Kekuatan Bulu Tangkis Beregu China di Piala Sudirman
Tidak tampilnya pemain unggulan China di tunggal putra dan ganda putra membuka peluang Indonesia merebut gelar juara Piala Sudirman 2021.
Tidak mudah mengalahkan tim China di kejuaraan bulu tangkis Piala Sudirman. China sudah 11 kali menjadi jawara turnamen beregu campuran ini. Kekuatan tersembunyi China ada di nomor putri yang mampu mengimbangi prestasi nomor putra.
Walau mampu meraih dua medali emas dan empat medali perak di ajang Olimpiade Tokyo 2020, China patut mewaspadai dua pesaingnya di Piala Sudirman tahun ini, yaitu Jepang dan Indonesia. Merujuk dari hasil pertandingan-pertandingan di kejuaraan dunia sebelumnya, tumpuan kekuatan China di sektor tunggal putri, ganda putri, dan ganda campuran bukanlah hal yang sulit ditaklukkan.
Terlebih, kekuatan bulu tangkis putri dunia saat ini relatif lebih berimbang. Data peringkat 25 besar BWF yang diakses pada 28 September 2021 memperlihatkan, di nomor tunggal putri China menempatkan tiga atletnya.
Membayangi China, Taiwan menempatkan pebulu tangkisnya, Tai Tzu Ying, di peringkat pertama dunia. Selain Taiwan, ada empat atlet Jepang, empat atlet Thailand, tiga atlet Korea Selatan, dan dua atlet India yang siap menggeser kekuatan China.
Hal serupa juga terlihat di nomor ganda putri. Tiga negara, yaitu Jepang, China, dan Korsel, berhasil menempatkan empat pasangan yang membuat peta kekuatan ganda putri dunia saat ini menjadi lebih seimbang. Di luar tiga negara tersebut, keberadaan dua pasangan atlet Indonesia turut meramaikan kekuatan ganda putri dunia.
Cukup meratanya kekuatan bulu tangkis putri dunia ini, membuat China harus menghitung matang strateginya di Piala Sudirman 2021. Di tengah regenerasi nomor tunggal putra dan ganda putra China, sektor putri benar-benar menjadi kekuatan tersembunyi yang tidak boleh kalah.
Tidak ikutnya tunggal putra dan ganda putra terbaik China di Piala Sudirman tahun ini membuat negara-negara lain terus mengancam kekuatan China di sektor putra sambil membaca peluang mengalahkan kekuatan sektor putri China.
Terlebih China pernah memiliki pengalaman hilangnya poin sektor putri dan mengakibatkan melayangnya gelar juara Piala Sudirman 2017 ke tangan Korea Selatan. Pebulu tangkis putri Korea Selatan berhasil mencuri poin di nomor tunggal putri dan ganda putri di pertandingan final yang mengantarkan Korea Selatan mengalahkan China dengan skor 3-2.
Skuad putri
Sebagai juara bertahan Piala Sudirman 2019, China datang ke Finlandia dengan membawa sederet atlet hebatnya. Memang, tidak semua pebulu tangkis andalan diturunkan di Piala Sudirman 2021 yang dilaksanakan di Finlandia. Tunggal putra Chen Long, ganda putra Li Junhui/Liu Yuchen, dan ganda campuran Zheng Siwei/Huang Yaqiong yang selama ini menjadi unggulan China di berbagai kejuaraan dunia tidak dimasukkan dalam daftar atlet yang berlaga di Piala Sudirman 2021.
China memilih memberi kesempatan pada pemain yang lebih muda untuk bertanding. Namun, China tetap mengirimkan atlet-atlet putri terbaiknya. Di nomor tunggal putri, kontingen China membawa Chen Yufei, peringkat dua dunia BWF World Rankings. Yufei adalah peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 setelah mengalahkan pebulu tangkis peringkat pertama dunia dari Taiwan, Tai Tzu Ying.
China juga membawa dua pelapis Yufei di tunggal putri. Keduanya adalah He Bingjiao dan Wang Zhiyi. Bingjiao, peringkat sembilan dunia, adalah juara tunggal putri Malaysia Master 2020. Zhiyi, pemain muda berusia 21 tahun, berada di peringkat 18 dunia. Ia meraih medali perak pada turnamen Youth Olimpic Games 2018 dan juara tunggal putri Austrian Open 2019.
Di nomor ganda putri, China menyertakan Chen Qingchen/Jia Yifan. Ganda putri terkuat China ini adalah pemegang Juara Dunia 2017, peraih medali emas Asian Games 2018, juara All England 2019, dan peraih medali perak Olimpiade Tokyo 2020. Di Olimpiade lalu, mereka kalah dari pasangan Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, yang merebut medali emas.
