Meskipun mendominasi cabang renang, kontingen Jawa Timur tidak berharap banyak bisa meraih juara umum PON. Mereka masih tertinggal dari Jawa Barat pada klasemen perolehan medali.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS – Jatim berpesta medali di Arena Akuatik Lukas Enembe, Kabupaten Jayapura, Papua hingga hari kedua cabang renang PON Papua 2021, Minggu (10/10/2021). Meskipun Jatim masih punya potensi hujan medali dari 25 nomor tersisa dari renang, mereka sudah mulai merelakan gelar juara umum.
Jatim meraih 4 emas, 1 perak, dan 1 perunggu dari 7 nomor lomba pada hari kedua renang. Perenang nasional Adinda Larasati Dewi (21) menjadi ujung tombak lewat dua emas dari nomor andalannya, 100 meter gaya kupu-kupu dan 800 meter gaya bebas.
Di 100 meter gaya kupu-kupu, Adinda (1 menit 1,65 detik) bersaing ketat hingga garis finis dengan wakil DKI Jakarta Angel Gabriella Yus (1 menit 1,74 detik). Dari nomor 800 meter, Adinda (8 menit 59,78 detik) juga hanya unggul tipis atas wakil Jabar, Raina Saumi Grahana (9 menit 0,61 detik). Secara total, Adinda telah mengoleksi tiga emas Adinda di Papua, setelah meraih emas dari nomor 10.000 meter renang perairan terbuka putri.
Kata Adinda, dia sangat senang bisa menyumbangkan medali untuk Jatim dalam gelaran PON kedua sepanjang kariernya. “Di PON kali ini saya bisa lebih tenang. Kalau PON pertama masih deg-degan,” ucapnya.
Dua perenang senior, Glenn Victor Susanto (32) dan Ressa Kania Dewi (27), juga semakin menyemarakkan pesta medali Jatim. Glenn di nomor 100 meter gaya kupu-kupu dan Ressa di nomor 200 meter gaya dada, sama-sama menyabet emas lewat keunggulan sepersekian detik dari lawannya.
Secara keseluruhan, Jatim sudah mengoleksi 6 emas, 5 perak, dan 1 perunggu. Mereka menjadi penguasa sementara di cabang renang, mengungguli DKI (3 emas, 2 perak, 1 perunggu) dan Jabar (2 emas, 2 perak, 2 perunggu).
Kalau juara umum berat lah. Jabar sudah enggak kekejar. Jabar kan juga punya lumbung dari beberapa cabang olahraga. Mereka cukup kuat di akuatik. Setidaknya tiga tim ini Jatim, Jabar, dan DKI hanya berbeda 1-2 medali di akhir.
Terlepas dari pesta medali dari akuatik, Jatim masih belum beranjak dari peringkat kedua perolehan medali sementara. Mereka mengoleksi 74 emas, 62 perak, dan 57 perunggu, tertinggal dari pemuncak ranking, Jabar, dengan 83 emas, 68 perak, dan 73 perunggu.
Erlangga Satriagung, Ketua KONI Jatim, berkata, sudah sulit mengejar perolehan medali Jabar dengan jadwal tersisa. Renang memang masih menyisakan 25 medali emas, tetapi kekuatan mereka cenderung seimbang dengan Jabar dan DKI.
"Kalau juara umum berat lah. Jabar sudah enggak kekejar. Jabar kan juga punya lumbung dari beberapa cabang olahraga. Mereka cukup kuat di akuatik. Setidaknya tiga tim ini Jatim, Jabar, dan DKI hanya berbeda 1-2 medali di akhir," ucap Erlangga.
Karena itu, Erlangga sudah merelakan status juara umum PON Papua. Dia hanya berharap ada keajaiban yang terjadi di lapangan. Dia meminta atlet tetap bertarung sekuat tenaga, terlepas dari apa pun hasilnya.
"Di atas kertas mereka hampir pasti juara umum, tetapi di lapangan belum tentu. Di lapangan kan menyangkut mental atlet, problem non-teknis dan banyak hal. Jadi hanya hal-hal seperti itu, kejutan di lapangan, yang bisa mengubah peta persaingan," pungkas Erlangga.