Keinginan Lionel Messi bereuni dengan mantan pelatih terhebatnya, Pep Guardiola, dikabulkan oleh takdir. Sebaliknya, pertemuan itu tidak diharapkan sang pelatih Manchester City karena mereka akan bereuni sebagai musuh.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
PARIS, SENIN - Pasangan pemain dan pelatih tersukses sejagat, Lionel Messi dan Pep Guardiola, akan saling mengalahkan setelah sempat bahu membahu meraih puncak kejayaan. Reuni dengan Messi di Liga Champions Eropa bisa jadi tidak diharapkan Guardiola. Selain bukan apa-apa tanpa Messi di Liga Champions, Guardiola juga selalu bertekuk lutut ketika bersua Messi di kompetisi itu.
Reuni itu bisa terwujud jika Messi dimainkan Pelatih Paris Saint-Germain (PSG) Mauricio Pochettino saat menjamu Manchester City dalam laga penyisihan Grup A Liga Champions di Stadion Parc des Princes, Perancis, Rabu (29/9/2021) dini hari WIB. Pochettino disebut-sebut menyimpan Messi di dua laga terakhir PSG agar ia bisa segera pulih dari masalah lututnya ketika bertemu City.
Bukan tanpa alasan Pochettino berharap Messi bugar saat menghadapi City. Messi tercatat selalu dominan kala menghadapi tim asuhan Guardiola di Liga Champions. Dalam delapan tahun terakhir, Messi telah empat kali menghadapi tim Guardiola di Liga Champions, yaitu masing-masing dua kali melawan Bayern Muenchen dan City. Messi membela Barca pada keempat laga tersebut.
Melawan Muenchen, Messi mencetak dua gol saat Barcelona menang 5-3 di semifinal Liga Champions 2014-2015. Gol Messi turut membantu Barca melaju ke final dan jadi juara. Pada musim 2016-2017, saat melatih City, Guardiola kembali bertemu Messi di penyisihan grup. Messi kembali mencetak total empat gol dalam dua pertemuan kandang dan tandang.
Menurut Pochettino, ia akan terus memantau perkembangan pemulihan Messi. Meski begitu, Pochettino juga telah menyiapkan rencana lain bila Messi tak bisa diturunkan. Pochettino hanya akan menurunkan pemain yang benar-benar bugar dan siap untuk tampil optimal.
”Kami akan melihat siapa yang bisa memberi tim keseimbangan yang tepat. Kami memiliki fleksibilitas seiring berjalannya waktu. Mengenai Messi, dia sudah mulai berlari hari ini. Kami akan menilai kondisinya dan berharap dia kian membaik,” kata Pochettino.
Laga antara Messi dan Guardiola selalu menarik disimak. Mereka pernah bahu-membahu ketika menghasilkan kejayaan bagi Barcelona, termasuk dua gelar juara Liga Champions pada 2009 dan 2011. Sebaliknya, tanpa Messi, Guardiola belum sekalipun bisa meraih trofi ”Si Kuping Besar”. Ia maksimal hanya bisa membawa tim lainnya lolos ke final, yaitu bersama City, pada musim lalu.
Messi sangat pemalu
Mengenang hubungan indahnya dengan Messi, Guardiola pernah mengisahkan momen awal pertemuannya dengan sang pemain berjuluk "La Pulga" ketika sang bintang masih anak-anak. Kesan pertama yang dirasakan Guardiola saat melihat Messi adalah anak Argentina itu lebih kecil dibandingkan rekan-rekan seusianya dan amat pemalu.
Guardiola menemui Messi karena dia diberitahu seorang staf dari Barcelona bahwa ada pemain berbakat di dalam skuad. Staf tersebut menggambarkan Messi sebagai seorang anak yang masih sangat muda tetapi mencetak banyak gol dan sangat bagus.
"Saya melihat dia tampak kecil dan pemalu dan saya berpikir apakah anak ini sebagus yang orang katakan?" kata Guardiola kepada Radio Catalunya, dikutip dari Fox Sports.
Guardiola mulai menyadari keistimewaan Messi kala mereka memulai laga pramusim di Skotlandia. Saat itu, Barcelona menang dengan skor telak 6-1 dan 5-0. Pada pertandingan pramusim tersebut, Messi mencetak tiga gol dalam satu laga. Semenjak itulah Guardiola merasa mereka bisa memenangkan segalanya.
Firasat tersebut kemudian benar. Guardiola dan Messi lantas membentuk ikatan yang tidak dapat dipatahkan. Di bawah arahan Guardiola selama di Barcelona pada rentang 2008-2012, Messi memenangkan 14 trofi, termasuk tiga gelar La Liga Spanyol dan dua trofi Liga Champions.
Di level individu, Messi juga meraih tiga trofi Ballon d\'Or, dua Sepatu Emas Eropa, dan dua trofi pencetak gol terbanyak Liga Spanyol. Messi tampil dalam 47 pertandingan Liga Champions dengan mencetak 43 gol dan memenangkan 28 pertandingan.
Setelah meraih sekian banyak kesukesan bersama, Messi sempat mengutarakan keinginannya untuk bekerja sama dengan Guardiola kembali. ”Meskipun sulit, saya ingin bekerja dengan Guardiola lagi. Dia salah satu pelatih terbaik di dunia," kata Messi suatu ketika.
Nyaris bergabung City
Keinginan itu hampir terwujud tahun lalu. Manchester City menjadi klub terdepan yang disebut-sebut akan menampung Messi yang berkonflik dengan Josep Mario Bartomeu, mantan Presiden Barca. Namun, Messi lantas menyatakan kesediaannya untuk berseragam Barcelona selama satu musim lagi.
Pintu keluar Messi dari Barcelona kembali terbuka musim ini akibat krisis finansial yang melanda klub itu. City kembali disebut-sebut menjadi pelabuhan karier Messi. Akan tetapi, skenario itu tidak terwujud setelah ”The Citizens” telanjur merekrut Jack Grealish dari Aston Villa dan mencoba merekrut striker Harry Kane untuk mempertajam lini depan.
Pada akhirnya, reuni antara Messi dan Guardiola pun tidak terwujud. Kapten timnas Argentina itu memilih bergabung dengan PSG. Meskipun akhirnya gagal bertemu di satu klub, takdir kini berpeluang mempertemukan kembali Messi dan Guardiola. Namun, tidak sebagai kawan, melainkan lawan.
Pertemuan dengan Guardiola dan City bisa menjadi titik balik performa Messi di PSG. Ia selalu bisa membobol gawang tim-tim yang dilatih Guardiola. Namun, sejauh ini, Messi belum mencetak satu pun gol, yaitu dari tiga pertandingan membela klub barunya, PSG. (AFP)