kerusakan juga terlihat di kaca samping kanan bus atau di dekat tempat duduk sopir.
Surahman mengatakan, dari hasil pemeriksaan polisi, YS merupakan suporter atau pendukung salah satu klub sepak bola. Apalagi, saat diperiksa polisi, YS juga membawa atribut klub yang didukungnya itu.
Surahman juga menyebut, polisi masih mengejar para pelaku lain yang terlibat dalam perusakan bus Arema FC. Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap YS, sejumlah pelaku lain itu sudah berhasil diidentifikasi.
Menodai
Beberapa waktu terakhir, sejumlah klub sepak bola peserta Liga 1 memang berada di wilayah DIY. Klub-klub tersebut bermain di dua stadion, yakni Stadion Maguwoharjo di Sleman dan Stadion Sultan Agung di Kabupaten Bantul. Namun, laga Liga1 itu digelar tanpa penonton sehingga tidak boleh ada suporter yang hadir di stadion.
Manajemen Arema FC menyayangkan terjadinya tindakan perusakan terhadap bus mereka. Peristiwa itu juga dinilai menodai semangat kompetisi di antara klub peserta Liga 1.
”Tentu saja kami sangat menyayangkan dan mengutuk kejadian tersebut karena mencederai semangat dari kompetisi,” kata media officer Arema FC, Sudarmaji, dalam keterangan di website Arema FC.
Terkait kejadian itu, Arema FC akan berkirim surat ke PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku penyelenggara Liga 1. Selain itu, suporter Arema FC juga diimbau untuk menahan diri dan tidak perlu terpancing dengan peristiwa perusakan tersebut.
”Kami mengimbau kepada Aremania, pencinta Arema di mana pun berada, untuk menahan diri. Kita sangat ingin menjaga kondusivitas dan menyelamatkan kompetisi,” tutur Sudarmaji.
Manajemen Arema FC juga telah melaporkan kejadian tersebut kepada polisi. Oleh karena itu, manajemen Arema FC menyerahkan proses hukum kasus ini kepada kepolisian.
”Regulasi kompetisi yang dengan tegas melarang suporter tidak hadir di stadion seharusnya juga disikapi dengan bijak, tidak ada alasan gesekan dalam hal apa pun karena semangat sepak bola adalah semangat kebersamaan, lebih-lebih dalam situasi pandemi yang belum usai,” ungkap Sudarmaji.