Barcelona kembali paceklik gol kala menghadapi Cadiz. Hasil tersebut kian menambah tekanan yang datang kepada Pelatih Ronald Koeman.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
CADIZ, JUMAT — Pelatih Barcelona Ronald Koeman makin berada dalam kondisi sulit menyusul hasil imbang 0-0 yang diperoleh timnya saat melawat ke markas Cadiz dalam lanjutan Liga Spanyol, Jumat (24/9/2021) dini hari WIB. Hasil itu membuat Barcelona melewatkan tiga laga tanpa kemenangan. Koeman juga harus diusir karena memprotes keras keputusan wasit.
Hasil imbang tidak cukup untuk memadamkan bara yang telanjur tersulut di internal Barca. Hanya dengan menang melawan Cadiz, posisi Koeman untuk sementara bisa aman dari kritik dan serangan yang mengarah kepadanya.
Barca kembali tampil tidak dalam performa terbaiknya di Stadion Nuevo Mirandilla. Mereka memang mencatatkan 68 persen penguasaan bola, tetapi Cadiz lebih agresif dalam meneror gawang Barcelona. Skuad arahan Pelatih Alvaro Cervera tersebut menghasilkan 11 tembakan ke gawang Barca. Adapun Barca hanya mencatatkan 6 tembakan.
”Anda harus selalu berusaha memenangkan setiap pertandingan. Namun, Anda harus realistis. Anda harus melihat skuad yang kami miliki,” kata Koeman mengomentari hasil yang diperoleh timnya.
Koeman membuat kejutan dengan memberi kesempatan kepada pemain berusia 17 tahun, Gavi, turun sebagai starter di lini tengah bersama Sergio Busquets dan Frenkie de Jong. Sementara itu, Luuk de Jong dipasang sebagai penyerang tengah dengan didampingi Yusuf Demir dan Memphis Depay. Koeman membangku cadangkan dua pemain penting Phillipe Coutinho dan Sergi Roberto.
Barca tampil agresf dan mendominasi jalannya laga. Akan tetapi, upaya para pemain Barca mencuri gol cepat terkendala dengan banyaknya pemain Cadiz di area pertahanan.
Sejumlah peluang mampu diciptakan barisan penyerang Barca, tetapi belum ada yang benar-benar menyulitkan kiper Cadiz, Jeremias Ledesma. Skor imbang 0-0 tetap bertahan hingga turun minum.
Di babak kedua, Koeman melakukan pergantian. Demir yang kurang berkembang di babak pertama diganti dengan Roberto. Cadiz punya kans memimpin lebih dulu melalui percobaan Alvaro Negredo. Upaya tersebut berhasil digagalkan secara gemilang oleh Ter Stegen.
Barca merespons dengan balik melancarkan ancaman ke lini pertahanan Cadiz. Namun, semuanya berubah ketika Frenkie de Jong harus meninggalkan lapangan setelah mendapat kartu kuning kedua di menit ke-64 karena melanggar Espino. Bermain dengan 10 orang, Koeman memilih menarik Luuk de Jong dan memasukkan Coutinho.
Cadiz mendapatkan momentum untuk menyerang di saat Barca tampil pincang. Mereka mendapatkan peluang emas melalui Salvi, tetapi Ter Stegen sudah lebih dulu mengamankan situasi.
Di pengujung laga, drama kembali tercipta ketika Koeman diusir setelah menerima kartu merah. Ia memprotes keras wasit yang memberikan kartu kuning kepada Busquets. Hingga laga berakhir, tidak ada lagi peluang berbahaya tercipta. Kedua tim harus puas berbagi poin. Hasil imbang tidak mengangkat posisi Barca di peringkat ketujuh klasemen sementara dengan koleksi 9 poin.
Situasi sulit
Palang pintu Barca, Gerarrd Pique, mengatakan, timnya saat ini sedang berada dalam situasi yang tidak biasa. Ia menyebut dua tahun terakhir penuh gejolak bagi Barca. Mereka berada dalam fase transisi seiring dengan pergantian presiden klub, pelatih, dan yang terbesar kehilangan megabintang Lionel Messi.
Barca kini menjalani tiga laga tanpa kemenangan di semua kompetisi. Pasukan Koeman takluk 0-3 dari Bayern Muenchen di Liga Champions. Di Liga Spanyol, ”Blaugrana” juga belum mampu meraih kemenangan menyusul hasil imbang tanpa gol menghadapi Granada dan Cadiz.
”Semua orang ingin menang. Kita semua bisa memilih mengeluh atau bekerja. Para pemain di sini untuk bekerja. Jangan membuat dua kubu. Kami semua bersama presiden juga dengan pelatih. Kami tidak bisa keributan dan tidak ingin memikirkannya,” tutur Pique dikutip dari Marca.
Semua orang ingin menang. Kita semua bisa memilih mengeluh atau bekerja. Jangan membuat dua kubu. Kami semua bersama presiden juga dengan pelatih.
Pique menegaskan, timnya masih dalam semangat tinggi dan berkeinginan merebut trofi. Oleh sebab itu, ia meminta fans Barca tetap berada di belakang mereka untuk memberikan dukungan.
Meski sebelumnya menyatakan dukungan kepada Koeman, Presiden Barca Joan Laporta mengisyaratkan pimpinan klub akan mengambil keputusan apabila dipandang perlu.
Pengambilan keputusan didasarkan pada performa tim dan yang tidak kalah penting adalah gaya permainan yang ditampilkan. Barca era Koeman dikritik karena meninggalkan gaya tradisional mereka yang mengandalkan pada kekuatan penguasaan bola atau tiki-taka.
Untuk saat ini, Laporta mengatakan, Koeman masih pelatih Barca. Karena itu, ia menyampaikan, jajaran petinggi klub masih berada di belakangnya.
”Bagi kami (dewan klub), kami tidak memiliki masalah dalam mengambil keputusan apa pun dan terkadang Anda perlu mengambilnya. Jika perlu (mengambil keputusan), apakah itu dalam aspek ekonomi, olahraga, atau sosial, kami akan melakukannya,” kata Laporta. (REUTERS)