Andy Murray Mendukung Syarat Vaksinasi Australia Terbuka
Andy Murray mendukung syarat vaksinasi Covid-19 yang diberlakukan pemerintah Victoria, Australia, untuk peserta Grand Slam Australia Terbuka 2022. Petenis harus mendapat vaksin untuk memperbesar peluang tampil.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
INDIAN WELLS, SELASA — Mantan petenis putra nomor satu dunia, Andy Murray, mendukung syarat vaksinasi Covid-19 yang diberlakukan pemerintah Victoria, Australia, untuk peserta Grand Slam Australia Terbuka 2022. Murray yakin masih ada petenis belum divaksinasi yang akan mengikuti turnamen, tetapi setidaknya dia senang bahwa mereka akan menjalani peraturan lebih ketat.
”Sepemahaman saya, jika ada petenis yang tidak divaksinasi, mereka masih boleh ikut. Hanya saja, peraturannya berbeda. Mereka yang belum divaksinasi harus tiba lebih awal di Australia. Vaksinasi memang menjadi pilihan bagi petenis. Namun, jika pemerintah lokal akan menetapkan peraturan itu, saya sangat mendukung,” ujar Murray setelah tersingkir pada babak keempat turnamen ATP Masters 1000 Indian Wells, di Indian Wells Tennis Garden, California, Amerika Serikat.
Dalam pertandingan yang berlangsung pada Selasa (12/10/2021) malam waktu setempat atau Rabu siang waktu Indonesia, Murray kalah dari unggulan keempat, Alexander Zverev, 4-6, 6-7 (4).
Pada hari yang sama di Australia, Menteri Olahraga Victoria Martin Pakula mengatakan, petenis harus mendapat vaksin untuk memperbesar peluang mereka tampil di Australia Terbuka. Tahun depan, turnamen Grand Slam awal musim di Melbourne Park itu akan berlangsung 17-30 Januari.
Meski demikian, Tennis Australia (TA), sebagai penyelenggara turnamen, belum memberi komentar atas peraturan pemerintah tersebut. Pemerintah menyatakan akan mendiskusikan hal ini sesegera mungkin dengan TA dan departemen kesehatan.
Murray adalah salah satu petenis yang telah divaksinasi. Namun, banyak pula rekan seprofesinya yang menolak dengan alasan setiap orang memiliki hak berbeda atas itu.
Bagi saya, semakin banyak petenis yang divaksinasi, tentu semakin baik. Apalagi, Australia termasuk negara yang memiliki peraturan ketat terkait Covid-19.
”Bagi saya, semakin banyak petenis yang divaksinasi, tentu semakin baik. Apalagi, Australia termasuk negara yang memiliki peraturan ketat terkait Covid-19. Jika ada orang luar yang datang dan memiliki potensi menyebarkan virus di antara mereka, saya paham jika pemerintah akan memberlakukan syarat vaksinasi,” lanjut petenis Inggris Raya peraih tiga Grand Slam itu.
Berbeda dengan Murray, Zverev memilih untuk tidak terlibat lebih jauh dalam perbincangan yang menimbulkan pro dan kontra tersebut. Apalagi, petenis Jerman itu termasuk yang belum divaksinasi, seperti halnya Novak Djokovic dan Stefanos Tsitsipas.
”Saya menghormati petenis yang memutuskan tidak divaksinasi. Saya juga menghormati keputusan Pemerintah Australia. Saya tidak ingin berada di antara dua pendapat karena saya sendiri bukan orang yang mempermasalahkan karantina dua pekan,” katanya.
Seperti yang diberlakukan pada Australia Terbuka 2021, karantina dua pekan sepertinya akan diterapkan lagi pada turnamen 2022. Namun, kali ini hanya bagi partisipan yang belum divaksinasi.
Meski turnamen tenis telah rutin digelar kembali pada masa pandemi Covid-19, belum ada satu penyelenggara pun yang menjadikan vaksinasi sebagai syarat bagi peserta. Ini hanya diberlakukan bagi penonton, seperti yang terjadi pada AS Terbuka, 30 Agustus-13 September.
Perlawanan ketat Murray
Sementara pertemuan Zverev dengan Murray di Indian Wells berlangsung menarik meski hanya terjadi dalam dua set. Murray, yang terkendala cedera pinggul hingga menjalani operasi pada Januari 2019, membuktikan bahwa semangatnya untuk tenis belum habis.
Dia bisa membuat Zverev, yang telah empat kali juara pada tahun ini, termasuk meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020, kesulitan. Servis as ke tengah lapangan, pukulan down the line, serta ketangguhannya bertahan di belakang baseline menghasilkan banyak poin bagi Murray. Namun, Murray, yang juga mendapat lebih banyak dukungan dari penonton, akhirnya kalah, 4-6, 6-7 (4).
”Hal yang positif dari penampilan saya di sini adalah saya memiliki kesempatan untuk bersaing kembali di level tinggi. Namun, tentu saja saya kecewa dengan hasil ini karena saya sangat berambisi memenanginya. Sudah lama, saya tidak merasakan bisa bermain baik seperti tadi,” ujarnya dalam laman resmi ATP.
Cedera pinggul berkepanjangan membuat Murray menjalani operasi setelah mengikuti Australia Terbuka 2019. Masa kembali ke turnamen dilakukan dengan merangkak dari turnamen level bawah. Namun, petenis yang saat ini berperingkat ke-122 dunia itu tetap memiliki motivasi untuk bertanding di arena profesional yang telah dijalani sejak 2005.
”Andy adalah petenis ’Big Four’ (selain Roger Federer, Rafael Nadal, dan Novaj Djokovic) yang belum pernah saya kalahkan. Saya senang bisa melakukannya hari ini. Andy bermain sangat baik, mungkin yang terbaik sejak dia kembali setelah operasi. Saya harap, dia bisa terus seperti ini karena tenis sangat merindukan dia,” ucap Zverev.
Dari persaingan putri dalam WTA 1000, kesempurnaan permainan Iga Swiatek dalam dua laga sebelumnya dihentikan Jelena Ostapenko, 4-6, 3-6, pada babak keempat. Pertandingan tersebut menjadi pertemuan dua juara Grand Slam Perancis Terbuka. Ostapenko adalah juara 2017, sementara Swiatek pada 2020.
”Saya tahu, pertandingan tadi akan sulit karena Iga adalah petenis bagus. Saya datang ke lapangan dengan mental kuat. Saya tahu harus berjuang keras untuk setiap poin dan agresif. Saya senang bisa melakukannya,” ujar Ostapenko yang akan berhadapan dengan Shelby Rogers pada perempat final.
Datang sebagai unggulan kedua, Swiatek memulai penampilan pada babak kedua setelah mendapat bye di babak pertama. Dia menang 6-1, 6-3 atas Petra Martic pada babak kedua dan hanya kehilangan satu gim, 6-1, 6-0, atas Veronika Kudermetova pada babak ketiga.
Sementara Rogers menghentikan langkah finalis AS Terbuka, Leylah Fernandez, yang diakhiri tie-break pada set ketiga. Rogers menang, 2-6, 6-1, 7-6 (4). (REUTERS)