Lewis Hamilton mengakhiri balapan seri Turki dengan kesal karena merasa strategi penggantian ban memupus peluangnya meraih podium. Pebalap Mercedes itu pun tertinggal enam poin dari Max Verstappen yang kembali ke puncak.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
ISTANBUL, TURKI – Lewis Hamilton mengekspresikan kekesalannya atas strategi pit-stop saat Grand Prix Formula 1 Turki di Sirkuit Istanbul, Turki, Minggu (10/10./2021) menyisakan tujuh putaran. Pebalap andalan Mercedes itu ingin menyelesaikan balapan tanpa mengganti ban intermediate dalam balapan di trek basah itu, untuk menjaga peluang finis di posisi ketiga, atau keempat.
Namun, timnya menghitung risiko hujan semakin lebat dengan awan gelap yang mendekati sirkuit, serta potensi gagal finis karena kondisi ban Hamilton sudah seperti ban slick karena sangat aus.
Hamilton menggerutu setelah keluar dari pit di posisi kelima pada lap ke-51 dari 58 balapan. Dia yang awalnya menjadi pemburu, kini diburu pebalap AlphaTauri Pierre Gasly, yang terus mendekat hingga selisih waktu kurang dari satu detik. Hamilton kesulitan memacu mobilnya, karena ban belakang cepat aus dan kehilangan daya cengkeram.
Kondisi serupa dikeluhkan pebalap Ferrari Charles Leclerc dengan ban intermediate baru. Leclerc pun kehilangan posisi ketiga yang direbut pebalap Red Bull Sergio Perez melalui manuver sempurna. Ini manuver brilian kedua Perez, setelah yang pertama memaksa Hamilton tetap di belakang pada lap ke-35. Perez dan Hamilton sempat berjejer pada tiga tikungan, sebelum dia memenangi posisi memasuki trek lurus di depan tribune utama.
Perez menjaga posisinya hingga finis, di belakang rekan setimnya Max Verstappen. Podium tertinggi diraih rekan setim Hamilton, Valtteri Bottas yang tampil dominan sejak start. Hamilton finis kelima di belakang Leclerc.
Hasil ini mengecewakan Hamilton, karena dia hanya bisa meraih 10 poin. Jika dia tidak melakukan pit-stop, dia berpotensi meraih 15 atau 12 poin dengan finis ketiga atau keempat. Hamilton kini turun ke posisi kedua dalam klasemen pebalap, terpaut enam poin dari Verstappen yang kembali ke puncak dengan 262,5 poin.
”Saya tidak tahu saat itu (akan kehilangan dua posisi), tetapi saya seharusnya memperkirakan itu. Ban sudah gundul jadi Anda tidak tahu seberapa jauh akan bertahan. Saya tidak cepat di lintasan, saya kesulitan dengan daya cengkeram yang rendah. Jika dilihat ulang, saya seharusnya tetap berada di lintasan atau masuk pit lebih awal. Dengan delapan putaran tersisa, saya tidak punya waktu untuk melewati fase meraih kecepatan,” ungkap Hamilton di laman Formula 1.
Terkait strategi pit-stop Hamilton, Kepala Tim Mercedes Toto Wolff menjelasakan bahwa itu pilihan paling tepat karena ban tidak akan bertahan hingga akhir. ”Kami memikirkan untuk tetap di lintasan dan tidak pit-stop, atau menggunakan ban kompon lunak di akhir. Kami melihat Leclerc kehilangan kecepatan, Lewis kehilangan kecepatan, dan kami tahu tidak akan bisa mencapai akhir. Jika kami tetap di lintasan, kami akan kalah dari para pesaing kami," tegas Wolff.
Jika dilihat ulang, saya seharusnya tetap berada di lintasan atau masuk pit lebih awal. Dengan delapan putaran tersisa, saya tidak punya waktu untuk melewati fase meraih kecepatan.
Posisi Hamilton di urutan ketiga saat diminta mengganti ban memang berisiko. Dia memacu mobil dengan ban intermediate yang sangat aus. Adapu para pesaing, terutama Leclerc dan Perez, sudah mengganti ban, sehingga Hamilton yang kalah cepat akan tersusul. Risiko lainnya adalah Gasly pun berpotensi mendahului Hamilton, sehingga posisi akhir bisa di urutan keenam atau meraih delapan poin.
Kerumitan menerapkan strategi pit-stop juga dialami oleh Red Bull ketika meminta Perez untuk mengganti ban saat berada di posisi keempat. Risiko taktik ini adalah pebalap berjuluk Checo itu bisa kehilangan peluang finis di podium karena membuka jalan Hamilton untuk mengambil alih posisi. Namun, langkah mengganti ban lebih awal itu berbuah manis bagi Red Bull.
"Sulit untuk dikatakan, pada satu titik sepertinya (Hamilton) akan bisa menyelesaikan balapan, tetapi dia kemudian masuk pit. Bagi kami momen krusialnya adalah ketika meminta Checo masuk pit. Kami bisa saja membiarkan dia tetap di lintasan untuk menahan Lewis, tetapi pada akhirnya kami menarik dia masuk pit karena kami tidak yakin ban-ban itu akan bertahan hingga akhir balapan. Dia menjalankan tugas dengan brilian hari ini. Dia bersaing dengan Hamilton sekeras yang dilakukan Max," tegas Kepala Tim Red Bull Christian Horner.
Balapan seri Turki mengembalikan kendali perebutan juara F1 ke tangan Red Bull dan Verstappen. Finis di posisi kedua bagi Verstappen adalah pencapaian penting karena dia kalah cepat dari Bottas, serta kondisi trek yang sangat berisiko karena licin.
"Hari ini tidak mudah, lintasan sangat licin dan kami harus mengelola ban-ban di sepanjang balapan jadi saya tidak bisa memacu mobil dengan maksimal. Sepertinya Valtteri memiliki pace yang lebih baik dan bisa mengelola ban dengan lebih baik, jadi saya senang finis di posisi kedua," ungkap Verstappen.
Keunggulan enam poin dari Hamilton bagi Verstappen belum berarti apa-apa karena masih ada enam balapan tersisa. Balapan berikutnya di Austin, Amerika Serikat, akan berat karena Mercedes juga kuat di sana.
"Saya pikir persaingan terus ketat sepanjang tahun ini dan saya yakin di Austin akan terjadi persaingan yang ketat dengan Mercedes. Kami hanya perlu terus bekerja keras, terus berusaha menjadi lebih baik dan kita lihat di mana kami pada akhir musim, tetapi ini musim yang sangat bagus sejauh ini," pungkas Verstappen.