Hujan yang mengguyur Sochi merenggut kemenangan pertama Lando Norris yang sudah di depan matanya. Sebaliknya, hujan membuka lebar jalan Lewis Hamilton meraih kemenangan ke-100, serta podium bagi Max Verstappen.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
SOCHI, MINGGU – Lando Norris mengalami mimpi buruk di Sochi Autodrom menyusul hujan yang mengguyur mulai lap ke-46 dari 53 putaran. Pebalap muda McLaren itu tidak mematuhi perintah untuk menggunakan ban intermediet, sehingga kehilangan posisi dan terdampar di posisi ketujuh. Sebaliknya, hujan memastikan Lewis Hamilton meraih kemenangan ke-100, disusul oleh Max Verstappen yang finis kedua setelah start paling belakang. Pebalap Ferrari Carlos Sainz Junior juga mendapat berkah dengan finis ketiga.
Memerlukan waktu yang sangat lama untuk meraih 100, dan saya juga tidak yakin saat itu akan tiba.
"Memerlukan waktu yang sangat lama untuk meraih 100, dan saya juga tidak yakin saat itu akan tiba. Lando melalukan pekerja yang luar biasa, dia memiliki pace yang sangat bagus," ungkap Hamilton yang saat wawancara diberi selamat oleh Norris.
"Tim melakukan panggilan untuk mengganti ban di saat yang sangat tepat. Saya tidak ingin membiarkan Lando menjauh tetapi sekali lagi saya tidak tahu seperti apa kondisi cuaca," ungkap Hamilton yang sempat menolak perintah untuk mengganti ban ban lap ke-49.
Balapan Formula 1 seri Rusia berubah dramatis memasuki putaran ke-46 saat hujan mulai mengguyur sektor 1. Norris yang memimpin balapan dan dikejar oleh Hamilton, terus bertahan di lintasan, meskipun dia dua kali melebar di dua tikungan pada lap ke-47 dan 48, saat hujan mulai lebat dan merata. Mereka terus bertahan hingga lap ke-50 di mana Norris meneriakan "Tidak" di radio tim saat ditanya apakah akan mengganti ban intermediet.
Hamilton juga menolak masuk pit untuk mengganti ban pada lap ke-49, tetapi dia masuk ke pit stop pada lap ke-50 karena diberitahu hujan semakin lebat dan kondisi lintasan akan memburuk. Hamilton kembali masuk lintasan tetap di posisi kedua dengan selisih 25 detik dari Norris.
Namun, selisih waktu itu sangat cepat terpangkas, hanya 14,468 detik memasuki lap ke-51. Hamilton mendahului Norris saat di lap tersebut, ketika pebalap berusia 21 tahun itu kehilangan kendali mobilnya dan melintir keluar lintasan. Norris akhirnya meminta masuk pit untuk mengganti ban dengan ban intermediet dan mengakhiri balapan di posisi ketujuh.
"Saya tidak tahu dari mana harus memulai. Saya mengambil keputusan sama seperti tim. Mereka berpikir saya bisa mengganti ban, saya berpikir itu saat yang tepat untuk terus melaju. Ini sungguh membuat patah hati," ungkap Norris di laman Formula 1.
"Saya mengerahkan segala yang saya bisa, sedikit keberuntungan, saya diberitahu bahwa hujan intensitasnya sama. Jika intensitas hujan sama, tetap berada di lintasan akan menjadi keputusan yang tepat," ungkap Norris yang gagal meraih kemenangan pertamanya.
Kesalahan keputusan yang dialami oleh Norris itu, membuka jalan bagi Max Verstappen untuk naik ke posisi kedua diikuti Sainz. Mereka sudah mengganti ban lebih awal, pada lap ke-49. Verstappen yang start dari posisi paling belakang, hanya bisa berada di posisi keenam saat trek masih kering. Dia pun sudah kehilangan harapan untuk finis di podium karena bannya sudah tidak bisa mengail kecepatan.
Namun, hujan membawa berkah bagi pebalap Red Bull itu hingga bisa meraih 18 poin, dan menjaga selisih poin tidak tertinggal jauh dari Hamilton. Verstappen tetap kehilangan posisi pemuncak klasemen yang kini direbut Hamilton, tetapi hanya terpaut dua poin. Jika balapan berlangsung normal, Verstappen bisa tertinggal 12 poin dari Hamilton.
"Ini sangat berisiko untuk meminta mengganti ban dengan intermediet karena trek sangat licin. Tetapi kami melakukan pit stop di saat yang tepat, karena jika kami mengganti ban satu lap lebih awal, ban-ban intermediet akan hancur di sektor terakhir. Start paling belakang dan finis di posisi kedua sungguh sangat bagus. Balapan ini sendiri tidak mudah, karena sangat sulit untuk mendahului, dan saat tertahan di antara pebalap akan sangat mudah untuk merusak ban. Beruntung terjadi hujan yang membuat kami bisa melakukan lompatan terakhir tersebut," ungkap Verstappen.
Pebalap berusia 23 tahun itu start paling belakang karena menggunakan mesin baru yang melebihi kuota semusim. Dia pun tidak pernah membayangkan bisa meraih podium dalam balapan di Rusia ini dan hanya selisih dua poin setelah kehilangan posisi pemuncak klasemen. "Dengan penalti yang kami terima, dan kehilangan satu posisi pada dasarnya tidak terlalu buruk. Ketika saya bangun pagi ini, saya benar-benar tidak mengharapkan hasil ini," tegas Verstappen.
Verstappen yang start dari posisi ke-20 mengawali balapan dengan sangat bagus. Pada lap ketujuh dia sudah bisa mendahului Valtteri Bottas untuk naik ke posisi 14. Verstappen melakukan manuver yang sangat berani dan bersih di sisi dalam Tikungan 13 untuk mendahului Bottas yang juga mendapat penalti start dari belakang karena menggunakan mesin baru.
Verstappen kemudian melakukan manuver yang sama di tikungan tersebut untuk mendahului Pierre Gasly untuk naik ke posisi 13. Pada lap ke-11 Verstappen melakukan manuver oportunis memanfaatkan posisi Charles Leclerc yang melebar setelah gagal mendahului Sebastian Vettel. Namun, Verstappen nyaris bersenggelon dengan Leclerc yang kembali ke sisi dalam di tikungan. Pebalap asal Belanda itu bisa menghindari senggolan dan mendahului Leclerc setelah keluar tikungan untuk naik ke posisi 12. Dia kemudian mendahului Vettel dan terus merangkak masuk ke 10 besar. Dia mendapat peluang meraih podium karena hujan.
Hujan juga menghidupkan harapan Sainz meraih podium ketiga bersama Ferrari. Dia sempat memimpin balapan setelah mendahului Norris menjelang Tikungan 1 setelah start. Namun, Sainz digusur oleh Norris pada lap ke-13 dan tidak bisa masuk tiga besar hingga hujan mengguyur lintasan.
"Hujan tiba pada saat yang tepat saat ban kompon keras saya mulai habis. Kami masuk pit pada saat yang sangat tepat dan bisa kembali ke podium," ungkap Sainz yang finis ketiga.