Manchester United mengalami kekalahan pertama di laga tandang sejak Januari 2020. Manajer MU Ole Gunnar Solskjaer pun semakin berada dalam tekanan. Desakan perubahan lantas diserukan sejumlah pihak.
Oleh
I Gusti Agung Bagus Angga Putra
·3 menit baca
LEICESTER, MINGGU — Manajer Manchester United Ole Gunnar Solskjaer memikul tekanan besar seusai timnya dibekap Leicester City, 2-4, dalam laga Liga Inggris di Stadion King Power, Leicester, Sabtu (16/10/20210) malam. Kekalahan itu menjadi alarm bahaya bagi karier Solskjaer di MU. Mereka pun akan menghadapi lawan-lawan berat dalam tiga pekan mendatang.
Menurut Opta, lembaga statistik sepak bola, kekalahan itu adalah yang pertama bagi MU di laga tandang setelah 29 laga sejak Januari 2020. Selain itu, untuk pertama kali sejak April 2019, gawang MU kebobolan empat gol di satu laga tandang.
Gary Neville, mantan bek MU, melontarkan kritik pedas terhadap performa para pemain ”Setan Merah”. Menurut Neville, MU tidak punya keseimbangan sebagai sebuah tim. Ia membandingkan dengan para pemain lain, seperti Sadio Mane dan Roberto Firmino di Liverpool serta Bernardo Silva (Manchester City), yang bekerja lebih keras melapis pertahanan meskipun berposisi sebagai penyerang.
Solskjaer pun didesak segera melakukan perubahan, apalagi MU telah menghabiskan dana besar untuk memboyong Cristiano Ronaldo, Jadon Sancho, dan Raphael Varane. ”Kini ada tekanan besar. Kekalahan hari ini bukan kejutan karena tidak ada perubahan yang dilakukan,” kata Neville kepada Sky Sports.
Diakui gelandang MU, Paul Pogba, perlu ada perubahan karena timnya mudah kebobolan. Hal itu terlihat dalam proses gol pertama Leicester yang dicetak Youri Tielemans. Kapten MU, Harry Maguire, kehilangan bola secara mudah setelah direbut Kelechi Iheanacho. Bola kemudian disodorkan Iheanacho kepada Tielemans yang mudah menaklukkan kiper MU, David de Gea.
”Kami sudah mengalami seperti ini untuk waktu yang lama dan belum menemukan (akar) masalahnya,” kata Pogba.
Tampil individualis
Perubahan memang mendesak dilakukan Solskjaer. Kekalahan dari Leicester adalah yang kedua kalinya dalam tiga laga terakhir MU. Tantangan MU kian berat. Sepanjang tiga pekan ke depan, mereka akan bertemu tim-tim papan atas, yaitu Liverpool, Tottenham, dan Manchester City. Saat ini, MU terlempar dari peringkat empat besar dengan koleksi 14 poin.
Paul Merson, pengamat sepak bola Inggris, pun tidak yakin Solskjaer akan bertahan lama di MU. ”Masalahnya, mereka sekarang bermain secara individu, bukan sebagai tim,” kata Merson.
Hal tersebut ditegaskan Manajer Leicester City Brendan Rodgers. Rodgers mengungkapkan bagaimana para pemainnya menembus pertahanan MU. Menurut dia, para pemain tengah MU tidak tampil menekan sehingga pemain Leicester leluasa memainkan bola.
”Kami masuk ke beberapa area yang bagus dan memberi tekanan pada lini belakang mereka,” kata Rodgers.
Masalahnya, mereka sekarang bermain secara individu, bukan sebagai tim.
Solskjaer mengakui, dirinya membuat kesalahan strategi. Kebobolan empat gol di kandang lawan, baginya, adalah hal yang amat buruk. Manajer asal Norwegia itu sepakat dengan penilaian pengamat bahwa timnya bermain di bawah standar.
Kekalahan itu kian menekan Solskjaer. Ia sebelumnya sudah disorot saat MU dibekuk Aston Villa, 0-1, dan ditahan imbang Everton, 1-1, sebelum jeda internasional pekan lalu. Meskipun demikian, seperti biasanya, ia mencoba untuk tetap tenang.