Seperti tahun lalu, ajang lari Borobudur Marahon 2021 akan kembali memakai rute ”looping” di kawasan Candi Borobudur. Rute yang dipakai karena masih situasi pandemi itu menuntut peserta menyusun strategi yang efektif.
Oleh
I Gusti Agung Bagus Angga Putra
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Panitia merancang Borobudur Marathon 2021 powered by Bank Jateng dengan rute looping. Tipe rute tersebut menuntut peserta maraton untuk menyusun strategi dan menjaga tubuh tetap terhidrasi demi mendapatkan performa berlari yang paling efektif.
Rute looping telah diperkenalkan di Bomar edisi 2020 lalu. Lomba maraton lainnya yang juga menggunakan rute looping adalah London Marathon 2020. Rute looping memungkinkan pelari tetap berada dalam kawasan lomba maraton. Dengan begitu, potensi pelari bersinggungan atau berinteraksi dengan penduduk sekitarnya bisa ditekan semaksimal mungkin.
”Karena masih kondisi pandemi Covid-19, tidak bisa melaksanakan Borobudur Marathon seperti biasanya. Kebetulan, kami ada beberapa referensi sehingga mendapat ide rute looping di dalam Taman Wisata Candi Borobudur untuk mengurangi interaksi dengan publik,” kata Direktur Lintasan Borobudur Marathon Andreas Kansil dalam jumpa pers, Jumat (15/10/2021).
Rute looping dinilai sudah sangat cukup untuk mengobati kerinduan para pelari terhadap ajang lari maraton di luar ruangan. Bomar menjadi ajang lari luar ruangan yang tetap bisa digelar di tengah pandemi Covid-19 meskipun dengan jumlah peserta yang terbatas.
Bomar 2021 akan berlangsung pada 27-28 November 2021. Ada tiga lomba yang digelar, yaitu ”Elite Race” atau maraton penuh, Bank Jateng Tilik Candi (half marathon 21 kilometer), dan Borobudur Marathon Virtual Challenge. Elite Race diikuti 50 pelari, Bank Jateng Tilik Candi diramaikan 128 pelari umum, dan Bomar Virtual dimeriahkan 10.000 pelari.
Elite Race dan Bank Jateng Tilik Candi sama-sama menggunakan rute looping. Para pelari akan berlomba di dalam kompleks Taman Lumbini, kawasan Candi Borobudur. Panjang lintasan itu adalah 3,5 kilometer dalam sekali putaran.
Dengan begitu, para pelari Elite Race harus berlari mengitari lintasan sebanyak 12 putaran. Adapun pelari Bank Jateng Tilik Candi harus berlari 6 putaran untuk menyelesaikan lomba.
”Batas waktu lomba untuk Bank Jateng Tilik Candi adalah 4 jam. Itu sangat bisa dicapai mayoritas pelari,” kata Andreas.
Dengan adanya batas waktu lomba, setiap peserta ditantang menyusun strategi dalam rute looping itu. Para pelari harus mengetahui pola tikungan dan medan yang akan dilalui untuk mendapatkan performa yang maksimal.
Para pelari Elite Race harus berlari mengitari lintasan sebanyak 12 putaran. Adapun pelari Bank Jateng Tilik Candi harus berlari 6 putaran untuk menyelesaikan lomba.
Andreas mengatakan, panitia pada tahun ini akan kembali menerapkan sistem corral. Artinya, para pelari tidak akan mulai berlari di garis start dalam waktu yang bersamaan, tetapi berdasarkan estimasi waktu masing-masing.
Mencegah berkerumum
Pelari dengan estimasi waktu tercepat mendapat kesempatan untuk memulai lomba lebih awal. Disusul beberapa menit berikutnya oleh pelari yang memiliki estimasi waktu yang lebih lambat. Sistem start seperti ini memungkinkan para pelari tidak berkerumun dalam waktu bersamaan. Namun, di lain pihak, panitia harus menyesuaikan pencatatan waktu.
”Kami menggunakan catatan waktu bersih para pelari. Maksudnya, waktu yang tercatat adalah saat pelari melintasi garis start sampai pelari itu melintasi garis finis. Catatan waktu mereka itu tidak dihitung dari aba-aba start, tetapi saat melewati titik start itu,” ujar Andreas.
Selain menyiapkan strategi untuk mengenali pola tikungan dan medan, para pelari juga sebaiknya memiliki pengetahuan yang memadai dalam mencegah dehidrasi. Menurut Andreas, tantangan terbesar dari Bomar adalah menghadapi suhu dan cuaca di kompleks Taman Lumbini yang bisa berubah-ubah secara signifikan.
Rachmad Wishnu Hidayat, dokter spesialis kedokteran olahraga, menganjurkan para pelari memenuhi kebutuhan cairan tubuh sebelum berlomba. Hal itu untuk mengantisipasi tubuh mengalami dehidrasi yang bisa memicu turunnya imun.
Menurut Rachmad, pelari perlu mengonsumsi air sekitar 500 hingga 800 mililiter sebelum berlatih atau berlomba. Lalu, 15 menit menjelang berlari, para peserta disarankan untuk minum air putih sebanyak 250 hingga 300 mililiter lagi.