Hasil balapan di Amerika membuka lebar peluang Fabio Quartararo mengunci gelar juara dunia MotoGP di Misano, tiga pekan mendatang. Ia pasti juara sepanjang tak kalah dua poin atau lebih dari rivalnya, Francesco Bagnaia.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
AFP/GETTY IMAGES/MIRCO LAZZARI
Pebalap tim pabrikan Yamaha, Fabio Quartararo, merayakan keberhasilannya finis kedua pada balapan MotoGP seri Amerika di Sirkuit Austin, Texas, Amerika Serikat, Senin (4/10/2021) dini hari WIB. Ia kian dekat dengan gelar juara dunia pebalap musim 2021.
AUSTIN, SENIN - Fabio Quartararo bergembira meskipun finis kedua di belakang Marc Marquez pada balapan MotoGP di Sirkuit Amerika (COTA), Senin (4/10/2021) dini hari WIB. Tambahan 20 poin membuat pebalap tim pabrikan Yamaha itu unggul 52 poin atas pesaing terdekatnya, Francesco ”Pecco” Bagnaia. Quartararo pun berpotensi meraih gelar juara dunia MotoGP pertamanya di Misano, San Marino, 25 Oktober.
Quartararo kini memimpin klasemen pebalap dengan 254 poin atau unggul 52 poin atas Pecco yang meraih 202 poin. Mengingat hanya ada tiga seri tersisa dan 75 poin maksimal yang bisa diraih, maka tinggal kedua pebalap itu yang bersaing memburu gelar juara dunia.
”Saya sangat emosional karena tinggal tiga balapan tersisa dan saya memiliki keunggulan 52 poin. Kini, saya akan pulang dan bersantai dengan keluarga saya selama beberapa hari. (Setelah itu) kami akan mulai berpikir dengan cara berbeda karena akhir kejuaraan semakin dekat,” ujar Quartararo dikutip laman resmi Yamaha MotoGP.
Seri Emilia-Romagna di San Marino, tiga pekan mendatang, bisa menjadi panggung Quartararo menyegel gelar juara. Pebalap asal Perancis itu akan juara jika finis di depan Bagnaia dalam zona poin atau 15 besar.
AFP/GETTY IMAGES/MIRCO LAZZARI
Pebalap tim Ducati, Francesco "Pecco" Bagnaia memacu motornya pada balapan MotoGP seri Amerika di Sirkuit Austin, Texas, Amerika Serikat, Senin (4/10/2021) dini hari WIB. Ia finis ketiga.
Skenario lainnya adalah perolehan poin ”El Diablo” tidak kalah dua poin atau lebih dari Pecco. Dalam skenario minimal itu, Quartararo akan menjadi juara meskipun finis di posisi enam, dengan syarat Pecco finis di posisi kelima. Kondisi yang sama berlaku seandainya Quartararo finis di urutan ke-15 (meraih 1 poin) dan Pecco finis ke-14 (meraih 2 poin).
Jika melihat hasil balapan sebelumnya di Misano, pada seri San Marino, 19 September lalu, persaingan di seri Emilia-Romagna akan sangat ketat. Dalam seri San Marino itu, Bagnaia dominan sejak sesi latihan dan kualifikasi. Dia pun memimpin balapan sejak start dan mampu membendung serangan Quartararo di lap terakhir.
Pecco bisa menemukan kunci pengendalian Ducati Desmosedici GP21, bahkan saat ban motor yang dipakainya sudah aus. Quartararo pun menilai Pecco berada di level yang berbeda waktu itu, sehingga dirinya harus puas finis kedua.
Kini, mereka bersiap kembali ke Misano dengan pertaruhan yang lebih besar, yaitu gelar juara dunia. Pecco akan berjuang keras memperpanjang persaingan hingga seri terakhir di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, pada 14 November. Seri itu berlangsung sepekan setelah seri Algarve di Portugal. Sedangkan Quartararo akan tampil lebih taktis untuk memastikan gelar juara menjadi miliknya ketika bendera finis dikibarkan di Sirkuit Misano.
AFP/GETTY IMAGES/MIRCO LAZZARI
Pebalap tim pabrikan Yamaha, Fabio Quartararo, memacu motornya pada balapan MotoGP seri Amerika di Sirkuit Austin, Texas, Amerika Serikat, Senin (4/10/2021) dini hari WIB. Ia finis kedua di belakang Marc Marquez (Honda).
