Quartararo Mengumpulkan Energi Positif
Fabio Quartararo semakin dekat dengan mimpi masa kecilnya, menjadi juara dunia MotoGP. Kini, dengan sisa tiga balapan, hanya Francesco Bagnaia yang bisa menjegal ”El Diablo” menancapkan sejarah dalam karier balapnya.

Pebalap tim pabrikan Yamaha, Fabio Quartararo, merayakan keberhasilannya finis kedua pada balapan MotoGP seri Amerika di Sirkuit Austin, Texas, Amerika Serikat, Senin (4/10/2021) dini hari WIB. Ia kian dekat dengan gelar juara dunia pebalap musim 2021.
MISANO ADRIATICO, SELASA — Persaingan antara Fabio Quartararo dan Francesco ”Pecco” Bagnaia akan memanaskan Sirkuit Misano Marco Simoncelli di tengah udara dingin bulan Oktober. Bagnaia yang menang di Misano, September lalu, tak jemawa karena kondisi sangat berbeda dengan temperatur udara yang anjlok hingga mencapai 12 derajat celsius serta potensi hujan.
Namun, pebalap Ducati itu tidak akan membiarkan Quartararo finis di depannya dan mengunci gelar juara MotoGP saat balapan seri Emilia Romagna, Minggu (24/10/2021).
Quartararo kini di atas angin, unggul 52 poin atas Bagnaia, setelah pebalap tim Monster Energy Yamaha itu finis di posisi kedua di Austin. Dengan sisa tiga balapan, seri Emilia Romagna, Algarve, dan Valencia, Quartararo akan mengunci gelar juara jika pada akhir balapan di Misano selisih poinnya dengan Bagnaia lebih dari 50 poin.
Kemenangan pada seri Emilia-Romagna, akhir pekan ini, sudah pasti menjadikan Quartararo juara MotoGP musim 2021. Pada prinsipnya, pebalap asal Perancis itu akan juara jika finis di depan Bagnaia dalam rentang 15 besar.

Pebalap tim Ducati, Francesco ”Pecco” Bagnaia, memacu motornya pada balapan MotoGP seri Amerika di Sirkuit Austin, Texas, Amerika Serikat, Senin (4/10/2021) dini hari WIB. Ia finis ketiga.
Pebalap berjuluk ”El Diablo” itu juga akan juara jika perolehan poin di Misano tidak tertinggal dua poin atau lebih dari Pecco. Artinya, Quartararo akan tetap juara meskipun finis di belakang Pecco. Skenario ini berlaku jika Pecco-Quartararo masing-masing finis di urutan 5-6, 6-7, 7-8, 8-9, 9-10, 10-11, 11-12, 12-13, 13-14, dan 14-15.
Baca juga : Marquez Bangkit di Tanah Amerika
Kondisi ini membuat tekanan dalam balapan akhir pekan ini sangat besar, terutama bagi Quartararo. Oleh karena itu, dia kini sedang mengumpulkan energi positif dengan berada dekat keluarganya. Jeda tiga pekan setelah seri Amerika memberi waktu yang longgar bagi Quartararo untuk menenangkan diri menjelang seri Emilia Romagna. Satu hal yang bisa membuat El Diablo tenang adalah masih ada tiga balapan lagi, di mana dia bisa juara di mana saja.
Pebalap berusia 22 tahun itu kini lebih mampu mengendalikan emosinya sehingga bisa segera lepas dari situasi sulit. Menjelang balapan di Austin, Quartararo sebenarnya dalam tekanan besar, bahkan sampai membuat perutnya mulas. Itu karena dia selalu kehilangan poin dari Bagnaia yang menang di Aragon dan San Marino.
Sekarang saya unggul lebih dari 50 poin dan di Misano saya akan tampil tanpa beban.
Namun, Quartararo bisa mengatasi tekanan dan finis di posisi kedua di Austin, mengungguli Bagnaia yang finis ketiga. Tambahan 20 poin, selisih empat poin dari Bagnaia, menempatkan Quartararo di atas angin dalam perebutan gelar juara musim ini.
”Sekarang saya unggul lebih dari 50 poin dan di Misano saya akan tampil tanpa beban. Jika tidak (juara) di Misano, saya akan melakukan yang terbaik di Portimao yang akan menjadi momen untuk meraih itu,” ujar Quartararo di laman MotoGP.

Pebalap tim pabrikan Yamaha, Fabio Quartararo, memacu motornya pada balapan MotoGP seri Amerika di Sirkuit Austin, Texas, Amerika Serikat, Senin (4/10/2021) dini hari WIB. Ia finis kedua di belakang Marc Marquez (Honda).
”Saya dalam setelan meraih gelar juara. Namun, jika saya bisa bersaing untuk menang di Misano, saya akan mengejar itu. Kami menjalani setahap demi setahap,” tegas Quartararo yang akan cenderung bermain aman supaya tidak kehilangan poin.
Dia telah menerapkan pendekatan itu sejak seri San Marino pada September lalu, di mana dia finis kedua di belakang Bagnaia. Quartararo sempat berusaha mendahului Bagnaia, tetapi pebalap asal Italia itu terlalu cepat, sehingga dia memilih menjaga posisi kedua hingga finis. Pendekatan serupa dia lakukan di Austin dengan fokus mempertahankan posisi kedua karena Marc Marquez terlalu cepat di COTA.
Baca juga : Poin Penentu Gelar Juara Quartararo
Dia pun sempat bertarung sengit dengan pebalap Pramac, Jorge Martin, yang beberapa kali berusaha mendahului. Oleh karena itu, finis kedua di Austin sangat bermakna bagi Quartararo karena semakin mendekatkan dirinya dengan gelar juara.
”Ketika saya finis di posisi kedua, itu terasa seperti kemenangan, menjadi semakin dekat dengan mimpi terbesar saya ketika saya berusia empat atau lima tahun. Kini sudah lebih dari 15 tahun memimpikan ini dan kami sangat dekat,” ucap Quartararo.

