Layanan medis selama Borobudur Marathon 2021 juga sesuai standar internasional. Standar kesehatan yang tinggi itu merupakan hasil dukungan ”Kompas” dan Bank Jateng. ”Mendingan lebai daripada abai,” ujar dr Andi.
Oleh
HARYO DAMARDONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kesehatan para pelari yang berlaga langsung pada Borobudur Marathon 2021 di Borobudur, Jawa Tengah, akan dijaga dengan prosedur kesehatan yang ketat. Standar kesehatan yang diterapkan dalam penyelenggaraan Borobudur Marathon juga setara dengan standar internasional.
”(Peserta lari) Tilik Candi juga nanti dalam bubble untuk memastikan kesehatan para pelari. Kami memang menggarisbawahi keselamatan bagi para pelari,” kata dr Andi Kurniawan, Medical Director Borobudur Marathon 2021, Minggu (17/10/2021), di Jakarta.
Minggu pagi ini, penyelenggara Borobudur Marathon 2021 hadir di Kantor Kompas, Jakarta, untuk menyapa para pelari di Jabodetabek.
”Pelari, official atau panitia dipastikan menjalani tes (Covid-19) dulu. VIP yang hadir juga harus menjalani tes. Jadi, kami tidak pandang bulu,” ujar Andi. Apabila sudah dinyatakan bebas Covid-19, para elite atau pelari lain akan dikarantina. ”Tidak boleh ke mana-mana. Satu kamar juga satu pelari,” ujarnya.
”Saya (tempo hari) baru balik dari Olympiade Tokyo 2020. Saya lihat mereka sangat baik sekali menjalankan prokes. Mereka sama sekali tidak longgar dalam menjalankan prokes,” ujar Andi, yang juga belajar dari penyelenggaraan tersebut.
Layanan medis selama Borobudur Marathon 2021 juga sesuai dengan standar internasional. Menurut Andi, standar kesehatan yang tinggi itu merupakan hasil dukungan Kompas dan Bank Jateng. ”Mendingan lebai daripada abai,” ujarnya.
Tahun lalu, Borobudur Marathon mengamati ada beberapa pelari elite yang bertumbangan. ”Selama pandemi, mungkin dia tidak latihan dengan baik atau latihan berkurang. Mungkin, ada saja yang kondisinya belum prima. Tapi tidak masalah, kami akan menjaga mereka dengan baik,” ujarnya.
Tahun 2021 ini, Borobudur Marathon akan menggelar ”Elite Race” pada Sabtu (27/11/2021) dan Bank Jateng Tilik Candi pada Minggu (28/11/2021). Bank Jateng Tilik Candi adalah lomba lari offline sejauh half marathon (21,1 km) yang dibatasi untuk 128 peserta.
Menurut Hari Suseno, Kepala Divisi Dana dan Jasa Bank Jateng, lomba lari Tilik Candi itu memang berstandar internasional dalam hal pemenuhan protokol kesehatan. ”Bank Jateng melihat, kalau tidak ada bubble, kita bisa jadi pemicu (Covid-19). Jadi kami dorong itu,” ujarnya.
Lomba lari Tilik Candi itu memang berstandar internasional dalam hal pemenuhan protokol kesehatan.
”Bank Jateng itu ada unsur membangun bisnis, tapi juga sosial. Untuk yang sosial, kami menyelenggarakan (Borobudur Marathon) ini untuk runner yang kangen. Berlari itu, kan, menyenangkan, biasanya ada rasa happy saat finis,” ujar Hari.
Apresiasi pun disampaikan terhadap Bank Jateng. ”Kalau Bank Jateng hanya peduli pada uang, tentu pesertanya akan banyak sekali. Tapi, ini dibatasi demi kesehatan. Saya bangga Bank Jateng juga peduli pada kesehatan,” ungkap Andi.
Penerapan prosedur kesehatan dalam Borobudur Marathon 2021 ditekankan Andi telah didesain dengan baik. ”Proses berlari dari start hingga finis akan dibuat dengan meminimalkan risiko. Pelari, misalnya, dari sejak pemanasan hingga sebelum melewati garis start tetap memakai masker. Baru setelah melewati garis start maka masker dibuka,” ujarnya.
Penempatan water station, menurut Andi, juga akan diatur sedemikian rupa. Adapun panitia juga sedang mematangkan rute lintasan lari.
Menurut Andi, kunci jago lari saat ini memang pada protokol kesehatan. Bagi pelari, menurut dia, yang terpenting juga sehat dulu karena pandemi Covid-19 sudah berlangsung hampir dua tahun. “”Kalau nanti ada yang berkesempatan lari di Borobudur, maka lari sesuai kemampuan dulu karena porsi latihan tidak lagi sama seperti sebelum Covid-19,” ujar Andi mengingatkan.