Tampil Matang, Aldila Pertahankan Gelar Ratu Tenis
Aldila menumbangkan bintang muda Priska di final. Dia mempertahankan emas PON dan kembali menobatkan diri sebagai ratu tenis nasional.
Oleh
Kelvin Hianusa
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Petenis andalan Jatim, Aldila Sutjiadi, membuktikan dirinya masih yang terbaik di nomor tunggal putri. Lewat penampilan matang nan elegan, Aldila sukses mempertahankan emas di PON Papua 2021 dengan menaklukkan bintang muda wakil tuan rumah, Priska Madelyn Nugroho, di final pada Kamis (7/10/2021).
Meskipun sempat kerepotan pada akhir pertandingan, Aldila mampu menutup laga dengan kemenangan dua set langsung, 6-4, 7-6 (7), di Arena Sian Soor, Kota Jayapura. Petenis 26 tahun tersebut pun menyumbang emas kedua untuk Jatim setelah juga memenangi nomor beregu putri, Minggu lalu.
”Saya senang bisa sumbangkan emas lagi untuk Jatim, juga bisa mempertahankan gelar ini setelah lima tahun. Hari ini tidak mudah karena melawan tuan rumah. Namun, saya sudah tahu itu, makanya saya sudah bersiap dan fokus poin demi poin,” kata Aldila yang juga meraih emas tunggal putri di PON Jabar 2016.
Aldila mempertontonkan kematangan kualitasnya pada tie break set kedua. Ketika itu, dia sempat tertinggal 3-5 dari Priska. Artinya, sang lawan tinggal butuh dua poin lagi untuk memperpanjang laga hingga set ketiga.
Namun, Aldila yang sudah tampak kelelahan itu terus bisa membalas pukulan dari Priska. Dia pun berhasil menggapai match point dengan berbalik unggul, 6-5. Setelah beberapa reli panjang, Aldila menyegel kemenangan lewat tie break, 9-7.
Laga ini tidak mudah bagi petenis putri terbaik nasional tersebut. Ratusan pendukung Papua terus memprovokasinya. Pada akhir set kedua, salah seorang penonton selalu berteriak setiap bola mati, ”Yang su (sudah) tua ngalah saja. Sudah capek, kan.”
Tidak hanya ketenangan di momen krisis, Aldila juga lebih baik dari sisi permainan. Dia menyulitkan Priska lewat pukulan keras yang menyasar sudut-sudut lapangan. Priska yang unggul dalam kelincahan sering dipaksa membuat kesalahan sendiri.
Aldila begitu bahagia seusai memastikan juara. Dia melepaskan emosinya dengan berteriak sekeras mungkin ke arah kontingen Jatim. Peraih emas Asian Games Jakarta-Palembang 2018 ini juga memberikan apresiasi terhadap pendukung tuan rumah yang selalu ”mengganggunya”.
Di tengah euforia kemenangan, Aldila juga memuji yuniornya tersebut. ”Saya beri selamat kepada Priska karena dia main sangat baik di PON ini. Dia akan melaju pesat di tahun-tahun berikutnya,” ujarnya.
Priska yang delapan tahun lebih muda dari Aldila tidak takut menghadapi sang senior. Dia selalu bisa bangkit di tengah kondisi mendesak. Misalnya, dia bisa membalikkan keadaan pada set kedua setelah tertinggal 0-3 menjadi unggul 6-5.
Saya beri selamat kepada Priska karena dia main sangat baik di PON ini. Dia akan melaju pesat di tahun-tahun berikutnya.
Sayangnya, pemain yang masih dalam usia yunior ini selalu kesulitan menyelesaikan momen kritis. ”Aku sudah memberikan yang terbaik. Aku mengucapkan terima kasih kepada penonton yang sudah mendukung aku,” ucap Priska.
Di tunggal putra, wakil Jatim, M Rifqy Fitriadi, juga sukses meraih juara setelah melewati laga final dramatis. Dia menang susah payah atas wakil Papua Barat, M Althaf Daifulla, 6-3, 4-6, 7-5.
Rifqy nyaris kalah pada set penentu. Pada gim ke-9, saat tertinggal 3-5, lawannya sempat mencapai match point. Namun, dia bisa bertahan lewat pukulan yang berkali-kali menusuk ke sudut lapangan Althaf. Dia pun memaksa deuce dan mengambil gim tersebut. Skor menjadi 4-5.
Kebangkitan itu membawa angin kedua ke pundak Rifqy. Petenis 20 tahun itu tidak terbendung lagi. Tiga gim berikutnya disapu bersih oleh Rifqy. Althaf, yang sempat bangkit pada set kedua dan awal set ketiga, hanya bisa gigit jari.
Rifqy begitu emosional setelah menang. Dia merayakan hasil itu dengan teriakan dan tangisan. Lalu, dia menunjuk ke arah penonton dan melemparkan raketnya.
”Saya berterima kasih kepada suporter dan dukungan orangtua. Karena dukungan itu, saya bisa bermain lepas,” katanya yang tidak bisa berhenti menangis saat diwawancara.