Pebalap tim Repsol Honda, Marc Marquez (kiri), memacu motornya di depan pebalap tim Yamaha, Fabio Quartararo, pada balapan MotoGP seri Amerika di Sirkuit Austin, Texas, Amerika Serikat, Senin (4/10/2021) dini hari WIB. Marquez finis pertama, Quartararo kedua.
Pecco lawan tunggal
Satu-satunya pebalap yang bisa memupus mimpi besar Quartararo menjadi juara MotoGP adalah Bagnaia. Pebalap Italia yang diharapkan merunut jejak emas Valentino Rossi itu pun menegaskan dirinya akan mengerahkan seluruh kemampuan untuk memaksa penentuan juara hingga seri pamungkas di Valencia.
”Yang pasti saya tidak akan menyerah. Fabio tahun ini menjalankan tugasnya dengan sangat baik. Dia tercepat di awal balapan dan satu-satunya yang tetap stabil hingga bendera finis dikibarkan. Dia pebalap yang sangat bagus. Jadi, sudah pasti, dia akan memiliki peluang untuk menang,” ujar Bagnaia.
Baca juga : Quartararo Menepis Tekanan Psikologis
Pebalap kelahiran Chivasso, Turin, Italia, itu bisa menunda gelar juara Quartararo jika kembali menang di Misano akhir pekan ini. Pecco sangat mengenal sirkuit itu karena dia berlatih di sana sejak kecil. Selain itu, dia kini sangat memahami karakter Desmosedici GP21, terutama dalam pengereman dan pengendalian bagian depan motor.
Namun, kondisi cuaca yang sangat berbeda dibandingkan September lalu yang lebih hangat akan menjadi tantangan berbeda. Temperatur udara pada Oktober akan sangat dingin dan memengaruhi setelan motor serta daya cengkeram ban.

Pebalap tim Ducati, Francesco Bagnaia, merayakan hasil pada babak kualifikasi MotoGP seri Amerika di Austin, Texas, AS, Sabtu (2/10/2021).
”Sudah pasti tidak akan mudah mengulang kemenangan (di Misano) karena kondisi akan jauh berbeda. Pada 24 Oktober di Italia sangat dingin, jadi kita lihat saja apa yang akan terjadi. Saya pikir dengan langkah maju yang kami lakukan tahun ini, dengan rasa pengendalian saya pada bagian depan motor, cuaca dingin tidak akan menjadi masalah,” jelas Bagnaia.
Dia merasa peluang untuk menang di Misano masih terbuka, demikian juga meraih podium di Algarve. Namun, balapan di Valencia akan menjadi tantangan besar karena dia kurang kompetitif di sana.
”Portimao trek lainnya yang saya sukai. Saya pernah meraih podium di sana dan saya sangat kompetitif. Namun, di Valencia saya tidak pernah kompetitif. Saya selalu sangat kesulitan. Itu trek di mana saya tidak merasa sangat bagus. Jadi, tahun ini adalah tahun di mana semuanya harus berubah, karena saya sangat ingin tetap di depan,” tutur Bagnaia.
16 pebalap eksklusif
Jika Bagnaia gagal membendung langkah Quartarao, pebalap Yamaha itu akan semakin mulus meraih gelar juara pertamanya. Mahkota MotoGP akan menempatkan Quartararo ke dalam kelompok eksklusif 16 pebalap yang menjuarai kelas elite tanpa pernah menjuarai kelas lain di bawahnya.

Pebalap tim pabrikan Yamaha, Fabio Quartararo, melintasi tikungan Sirkuit Austin di Texas, Amerika Serikat, pada balapan MotoGP seri Amerika, Senin (4/10/2021) dini hari WIB. Ia finis kedua di belakang Marc Marquez (Honda).
Quartararo promosi ke MotoGP tanpa pernah menjadi juara di kelas Moto3 dan Moto2. Itu status yang sama dengan sejumlah nama besar, seperti Casey Stoner yang tidak pernah juara di kelas 125cc dan 250cc.
Juara dunia 2006, Nicky Haiden, bahkan tidak pernah tampil dalam kelas di bawah MotoGP karena berangkat dari Kejuaraan Dunia Superbike. Pebalap lain dalam kelompok ini menurut MotoGP adalah Kenny Roberts Junior dan ayahnya Kenny Roberts, juga Mick Doohan, Kevin Schwantz, Wayne Rainey, Eddie Lawson, Wayne Gardner, Freddie Spencer, Franco Uncini, Marco Lucchinelli, dan Barry Sheene.
Selain mereka, ada juara kelas 500cc 1987 Libero Liberati, juara dunia 1950 dan 1952 Umberto Masetti, serta juara edisi perdana kelas elite kejuaraan dunia 1942 Leslie Graham.