Selain Chen Qingchen/Jia Yifan, ganda putri China yang ikut dalam tim Piala Sudirman adalah juara Jerman Terbuka 2019, Du Yue/Li Yinhui, dan juara Malaysia Masters 2020, Li Wenmei/Zheng Yu.
Satu wakil lagi atlet putri China ada di ganda campuran, yaitu Huang Dongping. Berpasangan dengan Wang Yilju, keduanya yang berada di peringkat dua dunia dan merupakan peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020.
China memang tidak menyertakan ganda campuran terbaiknya Zheng Siwei/Huang Yaqiong. Namun, pasangan Wang Yilju/Huang Dongping tidak kalah menakutkan bagi lawan-lawannya. Wang Yilju/Huang Dongping yang merupakan juara Australia Terbuka 2019 dan India Terbuka 2019 mengalahkan ganda terkuat China Zheng Siwei/Huang Yaqiong di final Olimpiade Tokyo 2020.
Melihat daftar atlet-atlet putri tersebut, China mengirimkan pebulutangkis terbaiknya di Piala Sudirman. Kondisi ini memberikan gambaran seriusnya China menjaga peluang kemenangan dari nomor tunggal putri, ganda putri, plus ganda campuran.
Tiga nomor tersebut akan menjadi penopang China dalam mempertahankan dominasinya di kejuaraan beregu campuran. Dari lima nomor yang dipertandingkan di Piala Sudirman memang diperlukan tiga poin untuk memenangi pertandingan.
Di dua nomor lainnya, yaitu tunggal putra dan ganda putra, China sedang melakukan regenerasi pemain. Setelah mundurnya Lin Dan dan bakal diikuti oleh Chen Long, tunggal putra China belum menunjukkan kekuatannya. Shi Yuqi, yang digadang-gadang menjadi penerus Lin Dan dan Chen Long, masih berada di peringkat 10 dunia.
Walau pernah menjuarai All England 2018, ia masih harus bersaing dengan tunggal putra Jepang, Kento Momota, serta tunggal Denmark Victor Axelsen dan Anders Antonsen yang menghuni tiga besar peringkat dunia. Sementara tunggal putra China lainnya, yaitu Lu Guangzu, juga masih berada di peringkat ke-27 dunia.
Kekuatan minim juga ada di sektor ganda putra. Tanpa diperkuat ganda putra unggulan Li Junhui/Liu Yuchen, China bertumpu pada pasangan peringkat ke-20 dunia, He Jiting/Tan Qiang, dan pasangan baru, Liu Cheng /Zhou Haodong.
Meski bukan skuad terbaik, nomor tunggal putra dan ganda putra mampu menunjukkan performa terbaiknya di babak penyisihan Grup A Piala Sudirman 2021. Pemain-pemain putra ikut berkontribusi dalam mengalahkan Finlandia dan India serta memastikan China lolos ke babak perempat final. Saat menghadapi India dan Finlandia, China berhasil menyapu bersih kemenangan di semua nomor pertandingan.
Olimpiade
Prestasi ini mengingatkan pada dominasi China di Olimpiade London 2012. Mereka melakukan aksi sapu bersih medali emas di lima nomor yang dipertandingkan, yaitu tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran. Bahkan, di dua nomor, yaitu tunggal putri dan ganda campuran, China berhasil mempertemukan dua wakilnya di babak final.
Dominasi China juga pernah terjadi di Olimpiade Sydney 2000. Saat itu pebulu tangkis China berhasil meraih empat dari lima medali emas yang dipertandingkan. Tunggal putri Gong Zichao mengalahkan Camilla Martin dari Denmark. Catatan lain yang muncul dari Olimpiade Sydney ini adalah torehan prestasi China di nomor ganda putri.
Enam pemain bulu tangkis China menguasai ganda putri dengan menyabet seluruh medali emas, perak, dan perunggu. Mereka adalah Ge Fei/Gu Jun (emas), Yang Wei/Huang Nanyan (perak), dan Gao Ling/Qin Yiyuan (perunggu).
Keperkasaan atlet-atlet putri China menjadi cerita lain kesuksesan di Olimpiade. Dari total koleksi medali yang didapat China, paling banyak disumbangkan atlet putri dari nomor ganda putri dan tunggal putri. Hingga Olimpiade 2016, nomor tunggal putri sudah menyumbangkan 10 medali. Di empat olimpiade, mulai Olimpiade Sydney 2000 hingga Olimpiade London 2012, para pebulu tangkis tunggal putri China selalu meraih medali emas.
