Kapten tim Uber Indonesia Greysia Polii mengapresiasi kekompakan dan semangat para pemain muda Indonesia yang tampil lepas dan membuat tim Merah Putih menang 4-1 atas Jerman pada laga pertama.
Oleh
Yulia Sapthiani
·4 menit baca
AARHUS, SABTU - Memperkuat “Merah Putih” untuk kedelapan kalinya, Greysia Polii menjadi pemain paling senior dalam Tim Uber Indonesia. Dia pun mengapresiasi kekompakan dan semangat adik-adiknya meski Indonesia tak menjadi salah satu favorit juara dalam kejuaraan bulu tangkis beregu putri itu.
Salah satu bentuk kekompakan itu diperlihatkan ketika pemain-pemain putri Indonesia meneriakkan yel-yel sebelum menjalani laga pertama melawan Jerman di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Sabtu (9/10/2021). “Kompak! Yakin! Bisa! Semangat! Indonesia! Juara, juara, juara!” diteriakkan dengan diiringi musik dari ponsel, sambil berjoged “pargoy” yang viral di TikTok.
Di pelatnas bulu tangkis Cipayung, pemain-pemain ganda putri dikenal paling kompak di dalam dan luar lapangan. Kekompakan tersebut menular pada pemain putri lainnya.
Kebiasaan itu dibawa ke salah satu kejuaraan bulu tangkis beregu paling bergengsi, Piala Thomas dan Uber 2020, meski sembilan dari 12 pemain adalah debutan. Di antara mereka yang dipilih menjadi anggota tim, hanya tiga yang berpengalaman tampil di ajang dua tahunan tersebut, yaitu Greysia, Apriyani Rahayu, dan Gregoria Mariska Tunjung.
“Saya mengapresiasi teman-teman karena mereka bisa bermain lepas, nothing to lose, dan kompak. Dengan begitu, saya sangat percaya pada tim, pada diri sendiri, partner, juga, pada ofisial tim. Kami selalu kompak dan semangat membela Indonesia,” ujar Greysia.
Menjalani debut dalam Piala Uber sejak 2004, pemain berusia 34 tahun itu delapan kali terpilih secara beruntun memperkuat skuad Indonesia. Absennya Greysia hanya terjadi pada Piala Uber 2006 ketika tim putri tidak lolos ke putaran final.
Dengan pengalaman tersebut, Greysia dipilih untuk menjadi kapten tim putri. Dia memimpin adik-adiknya, dalam rentang usia 16-21 tahun, yang menjalani debut di Tim Uber.
Kepercayaan yang diberikan untuk pemain-pemain muda itu dijawab dengan penampilan cukup baik ketika berhadapan dengan Jerman pada persaingan Grup A, meski banyak faktor yang harus diperbaiki. Indonesia menang 4-1 dari kemenangan Gregoria, Greysia/Apriyani, Putri Kusuma Wardani, dan Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto, masing-masing, dalam dua gim. Hanya pemain termuda dalam tim, Ester Nurumi Tri Wardoyo, yang kalah, yaitu ketika berhadapan dengan Nguyen Thoc Phuong. Ester kalah 18-21, 21-17, 14-21.
"Puji Tuhan bisa main baik dan menyumbangkan poin pembuka untuk Indonesia. Tadi memang sempat tegang, tetapi setelah itu saya bisa lebih nyaman dan enak mengembangkan permainan," kata Gregoria usai mengalahkan Yvonne Li, 21-10, 21-14, pada laga pertama.
Putri juga bersyukur bisa menyumbangkan kemenangan dan membuat Indonesia unggul 3-0. Pemain berusia 19 tahun itu mengalahkan Ann-Kathrin Spoeri, 21-11, 21-17.
"Saya bersyukur bisa menyumbangkan angka untuk tim," kata Putri yang menjuarai Spanyol Masters BWF Super 300, pada Mei.
Apresiasi disampaikan Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky, yang juga bertanggung jawab atas nomor tunggal putri di pelatnas.
"Sebagai pemain debutan, Putri sudah bermain baik. Memang belum bisa konsisten, seperti yang terjadi pada gim kedua, tetapi dia bisa menyumbangkan poin bagi Indonesia," ujar Rionny.
Seperti dituturkan Rionny, setelah bermain nyaman pada gim pertama, Putri kesulitan mempertahankan permainannya di gim berikutnya. Dia tertinggal 13-17 sebelum memenangi pertandingan dengan merebut delapan poin beruntun.
Putri mengatakan, dia selalu terburu-buru ingin mematikan lawan. Dalam situasi tersebut, Putri berusaha mengembalikan fokusnya untuk bisa mengontrol permainan kembali.
Sementara, kemenangan cepat Fadia/Ribka atas Annabella Jaeger/Leona Michalski, dengan skor 21-9, 21-8 terjadi karena ganda putri nomor dua Indonesia itu langsung bisa menemukan pola main yang tepat sejak awal. Fadia/Ribka pun tak lengah meski kualitas permainan lawan berada satu level di bawah mereka.
Pelatih ganda putri Eng Hian mengatakan, Fadia/Ribka bisa bermain dengan rileks sehingga bisa menerapkan strategi dengan baik. “Mereka tetap harus dimatangkan terus karena tidak mungkin Indonesia mengandalkan Greysia/Apriyani selamanya. Piala Uber ini jadi salah satu ujian bagi Ribka/Fadia," ujar Eng Hian.
Thailand Taklukkan Taiwan
Persaingan ketat Grup A Piala Thomas, yang disebut sebagai “grup neraka”, terjadi sejak hari pertama. Thailand mengalahkan tim dengan materi pemain yang lebih baik, Taiwan, dengan skor 3-2. Kemenangan tersebut terjadi berkat kemenangan pada tiga laga terakhir setelah Thailand tertinggal 0-2.
Diperkuat tunggal putra peringkat keempat dunia, Chou Tien Chen, dan ganda putra peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020, Lee Yang/Wang Chi Lin, Taiwan berada di atas angin atas kemenangan dua wakil tersebut. Tetapi, setelah itu, kemenangan mereka dihentikan lawan.
Kunci pertemuan kedua tim ada pada laga ketiga, antara tunggal putra peringkat ke-11 dunia, Wang Tzu Wei, dan pemain muda Thailand yang berada dalam penampilan terbaik, Kunlavut Vitidsarn. Wang, yang lebih senior, kalah 22-24, 17-21.
Kemenangan Thailand ditentukan pemain senior, Suppanyu Avihingsanon, atas Chi Yu Jen, 11-21, 25-23, 21-12. “Saya sudah berkali-kali berposisi sebagai tunggal ketiga dalam tim, jadi sudah punya pengalaman dalam menghadapi tekanan seperti tadi,” ujar Avihingsanon.
Dengan kemenangan tersebut, persaingan Grup A untuk memperebutkan posisi dua teratas, sebagai syarat lolos ke perempat final, akan berjalan ketat. Taiwan sebenarnya lebih diunggulkan lolos bersama Indonesia, yang berhadapan dengan Aljazair pada Minggu pukul 00.00 WIB. Tetapi, peta persaingan akan lebih sulit ditebak dengan kejutan yang dibuat Thailand.