Ajang Piala Laver 2021 akan menjadi panggung pemain-pemain muda yang menjadi generasi penerus Roger Federer, Rafael Nadal, dan Novak Djokovic. Piala Laver 2021 diselenggarakan di TD Garden, Boston, AS.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
Untuk pertama kali sejak diselenggarakan pada 2017, kejuaraan tenis beregu putra, Piala Laver, tak diikuti ”Big Three”. Tahun ini, kejuaraan tersebut akan menjadi panggung para pemain muda yang menjadi generasi penerus Roger Federer, Rafael Nadal, dan Novak Djokovic.
Setelah batal digelar pada 2020 karena pandemi Covid-19, Piala Laver 2021 diselenggarakan di TD Garden, Boston, Amerika Serikat, 24-26 September. Diprakarsai Roger Federer dan perusahaan manajemen miliknya, TEAM8, nama kejuaraan ini diambil dari legenda tenis asal Australia, Rod Laver.
Meniru ajang Piala Ryder dalam golf yang mempertemukan atlet terbaik dari Eropa dan Amerika Serikat, Piala Laver mempertemukan tim Eropa dan Dunia.
Pada 2017 di Praha, Ceko, Federer dan Nadal menjadi bagian dari tim Eropa. Salah satu momen yang tak pernah terjadi dalam turnamen resmi ada pada kejuaraan ini, yaitu ketika Federer berpasangan dengan Nadal.
Pada tahun berikutnya di Chicago, AS, duet terjadi antara Federer dan Djokovic. Federer dan Nadal kembali menjadi bagian dari tim Eropa pada kejuaraan di Geneva, Swiss, pada 2019, tetapi Nadal tak bermain pada hari ketiga karena cedera.
Maka, kejuaraan tahun ini akan menjadi yang pertama tanpa tiga senior dengan reputasi 60 gelar juara Grand Slam itu. Di Boston, tim Eropa beranggotakan pemain berusia 22-25 tahun berperingkat 10 besar dunia, yaitu Daniil Medvedev (Rusia/peringkat kedua), Stefanos Tsitsipas (Yunani/3), Alexander Zverev (Jerman/4), Andrey Rublev (Rusia/5), Matteo Berrettini (Italia/7), dan Casper Ruud (Norwegia/10). Di antara mereka, hanya Tsitsipas dan Zverev yang pernah bersaing di Piala Laver.
Sementara tim Dunia akan mengandalkan langganan peserta Piala Laver, John Isner (AS) dan Nick Kyrgios (Australia). Petenis lainnya adalah Diego Schwartzman (Argentina), Denis Shapovalov (Kanada), serta dua debutan, Reilly Opelka (AS) dan Felix Auger-Aliassime (Kanada).
Diperkuat petenis-petenis peringkat 10 besar dunia, tim Eropa seharusnya bisa juara seperti dalam tiga penyelenggaraan sebelumnya. Akan tetapi, seperti dikatakan kapten tim Eropa, Bjorn Borg, persaingan kali ini akan lebih sulit.
Tim Dunia memiliki petenis-petenis bagus dan saya yakin mereka akan berusaha keras mengalahkan kami. Setiap pertandingan sangat penting karena, berdasarkan pengalaman sebelumnya, pemenang selalu ditentukan pada hari terakhir.
”Tim Dunia memiliki petenis-petenis bagus dan saya yakin mereka akan berusaha keras mengalahkan kami. Setiap pertandingan sangat penting karena, berdasarkan pengalaman sebelumnya, pemenang selalu ditentukan pada hari terakhir,” tutur mantan petenis Swedia itu dalam laman resmi Piala Laver.
Pada persaingan ketat di Geneva dua tahun lalu, misalnya, kemenangan tim Eropa ditentukan pada pertandingan terakhir ketika Zverev mengalahkan Milos Raonic (Kanada), 6-4, 3-6, 10-4. Dengan tiga poin yang didapat pada setiap pertandingan hari ketiga, Eropa berbalik unggul, 13-11, dari tertinggal 10-11.
Piala Laver memberlakukan penilaian berbeda dengan kejuaraan beregu lain, seperti Piala Davis dan Piala ATP. Setiap kemenangan dari empat pertandingan pada hari pertama memperebutkan satu poin, lalu dua poin pada hari kedua, dan tiga poin pada hari ketiga.
Tsitsipas menilai, tim Eropa akan memiliki tantangan lain karena berhadapan dengan penonton yang akan mendukung tim Dunia sebagai tuan rumah. ”Kami akan berjuang menghadapi situasi yang akan melawan kami. Pada akhirnya, permainan yang lebih baik yang akan menentukan,” ujar Tsitsipas yang juga turut bermain dalam Piala Laver 2019.
Medvedev, yang untuk pertama kalinya akan mengikuti Piala Laver, mengatakan hal serupa. Apalagi, dia termasuk petenis yang tak disukai penonton di AS karena pernah berperilaku kasar kepada ball kids dan mengacungkan jari tengah kepada penonton di Flushing Meadows, New York, saat tampil dalam AS Terbuka 2019.
”Situasinya akan sulit ketika penonton tak mendukung. Akan tetapi, kami siap dengan apa pun yang akan terjadi di lapangan,” ujar Medvedev yang tiba di Boston setelah meraih gelar AS Terbuka, dua pekan lalu, gelar pertamanya di arena Grand Slam.
Meski menyadari tantangan besar yang akan dihadapi, Borg percaya pada kekuatan skuad mudanya. Selain Medvedev, Tsitsipas, dan Zverev, yang merupakan tiga petenis terbaik setelah Djokovic dalam peringkat dunia, ada Berrettini yang merupakan finalis Wimbledon. Rublev adalah juara ATP 500 Rotterdam, sementara Ruud adalah bintang muda yang tengah bersinar dengan empat gelar juara yang membawanya pada peringkat 10 besar dunia untuk pertama kalinya.
Kepercayaan diri untuk juara pada tahun ini disampaikan kapten tim Dunia, John McEnroe, meski peringkat dunia pemain-pemainnya berada di bawah tim Eropa. ”Setiap tahun, persaingan semakin ketat. Saya tahu, semua pemain kami memiliki motivasi besar untuk menang. Ada yang sudah pengalaman bermain di sini, ada pula pemain baru yang akan sangat bersemangat untuk menang,” ujar legenda tenis AS itu.
Jadwal Hari ke-1
Tim Eropa vs Tim Dunia
Casper Ruud vs Reilly Opelka
Matteo Berrettini vs Felix Auger-Aliassime
Andrey Rublev vs Diego Schwartzman
Berrettini/Alexander Zverev vs John Isner/Denis Shapovalov
Peraturan
- Setiap hari terdiri atas tiga pertandingan tunggal dan satu ganda.
- Pertandingan menggunakan format best of three sets dan 10 poin tiebreak di set ketiga.
- Setiap pemain harus tampil setidaknya dalam satu pertandingan tunggal dalam dua hari pertama.
- Tidak boleh ada pemain yang bermain lebih dari dua kali pada nomor tunggal dalam tiga hari pertandingan.
- Setidaknya empat dari enam pemain dalam tim harus bermain ganda. Setiap nomor ganda harus menampilkan pasangan berbeda, kecuali pada pertandingan penentuan pada hari ketiga jika terjadi poin imbang 12-12.
- Setiap pertandingan hari pertama memperebutkan satu poin, lalu dua poin pada hari kedua, dan tiga poin pada hari ketiga.