Capaian lebih besar ditunjukkan di sektor ganda putri yang telah menyumbangkan 12 medali termasuk lima medali emas. Medali emas dari sektor ganda putri diraih berturut-turut sejak Olimpiade 1996 hingga Olimpiade 2012.
Namun, kesuksesan itu terhenti di Olimpiade 2016. Medali emas ganda putri berhasil direbut pasangan Jepang, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi, setelah mengalahkan pasangan Denmark ,Christinna Pedersen/Kamila Rytter Juhl. Sebelumnya, di babak semifinal pasangan Pedersen/Juhl mengalahkan pasangan China, Yu Yang/Tang Yuanting.
Di Olimpiade Tokyo 2020, ganda putri China juga kembali gagal meraih medali emas. Pasangan Chen Qingchen/Jia Yifan harus puas meraih medali perak setelah dikalahkan ganda putri Indonesia, Greysia /Apriyani. Hanya saja China masih mampu merebut medali emas di nomor tunggal putri dan ganda campuran.
Piala Uber
Keperkasaan pebulut angkis putri China juga teruji di Piala Uber. Kejuaraan bulu tangkis beregu putri yang dipertandingkan sejak 1957 ini dapat digunakan sebagai salah satu indikator kekuatan pebulu tangkis putri. Di kejuaraan ini bertanding tiga nomor tunggal putri dan dua nomor ganda putri.
Dalam sejarah Piala Uber, China merupakan negara yang paing banyak menjadi juara. Sejak mengikuti kejuaraan pada 1978, China telah memenangi 14 kali gelar juara. Hebatnya lagi, sejak tahun 1984-2016, China selalu masuk babak final.
Di ajang Piala Uber 2016, China mengalahkan Korea Selatan dengan skor 3-1. Skor yang sama juga dicatat China saat mengalahkan Jepang di Piala Uber 2014. Kedua negara ini merupakan pesaing utama China di kejuaraan Piala Uber. Pada penyelenggaraan Piala Uber terakhir pada 2018, Jepang menggeser China sebagai juara.
Bayang-bayang Jepang kembali terulang di ajang Asian Games 2018. Di nomor beregu putri, Jepang meraih medali emas setelah mengalahkan China di final dengan skor 3-1. Demikian pula di ajang Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2019.
Jepang meraih dua gelar juara, mengungguli China yang meraih satu gelar juara. Jepang merebut juara tunggal putra lewat Kento Momota dan ganda putri Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara. Sementara China merebut gelar ganda campuran melalui Zheng Siwei/Huang Yaqiong.
Melihat prestasi ini, tidak heran jika Jepang menjadi kompetitor utama China di Piala Sudirman 2021. Jepang menempati unggulan kedua setelah China yang difavoritkan menjadi juara. Di bawah China, dan Jepang, ada Indonesia dan Taiwan yang menempati unggulan ketiga dan keempat.
Selain ajang Piala Uber 2018, Asian Games 2018, dan Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2019, dua turnamen lagi, yaitu All England 2020 dan Olimpiade Tokyo 2020, dapat membantu memetakan kekuatan bulu tangkis beregu dunia.
Di kejuaraan All England 2020, tidak ada wakil China yang menjadi juara. Dua finalis China yang menjadi runner-up adalah tunggal putri Chen Yufei dan ganda putri, Du Yue/Li Yinhui. Di All England 2020, Jepang tampil dominan dengan merebut gelar juara ganda putra dan ganda putri.
Baca juga: Saatnya Membawa Pulang Piala Sudirman
Di luar dominasi Jepang dan China, muncul prestasi dari pebulu tangkis Indonesia. Pasangan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti meraih gelar di nomor ganda campuran. Prestasi atlet Indonesia juga berlanjut di ajang Olimpiade Tokyo 2020 lewat nomor ganda putri.
Tidak tampilnya unggulan China di tunggal putra dan ganda putra membuka peluang Indonesia merebut gelar juara Piala Sudirman. Kekuatan sektor putra Indonesia cukup berpeluang bersaing dengan atlet China yang diturunkan di Piala Sudirman kali ini. Ditambah dengan pengalaman Greysia/Apriyani yang mampu mengalahkan ganda putri terkuat China di Olimpiade Tokyo 2020, harapan membawa pulang gelar Piala Sudirman cukup terbuka lebar. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Cermin untuk Sistem Gugur