Sebulan Jelang Balapan, Berbagai Persiapan Dikebut di Mandalika
Sebulan lagi, ajang World Superbike di Sirkuit Mandalika, NTB, bakal digelar. Berbagai persiapan kini dikebut guna menyukseskan salah satu ajang internasional itu.
Oleh
Ismail Zakaria
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Ajang balap World Superbike atau WSBK di Sirkuit Mandalika, Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, tinggal satu bulan lagi atau tepatnya 19-21 November 2021. Oleh karena itu, berbagai persiapan terus dilakukan. Tidak hanya di dalam kawasan, tetapi juga luar kawasan Mandalika.
Pantauan Kompas pada Rabu (20/10/2021) siang, Jalan Bypass yang menghubungkan Bandara Internasional Lombok-Mandalika telah selesai dan sudah bisa dilewati kendaraan. Masyarakat terlihat antusias mencoba jalur tersebut.
Jalur dengan panjang 17,3 yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) itu akan menjadi jalur utama bagi penyelenggaraan World Superbike baik untuk pebalap dan tim, hingga logistik.
Saat ini, kami fokus memastikan Mandalika siap menjamu perhelatan WSBK. Konstruksi lintasan sirkuit telah 100 persen dan siap digunakan. (Abdulbar Mansoer)
Masih ada sedikit penyelesaian terlihat di jalur tersebut, khususnya di area pinggir. Termasuk di ujung jalur bypass, yakni di pintu gerbang menuju Mandalika, seperti pemasangan landmark ”Welcome to Mandalika”.
Sementara untuk sirkuit, lintasan utama saat ini dalam proses pengecatan. Di dalam sirkuit juga tengah berlangsung pengerjaan pit buildingmodular di sebelah utara gerbang start dan finis sirkuit. Juga race control dan medical center.
Direktur Utama PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau ITDC Abdulbar M Mansoer sebelumnya mengatakan, fasilitas pendukung itu ditargetkan siap digunakan saat balapan dimulai. Terkait keamanan, ITDC bersama TNI dan Polri juga sudah menyiapkan pusat kendali keamanan saat ajang berlangsung.
”Saat ini, kami fokus memastikan Mandalika siap menjamu perhelatan WSBK. Konstruksi lintasan sirkuit telah 100 persen dan siap digunakan,” kata Abdulbar.
Di dalam kawasan, kebutuhan akomodasi terus ditambah dengan rampungnya pembangunan sejumlah hotel baru. Termasuk jalur akses menuju kawasan-kawasan wisata di Mandalika.
Sementara itu, selain jalur bypass, persiapan lain di luar kawasan Mandalika adalah perluasan terminal dan lintasan runway bandara, perluasan area kargo dan aksesibilitasnya, pengembangan fasilitas kargo dan kapal pesiar di Pelabuhan Gili Mas di Lombok Barat, dan pembukaan jalur bus ke Mandalika.
Kesiapan masyarakat
Selain ITDC, masyarakat sebagai salah satu pihak yang diharapkan mendapatkan manfaat dari berbagai kegiatan di Mandalika juga turut mempersiapkan diri. Di dalam kawasan, misalnya, para pengelola rumah tinggal (homestay) mulai berbenah.
Melinda, pengelola Join Homestay di daerah Kuta, mengatakan telah menyiapkan kamar untuk WSBK. Empat kamar bahkan telah dipesan untuk digunakan selama sembilan hari.
Selain kamar, kata Melinda, kafe dan restoran yang selama ini ditutup karena sepinya wisatawan akibat pandemi juga sedang diperbaiki. Ia berharap, ajang WSBK akan menggairahkan kembali pariwisata di Kuta setelah lesu hampir dua tahun akibat pandemi.
Hotel Manager Puri Rinjani Descha Vyana mengatakan siap menyambut ajang WSBK. Apalagi, kegiatan tersebut sangat berpengaruh terhadap okupansi hotel mereka. Menurut Descha, seluruh kamar mereka selama WSBK sudah penuh.
”Tentu kami berharap dampaknya berlanjut. Tidak hanya saat pergelaran, tetapi setelah itu juga sama,” kata Descha.
Selain pengelola akomodasi, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga antusias menyambut WSBK. Nili Astuti (40), pedagang oleh-oleh, seperti kain tenun dan kaus, di kawasan pasar seni Mandalika mengatakan, pandemi membuat omzetnya merosot.
”Sebelum pandemi, sehari bisa dapat hingga Rp 500.000. Sekarang susah. Sehari, bahkan seminggu belum tentu ada yang beli. Beberapa kios bahkan tutup sementara,” kata Nili.
Oleh karena itu, menurut Nili, ia dan para pelaku UMKM menaruh harapan besar pada WBSK, terutama bisa mendatangkan wisatawan. ”Saya berencana menambah stok barang nanti. Saat ini yang saya jual adalah barang-barang lama,” kata Nili.
Tidak hanya di kawasan Mandalika, pelaku UMKM di luar kawasan Mandalika, seperti Mataram, juga optimistis dengan dampak WSBK.
Sayuk Wibawati, pemilik usaha Nutsafir Cookies Lombok yang memproduksi makanan berbahan dasar biji-bijian, mengatakan, WSBK baru pertama digelar di Mandalika dan masih dalam masa pandemi sehingga dia belum mengetahui kondisinya.
Meski demikian, Sayuk optimistis WSBK akan memiliki daya ungkit terhadap wisatawan NTB. Oleh karena itu, menyambut ajang tersebut, Nutsafir siap menambah kapasitas produksi dan tenaga kerja.