Papua Tambah Dua Emas dan Satu Perunggu dari Sepatu Roda
Tim sepatu roda Papua berhasil mendulang total enam medali emas dan dua perunggu PON Papua. Hasil itu sukses mendongkrak posisi Papua di urutan pertama klasemen perolehan medali sementara PON.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH, KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kontingen Papua kian berjaya di hari ketujuh Pekan Olahraga Nasional Papua 2021 sejak pertandingan dimulai, Rabu (22/9/2021). Pada Selasa (28/9/2021) di Klemen Tinal Roller Sport, Kabupaten Jayapura, kontingen tuan rumah menambah dua emas dan satu perunggu dari cabang sepatu roda. Hingga Selasa pukul 14.00, mereka bertengger di puncak perolehan medali dengan koleksi 8 emas, 1 perak, dan 2 perunggu.
Dua emas itu disumbangkan oleh pesepatu roda putri Papua, Dinda Salsabila, yang meraih emas nomor 200 meter individual time trial (ITT) dengan waktu 16,742 detik dan pesepatu roda putra, M Bagus Laksmendra, di nomor yang sama dengan waktu 16,276 detik. Satu perak disumbangkan pesepatu roda putra Raehan Julio Putra di 200 meter ITT dengan waktu 16,577 detik.
Dinda sukses mengungguli pesepatu roda Sumatera Utara yang finis kedua dengan waktu 17,783 detik dan pesepatu roda Maluku Utara yang finis ketiga dengan waktu 17,860 detik. Bagi atlet kelahiran Pekan Baru, Riau, 11 Agustus 2003, ini, hasil itu amat memuaskan karena menjadi medali sekaligus emas pertama yang diraihnya di PON. Pada PON Jawa Barat 2016, dia gagal membawa pulang medali.
Sangat bersyukur bisa mendapatkan emas kali ini. Apalagi ini medali sekaligus emas pertama saya di PON. Saya juga bisa membuat rekor catatan waktu terbaik pribadi.
Bahkan, catatan waktunya kali ini menjadi rekor terbaiknya. ”Sangat bersyukur bisa mendapatkan emas kali ini. Apalagi ini medali sekaligus emas pertama saya di PON. Saya juga bisa membuat rekor catatan waktu terbaik pribadi. Ini jadi motivasi saya untuk tampil lebih baik di kejuaraan lain, terutama kejuaraan dunia sehabis PON,” ujar atlet yang berlaga di 200 meter ITT dan 500 meter ITT di PON ini.
Kisah kebangkitan ditunjukkan Bagus yang gagal meraih medali di nomor eliminasi 15.000 meter, Senin kemarin. Di 200 meter ITT, dia tampil lebih tenang dan sukses mendulang emas. ”Kemarin bisa finis, tetapi tidak juara. Pastinya sempat kecewa dan sedih karena saya menargetkan emas di semua nomor. Tetapi, hari ini saya berhasil membuktikan diri. Mungkin karena kemarin terlalu banyak energi untuk memikirkan strategi. Hari ini lebih ikhlas saja dan tetap berusaha,” ucap Bagus.
Tampil di urutan terakhir, Bagus menyelesaikan lomba dengan catatan waktu 16,276 detik. Dia unggul tipis atas wakil Papua Barat, Ghufran Martianza Wira Fawwaz (16,34 detik), dan rekannya sesama kontingen Papua, Raehan Julio Putra (15,57 detik).
Prestasi ini melengkapi kisah Bagus di PON. Sebelumnya, dia bersama tim Jawa Tengah sudah pernah mengikuti dua gelaran PON sebelumnya, yakni di Riau 2012 dan Jabar 2016, tetapi gagal meraih emas. Keputusannya pindah ke tim Papua sejak 2017 berujung manis. Tim Papua sangat serius mempersiapkan para atletnya.
Meski begitu, perjalanan atlet 25 tahun asal Semarang, Jawa Tengah, ini masih panjang. Dirinya masih berpeluang menyabet tiga emas lagi di PON. ”Saya akan main Kamis, Jumat, dan Minggu besok. Saya menargetkan semuanya bisa dapat emas biar bisa membawa Papua juara umum PON,” pungkasnya.
Mengumpulkan enam emas
Pelatih tim sepatu roda putra dan putri Papua Bramanto Setiawan mengatakan, secara keseluruhan dari sepatu roda, Papua sudah mengumpulkan enam emas dan dua perunggu dari empat nomor putra dan putri yang telah diselenggarakan. Sebelum merebut dua emas dan satu perunggu dari 200 meter ITT putra dan putri, Papua memperoleh satu emas dari 100 meter ITT putra dan satu emas dari 100 meter ITT putri.
Mereka pun merengkuh satu emas dari 400 meter ITT putra serta satu emas dan satu perunggu dari 400 meter ITT putri. ”Kunci keberhasilan ini adalah adaptasi arena yang lebih baik dibandingkan dengan peserta lain. Kami melakukan persiapan di sini selama tiga bulan terakhir sehingga lebih paham dengan seluk-beluk kondisi lintasan,” kata pelatih asal Semarang, Jawa Tengah tersebut.
Menurut Bramanto, hasil itu sudah memenuhi target awal mereka di sepatu roda PON. Namun, mereka berharap ada tambahan dua medali emas lagi dari enam nomor putra dan putri yang belum dipertandingkan. ”Target kami mendapatkan enam emas dari sepatu roda dan telah terpenuhi. Tetapi, semoga kami masih bisa menyumbang dua emas lagi,” ucapnya.
Sepatu roda menjadi penyumbang emas sekaligus medali terbanyak untuk Papua saat ini. Sebelumnya, mereka meraih emas dari terbang layang nomor akurasi pendaratan kelas schweizer SGS 1-26 putra serta emas kriket nomor super sixes putri dan perak super sixes putra.
Posisi Papua menjadi kokoh di puncak peroleh medali sementara dengan 8 emas, 1 perak, dan 2 perunggu. Adapun DKI Jakarta berada di peringkat kedua dengan 3 emas, 2 perak, dan 5 perunggu, sedangkan Jawa Barat di tempat ketiga dengan 2 emas, 3 perak, dan 3 perunggu.