Quartararo dipastikan akan menerapkan strategi yang berbeda, yaitu tampil lebih aman dan fokus pada posisi antara dirinya dan Bagnaia. Persaingan dengan pebalap lain, termasuk Marc Marquez yang memenangi seri Amerika, bukan lagi fokus pebalap 23 tahun itu.
Tantangan Quartararo
Namun, persaingan juara akan menjadi lebih menarik jika hujan mengguyur Misano. Trek basah akan menjadi masalah besar bagi Quartararo yang selalu kesulitan memacu YZR-M1 saat hujan. Sedangkan Pecco nampak lebih nyaman di trek basah, seperti saat sesi latihan kedua yang basah di seri San Marino, September lalu.
Ini peringkat kedua terbaik yang pernah saya raih di hidup saya. Ini bahkan lebih baik dari kemenangan karena saya kian dekat dengan mimpi saya. (Fabio Quartararo)
Quartararo akan berharap balapan itu berlangsung dalam kondisi trek kering, di mana dia bisa mengoptimalkan potensi M1. Dia kembali menunjukan kemampuannya mencari kompromi antara motor dan sirkuit dengan memakai ban kompon lunak untuk finis kedua di COTA, Senin dini hari WIB.
Quartararo, yang start di posisi kedua di belakang Pecco, bisa menjaga posisinya hingga finis. Balapan seri Amerika tersebut sangat ketat. Pebalap tim Repsol Honda, Marc Marquez, tampil menyengat dengan start yang brilian untuk memimpin balapan.
AP PHOTO/ERIC GAY
Pebalap tim Repsol Honda, Marc Marquez (kiri), memacu motornya di depan pebalap tim Yamaha, Fabio Quartararo, pada balapan MotoGP seri Amerika di Sirkuit Austin, Texas, Amerika Serikat, Senin (4/10/2021) dini hari WIB. Marquez finis pertama, Quartararo kedua.
Ia tidak terusik hingga finis dan meraih kemenangan keduanya pada musim ini. Sedangkan Quartararo harus berjuang keras mengatasi tekanan pebalap Pramac Racing, Jorge Martin, dalam 12 putaran awal dari total 20 lap. Dia tahu tidak bisa mengejar Marquez dengan pace 2 menit 04 detik kecil hingga menengah.
Akan tetapi, dia harus menaikan pace untuk menjauh dari Martin yang beberapa kali dalam posisi sejajar dengan dirinya menjelang tikungan. Kematangan teknik dan ketenangan Quartararo berperan besar dalam menjaga posisi kedua hingga garis finis di sirkuit yang bergelombang itu.
”Ini peringkat kedua terbaik yang pernah saya raih di hidup saya. Ini bahkan lebih baik dari kemenangan karena saya kian dekat dengan mimpi saya (meraih gelar juara dunia MotoGP),” ucap Quartararo.
AFP/GETTY IMAGES/MIRCO LAZZARI
Pebalap tim pabrikan Yamaha, Fabio Quartararo, melintasi tikungan Sirkuit Austin di Texas, Amerika Serikat, pada balapan MotoGP seri Amerika, Senin (4/10/2021) dini hari WIB. Ia finis kedua di belakang Marc Marquez (Honda).
Direktur Tim Monster Energy Yamaha Massimo Meregalli juga memastikan fokus mereka saat ini adalah memastikan Quartararo membalap dengan setelan motor sesuai keinginannya. Mereka akan terus menganalisis data untuk mendapatkan performa maksimal seperti di COTA, yaitu saat ban kompon lunak jadi pilihan.
Padahal, ban lunak awalnya dirasakan Quartararo bukan pilihan untuk balapan di sirkuit yang bergelombang itu. Namun, analisis data selama sesi latihan dan pemanasan pada pagi menjelang balapan menjadi kunci Yamaha dan Quartararo memilih ban kompon lunak. Strategi pemilihan ban itulah yang memuluskan Quartararo finis di posisi kedua, mengungguli Pecco yang finis ketiga.
”Dia meraih posisi kedua dan 20 poin yang krusial di trek yang bukan tempat terkuat kami. Itu seperti emas dalam perburuan gelar juara untuk Fabio,” ujar Meregalli.