Ganda campuran menjadi milik Jawa Timur seusai mengalahkan ganda Jawa Tengah dalam pertarungan tiga gim. Pemain ganda Jatim, Marsheilla Gischa Islami, masih berpeluang menyumbangkan satu medali emas lagi di ganda putri.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Ganda campuran, Rehan Naufal Kusharjanto dan Marsheilla Gischa Islami, menyumbangkan medali emas kedua bagi Jawa Timur dari cabang bulu tangkis Pekan Olahraga Nasional Papua 2021. Pada pertandingan final di Gedung Olahraga Waringin, Abepura, Kota Jayapura, Rabu (13/10/2021), Rehan dan Marsheilla mengalahkan pasangan Jawa Tengah, Bagas Maulana dan Indah Cahya Sari Jamil.
Pertandingan sesama pemain yang menghuni pemusatan latihan nasional (pelatnas) itu berlangsung sengit hingga membutuhkan tiga gim. Kejar-mengejar angka terjadi pada gim pertama dan kedua. Rehan/Marsheilla mengunci kemenangan pada gim pertama, 21-19. Meskipun sempat tertinggal 16-18, Rehan/Marsheilla bangkit dengan strategi permainan net cepat untuk memenangi gim pertama.
Pada gim kedua, Giliran Rehan/Marsheilla yang lengah ketika sempat unggul di awal gim. Keduanya memimpin perolehan poin dengan kedudukan, 9-7. Namun, Bagas/Indah bangkit setelah interval dan memenangi gim kedua dengan skor identik, 21-19.
Namun, kemenangan pada gim kedua harus dibayar mahal oleh pasangan Jateng itu. Pasalnya, menjelang akhir gim kedua, Indah mengalami kesakitan di lutut kanannya. Ia sempat meminta perawatan dari tim medis untuk disemprotkan cairan pereda sakit. Cara itu sedikit membantu Indah melupakan rasa sakitnya untuk merebut gim kedua.
Rasa sakit itu pun tidak bisa lagi dilawan oleh Indah pada gim ketiga. Bagas/Indah sudah tertinggal 0-6 ketika gim ketiga baru berjalan sekitar 5 menit. Sebelum memasuki masa interval dengan keunggulan pasangan Jatim, 11-2, Indah telah tiga kali meminta wasit mengelap daerah lapangannya. Ia pun berdiri bertumpu dengan raketnya.
Kondisi Indah itu membuat Rehan/Marsheilla bisa meraih poin dengan mudah. Poin yang didapatkan ganda campuran Jatim itu tidak lebih dari lima pukulan. Alhasil, ketika kedudukan 15-6, Indah mengundurkan diri. Ia sudah tidak kuat lagi berdiri.
Kemenangan itu menghadirkan senyuman bagi Rehan/Marsheilla, semua ofisial tim, serta puluhan pendukung Jatim yang hadir langsung untuk memberikan dukungan di GOR Waringin. Rehan pun langsung memeluk sang Ayah yang juga pelatihnya, Tri Kusharjanto.
Menurut Rehan, dirinya dan Marsheilla memang menerapkan strategi menyerang, terutama untuk bermain cepat di depan net. Hal itu demi meredam kekuatan utama Bagas yang unggul dalam melakukan smes keras ketika kok mengarah ke atas. Pada gim pertama, lanjutnya, strategi itu berhasil, tetapi mereka gagal menjaga performa itu pada gim kedua.
Ketika memasuki gim ketiga, kami berusaha untuk tidak mengubah strategi bermain. Intinya, kami berusaha untuk selalu menekan dan menyerang mereka. Kami senang strategi itu berhasil.
”Ketika memasuki gim ketiga, kami berusaha untuk tidak mengubah strategi bermain. Intinya, kami berusaha untuk selalu menekan dan menyerang mereka. Kami senang strategi itu berhasil,” kata Rehan.
Marsheilla menambahkan, secara kekuatan Bagas/Indah memiliki kualitas dan level bermain yang setara dengan dirinya dan Rehan. Oleh karena itu, ia berusaha untuk mempersiapkan kondisi mental lebih baik untuk tampil di partai final.
”Faktor mental menjadi penting dalam pertandingan final ini. Kami berusaha untuk tampil maksimal, apalagi kami juga mendapat dukungan dari suporter yang membuat kami lebih bersemangat,” kata Marsheilla.
Marsheilla pun masih berpeluang menyumbangkan satu emas lagi untuk Jatim. Ia juga akan tampil di final ganda putri bersama Febriana Dwi Puji Kusuma. Mereka akan menghadapi ganda Jawa Barat, Melani Mamahit/Rayhan Vania Salsabila.
Tidak bisa ditahan
Pelatih Jateng Rendra Wijaya mengungkapkan, masalah kaki yang dialami Indah sesungguhnya mulai terasa sejak mereka tiba di Jayapura, 3 Oktober lalu. Namun, penampilan Indah tidak terpengaruh, bahkan ia bisa melaju ke final ganda campuran. Indikasi cedera itu pun terlihat karena Indah selalu menggunakan pelindung lutut di PON 2021.
”Tetapi, Indah akhirnya tidak bisa lagi menahan rasa sakitnya itu. Cedera itu mencapai klimaks pada laga final ini akibat akumulasi kelelahan dari beberapa pertandingan yang dijalaninya,” kata Rendra.
Sebelum bertanding d final, kata Bagas, Indah juga mengeluhkan kondisi fisiknya yang tidak prima. Meski begitu, lanjut Bagas, Indah tetap ingin tampil dan mengeluarkan seluruh kemampuan terbaiknya.
”Kami berkomitmen untuk maju dan tetap tampil di final. Raihan medali perak ini patut kami syukuri karena kami tidak menargetkan medali dan hanya berusaha memberikan yang terbaik untuk Jateng,” ucap Bagas.
Untuk medali perunggu ganda campuran diraih oleh ganda Jabar, Andika Ramadiansyah dan Hediana Julia Marbela, serta pasangan Bali, Nyoman Tryadnya Arya Kurniawan dan Ayu Gary Luna Maharani.