Luis Suarez memantik kontroversi dengan melakukan gestur menelpon saat membobol gawang bekas timnya, Barcelona. Publik meyakini gestur itu dipicu rasa sakit hatinya yang belum tuntas atas pelatih Ronald Koeman.
Oleh
I Gusti Agung Bagus Angga Putra
·4 menit baca
MADRID, MINGGU - Luis Suarez memperlihatkan isyarat tersembunyi saat turut membantu Atletico Madrid membungkam Barcelona, 2-0, di Stadion Wanda Metropolitano, Minggu (3/10/2021) dini hari WIB. Gestur selebrasi gol itu dipercaya bentuk sakit hati Suarez yang belum sembuh atas Barca, bekas klubnya.
Seusai mencetak gol kedua Atletico pada menit ke-44, Suarez lalu mengatupkan kedua tangannya dan menengadahkannya ke langit. Kedua matanya terpejam. Tak lama, Suarez menempelkan jemarinya ke telinga, seolah-olah tengah menelpon seseorang.
Gestur Suarez itu berlangsung sangat singkat, hanya beberapa detik. Namun, momen tersebut ramai diperbincangkan hingga berjam-jam setelahnya. Publik sepak bola Spanyol menilai gerakan mengatupkan tangan itu sebagai sikap hormatnya atas bekas klubnya itu. Menjelang laga itu, Suarez menegaskan tidak akan melakukan selebrasi bila mencetak gol atas Barca.
”(Itu) rasa hormat dan cinta untuk perjalanan yang saya lakukan di Barca serta periode yang mereka jalani saat ini. Juga, untuk para penggemar, ” kata Suarez dikutip Marca.
Selama enam musim membela Barca, Suarez menorehkan catatan 195 gol dari 283 penampilan. Pemain timnas Uruguay itu juga mempersembahkan sejumlah gelar termasuk empat trofi Liga Spanyol dan satu Liga Champions Eropa.
Terkait gestur menelepon, Suarez diyakini ingin menyindir pelatih Barca saat ini, Ronald Koeman. Panggilan telepon bisa jadi adalah sebuah hal yang sulit dilupakan Suarez.
Mereka memandang rendah saya, Atletico membuka pintu. Itulah mengapa saya selalu berterima kasih kepada klub hebat ini karena memberikan saya kesempatan. (Luis Suarez)
Karier gemilangnya di Barca berakhir karena panggilan telepon dari Koeman pada awal musim lalu. Saat itu, sang pelatih asal Belanda baru saja tiba di Barca untuk memulai proyek revolusionernya. Saat itu, Koeman menyampaikan bahwa Suarez tidak masuk dalam bagian rencana timnya.
Suarez adalah salah satu pemain yang terbuang dalam upaya ”cuci gudang” Barca bersama Koeman. Dua rekannya, Ivan Rakitic dan Arturo Vidal, dilepas lebih dulu. Sahabat Suarez, Lionel Messi, pun nyaris pindah. Namun, dia memutuskan bertahan semusim lagi di klub itu karena terikat klausul pembelian senilai 700 juta euro.
”Mereka memandang rendah saya, Atletico membuka pintu. Itulah mengapa saya selalu berterima kasih kepada klub hebat ini karena memberikan saya kesempatan,” ujar Suarez saat menjelaskan momen kepindahannya dari Barca ke Atletico, tahun lalu.
Namun, kemarin, Suarez membantah gestur saat selebrasi golnya itu terkait Koeman. Menurut Suarez, gestur itu ditujukan ke orang-orang yang memiliki nomor teleponnya. Ia ingin menyampaikan pesan bahwa nomor teleponnya masih yang lama.
“Itu adalah sesuatu yang telah saya setujui dengan anak-anak saya. Itu bukan untuk Koeman. Tidak sama sekali," kata Suarez.
Terlepas dari bantahannya tersebut, gol yang dicetak Suarez menjadi hukuman kedua bagi ”Blaugrana”, tim yang telah menyia-nyiakannya. Sekali lagi, ia ingin membuktikan Barca telah berbuat kesalahan besar dengan melepasnya. Sebelumnya, akhir musim lalu, ia berjasa membantu Atletico menjuarai Liga Spanyol.
Gol Suarez pun membuat posisi Koeman, yang dulu membuangnya, kian tersudut. Suarez dan timnya menghadirkan kekalahan pertama bagi Barca di Liga Spanyol pada musim ini. Kekalahan itu melengkapi derita Barca yang dipermalukan Benfica, 0-3, pada laga sebelumnya di ajang Liga Champions Eropa.
Meskipun begitu, jabatan Koeman di Barca masih aman sejauh ini. Beberapa jam jelang laga versus Atletico, Presiden Barcelona Joan Laporta berkata Koeman akan tetap menjadi pelatih klubnya, terlepas apa pun hasil di Wanda Metropolitano.
Laporta menjelaskan, Koeman masih memiliki kontrak di Barca. Ia berharap pelatih asal Belanda itu bisa membawa klub kembali ke jalur kemenangan dengan cara bermain yang seusai identitas Barca.
”Koeman akan terus menjadi pelatih Barcelona. Saya tahu dia akan memberikan segalanya,” kata Laporta yang memberikan pernyataan publik seusai klubnya dikalahkan Benfica, 0-1. Kekalahan dari Benfica itu turut memicu berbagai spekulasi bahwa kebersamaan Koeman dengan Barcelona tinggal menghitung hari.
Adapun Koeman menyambut baik kepercayaan dari Laporta. Baginya, sangat penting untuk memiliki kejelasan di dalam tim. Ia juga menyadari bahwa hasil akhir pertandingan sangat mempengaruhi nasibnya ke depan. Oleh karena itu, Koeman mengatakan timnya harus memenangkan tiga pertandingan kandang menghadapi Valencia, Dynamo Kyiv, dan Real Madrid, setelah jeda internasional.
“\'Ya (pemecatan bisa saja datang tiba-tiba). Tapi, saya bersyukur itu (kejelasan nasib di tim) sudah dikatakan. Tidak pernah ada kata terlambat,” kata Koeman. (AFP)