Misi revans Liverpool di markas Atletico Madrid berjalan sempurna. Tiga poin dikoleksi ”The Reds” untuk menjaga kesempurnaan di tiga laga fase grup Liga Champions.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
MADRID, RABU — Secara perlahan Antoine Griezmann menunjukkan kembali tuahnya di periode keduanya membela Atletico Madrid. Hanya saja, penyerang asal Perancis itu menunjukkan dua wajah berbeda saat Atletico dibungkam Liverpool, 2-3, pada laga ketiga Grup B Liga Champions, Rabu (20/10/2021) dini hari WIB, di Stadion Wanda Metropolitano.
Penampilan pemain bernomor punggung delapan itu sempat dielu-elukan oleh sekitar 65.000 pendukung Atletico pada akhir babak pertama. Griezmann mencetak sepasang gol pada menit ke-20 dan ke-34 untuk membawa ”Los Rojiblancos” mengejar ketinggalan dua gol dalam 13 menit perdana laga.
Brace yang dicetak Griezmann itu membuktikan dirinya telah kembali ke performa terbaiknya. Griezmann menampilkan penempatan posisi yang brilian untuk menyontek tembakan Koke pada menit ke-20. Kemudian, ia menggunakan keahlian dribelnya untuk mengelabui bek Liverpool, Joel Matip, sebelum menghasilkan tembakan keras kaki kiri yang gagal dihalau kiper Liverpool, Alisson Becker, ketika babak pertama tersisa 11 menit.
Memasuki babak kedua, momentum pertandingan dimiliki Los Rojiblancos. Griezmann pun memiliki kesempatan emas untuk mencetak gol ketiga, tetapi sepakannya masih bisa dihalau dengan dada Alisson pada awal babak kedua.
Ketika paruh kedua berjalan tujuh menit, petaka dihadirkan Griezmann untuk kubu tuan rumah. Kecerobohan Griezmann yang mengangkat kaki terlalu tinggi mengenai telinga penyerang Liverpool, Roberto Firmino, yang menyundul bola. Tanpa ampun wasit Daniel Siebert mengganjar Griezmann dengan kartu merah.
Pelatih Atletico Diego Simeone mengakui kartu merah yang diberikan kepada Griezmann mengubah jalannya pertandingan. Meski begitu, ia mencoba memahami keputusan wasit itu.
Pada pekan sebelumnya wasit memberikan kartu merah kepada pemain AC Milan. Wasit bisa menilai sendiri setiap kejadian di atas lapangan yang tidak bisa kita lakukan.
”Pada pekan sebelumnya wasit memberikan kartu merah kepada pemain AC Milan. Wasit bisa menilai sendiri setiap kejadian di atas lapangan yang tidak bisa kita lakukan. Sebab, paling penting dari setiap keputusan adalah apa yang disaksikan oleh wasit,” kata Simeone.
Selain gagal meraih poin di markas sendiri, kekalahan dari Liverpool juga menghadirkan catatan terburuk bagi Atletico dalam satu dekade bersama Simeone. Sebelumnya, Los Rojiblancos tidak pernah kemasukan tiga gol dalam laga kandang Liga Champions sejak ditangani Simeone pada musim 2011-2012.
Simeone mengapresiasi perjuangan anak asuhannya untuk bangkit ketika kecolongan dua gol di awal pertandingan. Menurut dia, permainan terbaik Atletico baru terlihat setelah babak pertama berjalan 15 menit atau ketika ”The Reds”, julukan Liverpool, mencetak gol kedua.
”Di babak kedua, kami memiliki beberapa peluang bersih untuk berbalik unggul, tetapi kiper mereka melakukan penyelamatan penting. Kami juga memberikan respons yang baik ketika bermain dengan 10 orang,” ujar Simeone yang berkebangsaan Argentina itu.
Meskipun tumbang dari Liverpool, Atletico tetap menjaga posisi kedua Grup B. Atletico memiliki perolehan empat poin yang setara dengan Porto. Pada laga ketiga, Porto mengalahkan Milan, 1-0, berkat gol tunggal Luis Diaz. Namun, Atletico unggul selisih gol atas Porto sehingga masih menduduki peringkat kedua di bawah The Reds. Adapun Liverpool memimpin Grup B dengan koleksi sembilan poin.
”Team-talk”
Kiper Liverpool, Alisson, mengakui keberhasilan timnya membawa pulang tiga poin dari Madrid berkat team-talk yang diberikan sang manajer, Juergen Klopp. Keunggulan dua gol Liverpool yang dikejar Atletico, tambah Alisson, sempat membuat moral dan semangat rekan setimnya runtuh. Apalagi dukungan dari fans tuan rumah membuat Atletico berada di atas angin ketika memulai babak kedua.
”Saya percaya bos (Klopp) adalah seorang maestro yang bisa berbicara di momen yang tepat, mengatakan hal-hal yang tepat. Saya pikir kata-katanya itu membangkitkan kami kembali di ruang ganti dan itu memengaruhi penampilan kami di babak kedua,” kata Alisson yang dinobatkan sebagai pemain terbaik pada laga itu.
Liverpool memulai pertandingan di Madrid dengan sempurna. Mohamed Salah telah membawa The Reds unggul pada menit ketujuh. Gol bermula dari kepiawaian Salah mengecoh tiga pemain Atletico sebelum melepaskan tembakan keras kaki kiri yang tidak bisa diantisipasi Jan Oblak, kiper Atletico. Kemudian, Naby Keita membawa Liverpool unggul dua gol pada menit ke-13 melalui tembakan voli dari luar kotak penalti.
Penampilan The Reds pada babak kedua sejatinya tidak secemerlang di 15 menit awal babak pertama. Namun, Salah dan kawan-kawan bisa memaksimalkan dengan baik setiap kesalahan yang dibuat pemain Atletico. Gol ketiga Liverpool yang dicetak Salah melalui titik putih pada menit ke-78 berawal dari kesalahan bek Atletico, Mario Hermoso, menabrak Diogo Jota yang hendak mengejar operan di kotak penalti tim tuan rumah.
Salah pun tidak menyia-nyiakan peluang itu untuk membawa pulang tiga poin. Tak hanya itu, Salah memecahkan rekor Steven Gerrard sebagai pencetak gol terbanyak Liverpool di ajang Liga Champions. Rekor itu dipegang Gerrard dengan sumbangan 30 gol. Brace Salah ke gawang Oblak membuatnya telah menyumbangkan 31 gol bagi The Reds di kompetisi antarklub terakbar di Eropa itu.
”Ini adalah pertandingan yang sulit. Dalam malam pertandingan yang sengit seperti ini, raihan tiga poin berarti sangat masif,” ucap Klopp. (AFP)