Brentford membuktikan Liverpool bukan tim yang mustahil untuk diimbangi bagi tim medioker di Liga Inggris. Meskipun berada di puncak klasemen, posisi "Si Merah" rentan digeser oleh Brighton & Hove Albion.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
LONDON, MINGGU – Brentford, tim promosi Liga Primer Inggris, menampilkan mantra yang tepat untuk meredam Liverpool. Kelengahan sisi bertahan dua bek sayap tim asuhan Juergen Klopp itu mampu dimanfaatkan dengan baik oleh tim berjuluk “Si Lebah”. Pada laga pekan keenam di Stadion Brentford Community, skuad tuan rumah menahan “Si Merah”, 3-3, sekaligus menjadi tim pertama yang mencetak tiga gol ke gawang Alisson Becker di musim 2021-2022.
Hasil imbang di London cukup membawa Liverpool menguasai klasemen Liga Inggris usai pekan keenam. Dengan perolehan 14 poin, “Si Merah” unggul satu poin dari empat pesaing terdekat, yaitu Manchester City, Chelsea, Manchester United, dan Everton.
Tetapi, hanya membawa pulang satu poin dari markas Brentford menyesakkan skuad Liverpool. Andai menang, juara Liga Inggris 2019-2020 itu akan berada di puncak klasemen dengan keunggulan tiga angka. Selain itu, posisi Liverpool di peringkat pertama berpotensi digeser Brighton & Hove Albion yang baru menjalani laga keenam, Selasa (28/9/2021) dini hari WIB, melawan Crystal Palace. Kemenangan akan membuat Brighton mengoleksi 15 poin.
Manajer Liverpool Juergen Klopp menuyebut buruknya organisasi pertahanan menjadi penyebab “Si Merah” gagal meraih kemenangan, meskipun sempat dua kali unggul atas Brentford. Tiga gol yang dicetak Brenford adalah bukti buruknya permainan bertahan dua bek sayap Liverpool.
Seluruh gol yang dihasilkan “Si Lebah” berawal dari umpan dari sisi kiri ke posisi tiang jauh di sisi kanan pertahanan Liverpool. Kedua sisi itu ditempati masing-masing oleh Andrew Robertson dan Trent Alexander-Arnold.
Gol pertama Brenford yang dicetak Ethan Pinnock menit ke-27 berawal keterlambatan Robertson membaca pergerakan Sergi Canos yang menerima operan pendek dari situasi bola mati. Tanpa pengawalan berarti, Canos memberi umpan yang sempat mengenai kaki penyerang Brentford, Ivan Toney, dan berujung gol melalui sontekan Pinnock. Hanya berselang empat menit, Diogo Jota menyamakan kedudukan melalui sundulan terarah berkat umpan lambung kapten Jordan Henderson.
Di babak kedua, “Si Merah” dua kali unggul melalui gol Mohamed Salah dan Curtis Jones masing-masing pada menit ke-54 dan 67. Tetapi, Brenford selalu sukses menyamakan kedudukan lewat Vitaly Janelt di menit 63 serta Yoane Wissa ketika waktu normal tersisa delapan menit.
Dua gol Brentford diawali pola serangan yang sama, yaitu umpan lambung dari sisi kiri pertahanan Liverpool yang menjadi tanggung jawab Robertson. Lalu, bola yang mengarah ke tiang jauh juga gagal diantisipasi Alexander-Arnold. Pemain Bek kanan tim nasional Inggris itu dua kali kalah duel udara, yang memudahkan pemain “Si Lebah” menghadirkan sengatan kejutan dan berujung perayaan gol untuk tim tuan rumah.
“Kami benar-benar menderita dengan bola-bola panjang mereka. Saya tidak senang dengan penampilan kami, karena seharusnya kami lebih baik dalam mengorganisasi permainan,” kata Klopp kepada Sky Sports.
Kelengahan dua bek sayap Liverpool yang doyan menyerang itu, sejatinya telah terlihat kala “Si Merah” menumbangkan AC Milan, 3-2, di Stadion Anfield, pada laga pembuka fase grup Liga Champions, 16 September 2021. Kala itu, Milan bisa mencetak dua gol cepat di lima menit akhir babak pertama melalui skema serangan balik. Kedua gol “Si Merah Hitam” itu hadir berkat kepiawaian Ante Rebic mengisi ruang kosong yang ditinggalkan Alexander-Arnold.
Janusz Michallik, pengamat sepak bola ESPN, menilai, buruknya lini belakang Liverpool menyulitkan mereka sendiri dalam kunjungan pertama ke Stadion Brentford Community. Menurut Michallik, Klopp dan skuad Liverpool gagal mengelola permainan dengan baik, meskipun memiliki kualitas pemain dan pengalaman di atas tim tuan rumah.
Kami benar-benar menderita dengan bola-bola panjang mereka. Saya tidak senang dengan penampilan kami, karena seharusnya kami lebih baik dalam mengorganisasi permainan.
“Mereka (Liverpool) membiarkan permainan menjadi rumit. Mereka memiliki masalah pertahanan yang harus dibayar mahal dengan kehilangan dua poin berharga. Gagal menang amat disayangkan Liverpool karena mereka akan menjamu Manchester City di pekan depan,” ujar Michallik, yang 44 kali memperkuat timnas Amerika Serikat pada periode 1991-1994.
Mewujudkan mimpi
Di kubu Brentford, Janelt mengatakan, timnya menargetkan tampil sempurna untuk menahan Liverpool. Di musim ini, Brentford telah membuktikan pantas bersaing di Liga Primer dengan mengalahkan Arsenal 2-0 di pertandingan pertama. Di seluruh kompetisi musim ini, Brentford mencatatkan hasil baik dalam laga kandang dengan meraih tiga kemenangan, sekali imbang, dan hanya satu kali kalah dari Brighton.
“Kami bermain imbang 3-3 melawan Liverpool. Hasil ini seperti mimpi bagi kami ketika anak-anak karena Liverpool adalah satu tim terbaik di dunia saat ini,” ujar Janelt yang menjalani musim perdana di Liga Primer.
Tekad Brentford untuk mengimbangi Liverpool, menurut Alan Shearer, mantan penyerang timnas Inggris, bukan sekadar didasari daya juang dan semangat didukung sekitar 17.000 fans. “Brentford tampil dengn kecerdasan dan keberanian untuk menyebabkan banyak masalah untuk Liverpool. Mereka memiliki rencana permainan yang berjalan sempurna,” tutur Shearer kepada BBC Match of the Day.
Kesempatan Brighton
Secara terpisah, Graham Potter, Manajer Brighton & Hove Albion, tidak terlalu memedulikan peluang timnya untuk menggeser posisi Liverpool dari puncak klasemen di pekan keenam. Raihan tiga poin dari markas Palace, Stadion Selhurst Park, akan membawa Brighton untuk pertama kali menguasai singgasana Liga Primer sejak tampil di kasta tertinggi kompetisi di Inggris pada musim 2017-2018.
“Kami tidak ingin kesempatan itu memenuhi pikiran kami dan bisa menganggu fokus kami di pertandingan nanti. Terpenting, kami harus menjaga konsentrasi untuk memenuhi target kami meraih kemenangan dan melanjutkan permulaan musim yang cemerlang,” ucap Potter dalam konferensi pers jelang laga di laman klub.
Di lima laga yang telah dijalani, “The Seagulls”, sebutan Brighton, telah mengemas empat kemenangan dan sekali kalah. Brighton memiliki rekor bagus dengan selalu menang di dua laga tandang musim ini. (REUTERS)