Belgia versus Perancis, Penalti Kontras Kylian Mbappe
Perancis memastikan tiket final Liga Nasional Eropa setelah menundukkan Belgia, 3-2. Gol penalti Kylian Mbappe membawa wajah kontras Perancis di dua turnamen besar tahun ini.
Oleh
I Gusti Agung Bagus Angga Putra
·3 menit baca
TURIN, JUMAT — Perancis melaju ke final Liga Nasional Eropa setelah memastikan kemenangan 3-2 atas Belgia, Jumat (8/10/2021) dini hari WIB di Turin, Italia. Gol penalti yang dilesakkan penyerang Kylian Mbappe menghidupkan asa Perancis di pertandingan ini. Penalti dari Mbappe menghadirkan nasib kontras Perancis di dua turnamen besar mereka tahun ini.
Pada Piala Eropa 2020 tiga bulan lalu, juara dunia Perancis harus pulang lebih awal di babak 16 besar setelah dikalahkan Swiss melalui drama adu penalti dengan skor 4-5. Mbappe menjadi kambing hitam kekalahan Perancis karena gagal mengeksekusi penalti. Bayang-bayang kegagalan itu diakui Mbappe masih ia rasakan jelang pertandingan menghadapi Belgia.
Meskipun masih dibayang-bayangi kegagalan mengeksekusi penalti empat bulan lalu, Mbappe mengambil risiko sebagai eksekutor kala Perancis tertinggal 1-2 dari Belgia. Hadiah penalti diberikan wasit setelah Antoine Griezmann dijatuhkan Youri Tielemans.
Tidak terlihat keraguan dari cara Mbappe mengambil ancang-ancang. Penyerang berusia 22 tahun itu dengan tenang mengarahkan bola ke pojok kiri atas gawang Thibaut Courtois. Gol penalti dari Mbappe kemudian membuat kedudukan menjadi imbang 2-2.
Dari gol penalti Mbappe, momentum kebangkitan Perancis kian berkobar. Gol Mbappe menginspirasi para pemain Perancis untuk membalikkan keadaan. Situasi ini sangat kontras dengan Piala Eropa, di mana penalti Mbappe menjadi sumber kegagalan Perancis melaju ke babak delapan besar.
”Mengambil tanggung jawab itu pada saat pertandingan seperti ini adalah fantastis. Dia punya banyak bakat, tetapi di balik itu dia memiliki mentalitas pemenang. Kami semua senang untuknya di ruang ganti,” kata penjaga gawang Perancis, Hugo Lloris.
Ada banyak tuntutan dan harapan kepada Mbappe. Tetapi, saya selalu tahu bahwa tim Perancis akan lebih kuat dengan dia. Saya tidak pernah meragukan itu. (Didier Deschamps)
Gol Mbappe memperpanjang napas Perancis. Pasukan Didier Deschamps sebelumnya tertinggal dua gol di babak pertama melalui sepakan Yannick Carrasco pada menit ke-37 dan Romelu Lukaku di menit ke-40. Generasi emas Belgia, yang berambisi meraih trofi pertamanya di turnamen resmi, tampil menyerang sejak awal laga.
Tampil dengan formasi 3-4-3, Belgia menempatkan trisula Kevin de Bruyne, Romelu Lukaku, dan Eden Hazard, di lini depan. Mereka mengurung pertahanan Perancis di hampir sepanjang babak pertama. Perancis hanya sesekali memberikan ancaman lewat serangan balik. Keunggulan 2-0 untuk Belgia bertahan hingga babak pertama usai.
Penampilan Perancis membaik di babak kedua. Mbappe dan rekan-rekannya perlahan-lahan mulai mampu mengendalikan permainan. Serangan demi serangan dilancarkan Perancis ke jantung pertahanan Belgia. Upaya itu membuahkan hasil. Karim Benzema memperkecil ketertinggalan menjadi 1-2 di menit ke-62. Perancis lalu menyamakan kedudukan lewat penalti Mbappe tujuh menit kemudian.
Deshamps memuji penampilan Mbappe di pertandingan ini. Meski tidak mencetak gol dalam enam laga internasional sebelumnya, Mbappe tidak patah arang dan tetap menunjukkan kualitas permainannya.
”Ada banyak tuntutan dan harapan kepada Mbappe. Tetapi, saya selalu tahu bahwa tim Perancis akan lebih kuat dengan dia. Saya tidak pernah meragukan itu,” kata Deschamps.
Lukaku sempat membuat pendukung Belgia bersorak melalui golnya di menit ke-87. Akan tetapi, wasit menganulir gol tersebut karena menilai Lukaku berada dalam posisi offside. Perancis pada akhirnya memastikan tiket final melalui gol Theo Hernandez di pengujung laga. Skor 3-2 untuk kemenangan Perancis bertahan hingga akhir pertandingan.
Pelatih Belgia Roberto Martinez mengatakan, para pemainnya tampil terburu-buru dan emosional di babak kedua. Kegagalan melaju ke final Liga Nasional Eropa memperpanjang kutukan bagi generasi emas Belgia yang selalu gagal mempersembahkan trofi di turnamen resmi. Kondisi itu berbanding terbalik dengan keperkasaan Belgia bertahan di peringkat pertama ranking dunia FIFA.
”Kami emosional di babak kedua. Kami berpikir untuk mencapai final secepat mungkin daripada menunjukkan kualitas permainan kami,” ujar Martinez.
Dengan hasil ini, Perancis akan ditantang Spanyol di partai puncak yang akan dihelat pada 10 Oktober 2021 di Stadion San Siro, Milan, Italia. Spanyol melaju ke final setelah mengakhiri rekor 37 laga tak terkalahkan Italia dengan skor 2-1 di semi final. (AFP)