Tim bola voli putra Jabar meraih juara pertama kali sejak PON 1996, sedangkan tim putri mempertahankan gelar juara yang diraih pada PON 2016. Dua gelar itu disatukan di PON Papua.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS – Tim bola voli putra dan putri Jawa Barat sukses menyatukan gelar juara PON Papua 2021 di GOR Koya Koso, Kota Jayapura, pada Selasa (12/10/2021). Di final, tim putra Jabar menaklukkan DKI Jakarta, sedangkan tim putri Jabar mengalahkan Jateng.
Tim putra Jabar menyabet juara dalam pertarungan sengit empat set, 25-15, 25-19, 16-25, dan 25-15. Sementara itu, tim putri menyapu bersih seluruh set tanpa kesulitan berarti, 25-16, 25-14, dan 25-18.
Kejayaan ini terasa begitu spesial bagi tim putra. Mereka menyudahi penantian selama 25 tahun setelah terakhir kali juara pada PON Jakarta 1996.
"Persaingannya ketat sekali. Tetapi kami selalu bisa membawa santai, justru jadi semakin semangat. Tantangan itu bukan jadi beban. Kami justru termotivasi untuk bisa mencetak sejarah. Alhamdulillah juara," kata kapten tim Jabar, Gunawan Saputra.
Gunawan dan rekan-rekan sudah menunjukkan keunggulan sejak set pertama. Mereka memimpin jauh dari awal hingga akhir set, lewat serangan eksplosif dari Dimas Saputra Pratama dan Amin Kurnia Sandy Akbar. Kondisi serupa terjadi pada set kedua.
Setelah unggul, 2-0, Jabar sedikit lengah. Hal ini dimanfaatkan DKI untuk menipiskan jarak jadi 2-1. Namun, DKI gagal memanfaatkan momentum tersebut. Jabar menutup laga lewat permainan agresif yang tidak terlihat di set ketiga.
Persaingannya ketat sekali. Tetapi kami selalu bisa membawa santai, justru jadi semakin semangat. Tantangan itu bukan jadi beban. Kami justru termotivasi untuk bisa mencetak sejarah.
"Yang membuat kami menang adalah kekompakan. Semua berjuang luar biasa hari ini. Kekompakan ini berasal dari latihan. Kami tetap latihan pagi dan sore saat pandemi. Itu membuat kami lebih solid," tambah sang kapten.
Sementara itu, tim putri Jabar kembali sukses mempertahankan gelar juara PON. Dipimpin middle bocker tim nasional, Wilda Siti Nurfadilah, tim yang bermayoritaskan pemain Proliga ini, tidak mengalami kesulitan berarti saat berhadapan dengan Jateng.
Mereka mengungguli lawan dari segala aspek di antaranya, tinggi badan, serta teknik dan kekuatan pukulan. “Memang kami berada satu level di bawah mereka. Karena pemain mereka memang dari Proliga, dan terbukti memang di atas kami,” ucap pelatih tim putri Jateng, Agus Suyanto.
Sepanjang laga, pemain Jateng kesulitan menembus “menara” tinggi di depan net Jabar. Berkali-kali spike mereka terkena blok. Di sisi lain, serangan tim Jabar juga mematikan. Setter Jabar Tisya Amallya Putri dengan nyaman menyuplai bola ke berbagai arah.
Umpan manis itu dimanfaatkan oleh Wilda, Ratri Wulandari, dan Nurlaili Kusumah Diningrat. Spike mereka tidak bisa dibendung lawan berkat keunggulan tinggi badan. Pola permainan serupa terjadi berulang sepanjang pertandingan.
Pelatih tim putri Jabar, Risco Herlambang Matulesy, berkata, timnya memang lebih bagus dari sisi kualitas. Saat bersamaan, mereka juga memiliki Wilda yang sudah berpengalaman mengantar hattrick gelar PON untuk Jabar, sejak Riau 2012.
“Tim ini sudah lama terbentuk meskipun terpisah-pisah di Proliga. Saya hanya sampaikan kepada mereka, sekarang kalian berjuang untuk Jabar. Jadi tolong lepaskan baju-baju di liga profesional. Terbukti semua bisa menyatu. Sebelum pertandingan, bukannya takabur, saya sudah yakin Jateng bisa diatasi,” kata Risco.